BincangMuslimah.Com – Alkisah dahulu kala hidup seorang perempuan cantik di tengah-tengah Bani Israil. Kisah ini dikisahkan oleh Ibnu Qudamah al-Muqaddasi dalam kitab Qishash al-Tawwabin (Kisah orang-orang yang bertaubat).
Perempuan tersebut adalah pelacur yang terkenal dengan keanggunan dan kecantikan rupanya. Perempuan itu memiliki standar tinggi, tidak ada yang bisa mendekatinya, kecuali ia membawa 100 dinar.
Suatu hari, ada seorang ahli ibadah yang selalu mengisi sehari-harinya dengan ibadah. Ia tidak sengaja bertemu dan melihat perempuan tersebut, kecantikannya membuat sang ahli ibadah itu takjub dan terpana.
Lalu ahli ibadah tersebut bekerja mencari uang dengan kedua tangannya, ia membuat dan menjual kain tenun. Hingga akhirnya ia bisa mengumpulkan 100 dinar. Setelah itu ia segera menemui perempuan tersebut.
“Sungguh Engkau telah membuatku takjub dan terpana. Karena itu aku pergi bekerja mengumpulkan uang, aku membuat dan menjual kain tenun, hingga aku bisa mengumpulkan 100 dinar ini,” ujar sang ahli ibadah tersebut.
Perempuan itu menatap sang laki-laki, lalu berkata, “Masuklah!”
Maka masuklah sang ahli ibadah tersebut ke dalam rumah pelacur cantik itu. Perempuan itu memiliki kasur yang terbuat dari benang emas. Perempuan itu lalu duduk di atas kasurnya, kemudian berkata, “Mendekatlah.”
Namun tatkala sang ahli ibadah tersebut telah duduk dan hendak melakukan hubungan intim dengan pelacur tersebut, ia tiba-tiba teringat Allah dan bahwa Dia akan selalu menyaksikan perbuatannya. Laki-laki tersebut seketika gemetar dan merasa takut.
Si ahli ibadah tersebut berkata, “Tinggalkan aku, aku mau keluar dan buatmu saja 100 dinar ini.”
Perempuan itu heran dengan penolakan sang ahli ibadah. “Apa yang terjadi padamu tiba-tiba? bukankah kau telah bertekad ketika melihatku, kau terpesona padaku hingga kau berusaha mendapatkan 100 dinar setelah bekerja keras. Lalu setelah kau akhirnya bisa mendapatkanku, kenapa kau melakukan ini?,” heran sang pelacur itu.
“Aku takut kepada Allah, dan bagaimana aku nanti menghadap-Nya? kenapa kamu marah kepadaku? Sungguh engkau orang yang paling menjengkelkan,” jawab Laki-laki ahli Ibadah itu.
Perempuan itu tertegun dan berkata, “Benarkah apa yang kau ucapkan, apakah kamu jujur? Jika kau jujur, maka tidaklah ada laki-laki yang ingin aku jadikan suami selain kamu.”
“Tinggalkan aku, aku ingin keluar dari sini dan pergi!” kata laki-laki itu.
“Tidak, sampai kau setuju untuk memperistriku.” tegas sang pelacur tersebut.
“Tidak, sampai aku keluar dari sini.” katanya lagi.
“Baiklah, tapi jika nanti aku mendatangimu, apakah kamu mau menikahiku?” tanyanya.
“Mungkin,” kata ahli ibadah itu. Kemudian ia memakai kembali bajunya dan mengancingkannya kembali. Laki-laki itu lalu bergegas pulang ke negaranya. Sepanjang perjalanan ia menyesali dan menangisi perbuatan yang telah ia lakukan, demikianlah hingga ia sampai ke tempat tinggalnya.
Hari berganti hari, pelacur cantik itu masih teringat kejadian dengan laki-laki ahli ibadah tempo hari ia temui. Akhirnya, perempuan tersebut benar-benar mencari tempat tinggal sang ahli ibadah hingga sampailah ia di suatu daerah.
Ia menanyakan penduduk di sana tentang sang ahli ibadah dan letak rumahnya. Lalu seseorang yang mengenal sang ahli ibadah menunjukkan dimana sang ahli ibadah tersebut berada dan mengantarkan perempuan itu padanya.
Orang tersebut berkata kepada si ahli ibadah, “hai fulan, ada malaikat cantik yang mendatangimu.”
Melihat perempuan tersebut, sang ahli ibadah menangis dengan keras karna terkejut hingga ia meninggal dan jatuh tersungkur di depan perempuan cantik itu.
“Kenapa kau meninggalkanku,” dalam tangis perempuan itu lalu bertanya, “Apakah laki-laki ini memiliki saudara/kerabat?”
“Saudaranya adalah laki-laki fakir miskin,” jawab orang yang tadi mengantarkannya.
“Maka aku akan menikahinya karna cintaku kepada saudara laki-lakinya ini.” Lalu menikahlah perempuan tersebut dengannya. Dari pernikahan keduanya, Allah SWT mengaruniai tujuh putra, yang mana tujuh putra mereka merupakan nabi pada masa Bani Israil.