BincangMuslimah.Com- Tafsir surah al-Ahzab ayat 21, menerangkan bahwa kehadiran Rasulullah saw adalah untuk menjadi teladan bagi setiap manusia. Rasul dengan segala kesempurnaannya tidaklah dihadirkan hanya sebagai sosok yang harus dikagumi. Akan tetapi, beliau saw merupakan representasi puncak kesempurnaan manusia yang harus diteladani dan diikuti.
Berbagai ayat, hadis, dan juga atsar telah menceritakan bahwa Rasulullah merupakan manusia dan hamba terbaik. Di mata masyarakatnya, beliau adalah sosok pemimpin terbaik. Dalam keluarga dan rumah tangganya, Rasul merupakan kakek, ayah, dan suami terbaik. Rasulullah adalah yang terbaik diantara orang-orang terbaik.
Berkat keluhuran budi dan kompetensi yang dimilikinya itu, Rasul Muhammad tidak hanya diakui dan dikagumi oleh umat Islam. Seperti salah satunya Michael H. Hart, seorang ahli sejarah dan penulis yang beragama Yahudi pernah mengatakan dalam bukunya, The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, bahwa Rasulullah adalah tokoh paling berpengaruh di urutan pertama sepanjang sejarah manusia.
Dalam Alquran sendiri sebagaimana telah disebutkan diatas, Allah dengan firman-Nya menegaskan,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Q.S. al-Ahzab [33]: 21)
Teladan dalam Setiap Aspek Kehidupan
Syekh Wahbah al-Zuhaili menerangkan ayat yang mulia ini berisi perintah dari Allah supaya umat manusia mencontoh, meniru dan meneladani Rasulullah dalam setiap laku kehidupan. Baik dalam ucapan, perbuatan, dan hal ihwal beliau, dalam kesabaran, ketabahan, ketegaran, keberanian, kesungguhan dan perjuangan beliau, serta dalam sikap optimis menanti pertolongan dari Allah. (Tafsir al-Munir 11/295)
Menurut Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi, dahulu ketika Rasulullah hidup di tengah-tengah sahabat, beliau adalah orang pertama yang melakukan suatu kebaikan sebelum ia memerintahkan kepada yang lain. Oleh karenanya, sahabat akan mengambil referensi atas segala pekerjaan, tindakan, dan ucapan dari beliau saw.
Ayat ini menjadi salah satu pokok agung perihal meneladani Rasulullah dalam setiap pekerjaan, ucapan, tingkah laku dan lainnya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan semua manusia untuk menjadikannya sebagai teladan.
Senada dengan pendapat sebelumnya, Ibnu Katsir mengatakan bahwa Rasulullah menjadi sumber teladan yang agung dalam tutur katanya, perbuatan, dan perilakunya. Sementara Imam al-Qurthubi mengemukakan bahwa dalam perihal agama, keteladanan itu merupakan kewajiban, tetapi dalam soal-soal keduniaan maka ia merupakan anjuran.
Dari sini kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah dengan segala perkataan dan perilakunya mencerminkan kualitas moral yang tinggi. Meneladani Rasulullah berarti mengikuti ajaran beliau tentang kesopanan, kejujuran, kesabaran, dan kelembutan. Akhlak beliau dalam menghadapi berbagai situasi, baik dalam kehidupan pribadi maupun publik, merupakan pedoman praktis bagi setiap manusia khususnya umat Islam dalam berinteraksi dengan sesama.
Harapan Terhadap Rahmat Allah dan Kehidupan Akhirat
Ulama tafsir menyatakan bahwa mengikuti teladan Rasulullah sangat penting bagi mereka yang mengharap rahmat Allah dan kehidupan akhirat yang baik. Ini menunjukkan bahwa meneladani Rasulullah bukan hanya tentang meniru perbuatan beliau, tetapi juga tentang memahami dan menginternalisasi nilai-nilai spiritual yang beliau ajarkan. Di mana pada akhirnya akan membawa kita lebih dekat kepada Allah dan meraih kebahagiaan akhirat.
Rasulullah di setiap waktunya selalu berdzikir dan mengingat Allah, dan ini merupakan aspek penting dari kehidupan beliau yang harus kita teladani. Dalam ayat 21 surah al-Ahzab, banyak menyebut Allah merupakan bentuk dzikir yang memperkuat hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Akhir kata, meneladani Rasulullah berarti menjadikan dzikir dan ibadah sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Di samping itu juga meneladaninya dalam tindakan kita sehari-hari, termasuk di antaranya bersungguh-sungguh dan ikhlas dalam pekerjaan, perhatian terhadap keluarga, dan cara kita berinteraksi dengan masyarakat. Wallah Muwaffiq ila Aqwami at-Thariq.[]