Ikuti Kami

Khazanah

Toleransi Tidak Terbatas untuk Non-Muslim

Toleransi Tidak Terbatas untuk Non-Muslim

BincangMuslimah.Com- Meskipun dunia sering memandang Indonesia sebagai bangsa yang sangat toleran dengan keragaman budaya dan agama, kenyataannya ketegangan antar kelompok masih menjadi tantangan yang harus masyarakat. Memiliki penduduk mayoritas muslim yang sarat dengan ajaran toleransinya (tasamuh), tetapi realitas sosial menunjukkan bahwa fenomena intoleransi sesama muslim bahkan lebih sering terjadi, meski tidak secara terang-terangkan atau kekerasan yang signifikan.

Perbedaan mazhab dan pandangan ini yang menyebabkan kegaduhan dan konflik sesama umat. Seperti beberapa kelompok yang berbeda dalam pandangan dan praktik ajaran. Mereka menunjukkan sentimen negatif atau bahkan tindakan opresif terhadap yang tidak sealiran.

Adapun tantangan yang lebih signifikan adalah dari kelompok ekstremis yang mengklaim memiliki pemahaman yang lebih benar tentang Islam. Kadang pula menilai kelompok muslim lain sebagai “sesat” atau tidak sesuai ajaran Islam. Mereka berusaha merekrut anggota dan mengkambinghitamkan umat bahkan sampai pada tindakan membunuh atas nama jihad.

Dengan demikian, agenda membangun toleransi haruslah dimulai dengan membangun toleransi antar umat seagama. Toleransi tidak berarti pendangkalan agama, justru menjalankan pesan agama yang mengajarkan untuk hidup saling menghargai, meskipun berbeda pandangan dan praktik keagamaan.

Sebab toleransi terhadap sesama muslim telah Rasulullah tegaskan jauh-jauh hari dalam hadis riwayat Abi Musa.

الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Hubungan orang mukmin dengan orang mukmin yang lain bagaikan satu bangunan yang saling memperkokoh satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada momentum hari toleransi ini merupakan kesempatan untuk kembali mengingat bagaimana Rasulullah dan para sahabatnya memperlihatkan toleransi kepada umat Muslim di masa sekarang. Salah satu contohnya dapat dilihat pada peristiwa yang terjadi antara kaum Anshar (penduduk Madinah) dan kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Makkah).

Baca Juga:  Persahabatan Antara Aisyah dan Perempuan Yahudi

Teladan Toleransi dari Kaum Anshar

Pada awal kedatangan kaum Muhajirin di Madinah, kaum Anshar telah menunjukupkan sikap toleransi mereka. Dengan hati yang terbukan orang-orang Anshr menyambut umat Islam dari Makkah tanpa ada rasa iri atau permusuhan meskipun mereka memiliki hak atas harta dan sumber daya di Madinah.

Dalam beberapa peperangan kita juga melihat bagaimana kaum Anshar ridha ketika sejumlah harta rampasan perang (ghanimah) dibagikan kepada para sahabat Muhajirin. Meskipun mereka memiliki hak atas bagian dari ghanimah, mereka menunjukkan sikap yang penuh toleransi dan rasa persaudaraan dengan memberikan bagian mereka kepada kaum Muhajirin yang lebih membutuhkan.

Seperti dalam sebuah momen yang sangat mengesankan, salah seorang sahabat Ansar dengan tulus berkata kepada Rasul, “Ya Rasalullah, sesungguhnya kami akan memberikan apa yang menjadi bagian kami kepada saudara-saudara kami dari kaum Muhajirin. Kami ingin supaya mereka dapat tinggal dan hidup dengan nyaman di sini, sementara kami siap menerima segala kesulitan.”

Teladan sikap mereka menunjukkan bahwa sesama muslim harus saling menghargai dan mendahulukan kepentingan orang lain yang lebih membutuhkan. Rasulullab sangat mengapresiasi sikap mulia ini dan berdoa agar Allah memberkahi kaum Ansar atas keikhlasan mereka.

Toleransi Untuk yang Berbeda Madzhab

Selain laku Rasulullah dan para sahabat, konsep toleransi antar sesama Muslim juga terwujud dengan penghormatan terhadap perbedaan mazhab. Meskipun pada masa Rasul belum ada pembagian madzhab seperti yang kita kenal sekarang, perbedaan pendapat di kalangan para sahabat tetap terjadi. Mereka memiliki pandangan dan pemahaman yang berbeda, tetapi Rasulullah mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan tersebut.

Seperti perbedaan pendapat para sahabat dalam memahami perintah Rasulullah, “Jangan ada seorang pun dari kalian yang mengerjakan shalat ashar sebelum tiba di perkampungan Bani Quraizhah,”. Namun siapa sangka, waktu ashar akan habis di tengah perjalanan. Menyikapi kondisi tersebut, sahabat tidak menemukan satu kata mufakat. Sebagian dari mereka keukeh dengan instruksi Nabi, sebagian yang lain salat di perjalanan. (HR. Muslim)

Baca Juga:  Ajaran Alquran tentang Toleransi dalam Surat Yunus

Kala itu Rasulullah tidak menyalahkan salah satu dari kedua kelompok sahabat yang memahami sabdanya. Hal ini mengandung sebuah pengetahuan, yaitu diperbolehkan untuk berijtihad dalam persoalan (furu’iyah) dan keniscayaan perbedaan pendapat di dalamnya. Ini juga mengajarkan kepada setiap Muslim bahwa boleh memilih hasil ijtihad yang sesuai dengan tuntutan zaman dan kemaslahatan mereka masing-masing. Inilah salah satu wujud rahmat Allah bagi hamba-hamba-Nya di setiap tempat dan zaman. Wallah a’lam.[]

Rekomendasi

memberi daging kurban nonmuslim memberi daging kurban nonmuslim

Hukum Menerima Bantuan dari Non Muslim Saat Bencana

islamophobia islamophobia

Lagi-lagi Timbul Islamophobia?

ahmadiyah MUI rumah ibadah ahmadiyah MUI rumah ibadah

Ahmadiyah; Peneliti Usulkan MUI Keluarkan Fatwa Larangan Merusak Rumah Ibadah

Menyikapi Perbedaan dan Keragaman Di Indonesia Dalam Bingkai Islam Menyikapi Perbedaan dan Keragaman Di Indonesia Dalam Bingkai Islam

Menyikapi Perbedaan dan Keragaman Di Indonesia Dalam Bingkai Islam

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

Rosita Istiawan: Perempuan yang Menyulap Lahan Kritis Menjadi Lahan Organik Rosita Istiawan: Perempuan yang Menyulap Lahan Kritis Menjadi Lahan Organik

Rosita Istiawan: Perempuan yang Menyulap Lahan Kritis Menjadi Lahan Organik

Muslimah Talk

Ekofeminisme tafsir Saleh Darat Ekofeminisme tafsir Saleh Darat

Nilai-nilai Ekofeminisme dalam Tafsir Kyai Saleh Darat

Kajian

Fikih Kebencanaan : Bagaimana Salat saat Situasi Bencana Alam? Fikih Kebencanaan : Bagaimana Salat saat Situasi Bencana Alam?

Fikih Kebencanaan : Bagaimana Salat saat Situasi Bencana Alam?

Kajian

Nyi Mas Siti Soepiah Nyi Mas Siti Soepiah

Nyi Mas Siti Soepiah: Pelopor Ilmu Kebidanan Modern di Jawa Barat

Khazanah

Kiat-Kiat dalam Melestarikan Lingkungan Kiat-Kiat dalam Melestarikan Lingkungan

Peran Perempuan sebagai Penyelamat Bumi yang Sekarat 

Muslimah Talk

Sha;at saat gempa Sha;at saat gempa

Shalat saat Gempa, Lanjutkan atau Selamatkan Diri?

Kajian

Berikut Keutamaan Memberi Bantuan Kepada Korban Bencana Alam! Berikut Keutamaan Memberi Bantuan Kepada Korban Bencana Alam!

Berikut Keutamaan Memberi Bantuan Kepada Korban Bencana Alam!

Muslimah Talk

pelestarian lingkungan alquran hadis pelestarian lingkungan alquran hadis

Upaya Pelestarian Lingkungan dalam Alquran dan Hadis

Kajian

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Connect