Ikuti Kami

Keluarga

Parenting Islami: Peran Ibu dalam Pembaruan Pendidikan di Masa Pandemi

Cara Mendidik Anak Islam
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Pendidikan harus berperan sentral dalam menyemai adab atau attitude dalam diri seorang peserta didik, yang mencakup unsur pengetahuan (al-‘ilm), instruksi (at-ta’lim), dan pembinaan karakter (at-tarbiyah). Demikianlah pendapat Syed M. Naquib al-Attas yang dikutip oleh KH. Tholhah Hasan dalam salah satu tulisannya, Nilai Islam sebagai Akar Pendidikan Masa Depan (Bangkit, Mei 2016).

Berdasarkan perspektif pengembangan sumber daya manusia, beliau lalu menyatakan ada beberapa hal pokok yang patut diperhatikan dalam langkah pembaharuan pendidikan. Pertama, output pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan nyata yang dihadapi bangsa, baik dalam hal wawasan, kemampuan, keterampilan, maupun kepribadian. Kedua, peserta didik harus dapat menunjukkan kemampuan nyata dalam dunia kerja yang berkarakter realistis dan pragmatis.

Ketiga, mutu pendidikan tidak hanya diukur berdasarkan kriteria internal, tetapi juga eksternal. Keempat, apresiasi masyarakat terhadap pendidikan akan terus meningkat, sehingga pendidikan harus lebih berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Kelima, nilai-nilai religius—seperti kesalehan, kesabaran, dan keberanian—harus terus disemai dan ditanamkan.

Pada masa pandemi seperti sekarang, geliat pendidikan—terutama proses pendidikan dan pengajaran di sekolah—mengalami dampak buruk. Guru dan murid yang biasanya bertatap muka di kelas saat ini harus dengan berat hati menunda. Anak-anak yang biasanya selagi ada waktu senggang mengunjungi perpustakaan sekolah saat ini harus mencari alternatif lain dengan membaca buku di rumah. Peran guru yang sangat vital sebagai ikon “yang digugu dan ditiru” oleh karenanya tidak terpenuhi maksimal, berpindah tangan sepenuhnya kepada orang tua.

Di rumah sering kali anak banyak menghabiskan waktunya dengan bermain gawai, bukan hanya untuk belajar melainkan juga untuk bersenang-senang. Pengawasan orang tua sangat dibutuhkan dalam hal ini. Mulai dari proses pendidikan hingga pengawasan anak selama pandemi kini berada di tangan orang tua secara penuh, terutama di tangan seorang ibu, meskipun tetap keduanya memiliki tanggung jawab yang sama.

Baca Juga:  Parenting Islami: Apa Saja Bentuk Kekerasan pada Anak?

Buya Husein Muhammad mengutip perkataan Syekh al-Ghazali dalam karyanya, as- Sunnah an-Nabawiyyah baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadits, menyatakan bahwa seorang ibu merupakan semilir angin sejuk yang mengembuskan kenyamanan dan kasih sayang ke seluruh ruang-ruang rumahnya. Maka peran Ibu sangat berpengaruh dalam pembentukan manusia yang baik dan sehat lahir batin.

Bagi seorang ibu yang juga bekerja, banyak kesulitan yang ia alami karena selama pandemi ini bebannya bertambah hingga tiga perempat bagian dari pekerjaan rumah. Namun demikian, ibu tetap tangguh menjadi garda terdepan pendidikan anak selama di rumah. Dalam hal ini, seorang ibu memiliki kapabilitas untuk melakukan pembaharuan dengan menginisasi hal-hal kecil di rumah.

Jika bertolak dari kriteria yang disebutkan KH. Tholhah Hasan di atas, ada beberapa poin yang dapat diselaraskan dengan keadaan saat ini, yang dapat diimplementasikan ibu dalam rangka pembaharuan pendidikan. Di antaranya:

Pertama, mendampingi anak dalam penggunaan internet dan gawai dengan bijak. Ibu dalam hal ini dapat mengarahkan anak untuk melakukan hal yang bermanfaat dengan media internet, seperti melatih anak untuk sedikit demi sedikit membuat desain visual yang menarik saat mengerjakan tugas atau mencatat pelajaran sekolah. Hal ini akan berguna baginya sebagai soft skill yang kelak dapat ia aplikasikan lagi sewaktu-waktu atau ketika ia memasuki dunia kerja.

Kedua, membiasakan anak memiliki karakter yang baik mulai dari hal-hal kecil, seperti mengucapkan “tolong” saat meminta bantuan dan “terima kasih” saat menerima sesuatu, atau “maaf” saat melakukan kesalahan. Karakter seperti tanggung jawab, keberanian, dan kesopanan juga dapat diajarkan melalui pendekatan-pendekatan kecil saat anak mengerjakan tugas sekolah. Seperti memperingati anak untuk tidak bermain sebelum pekerjaan rumahnya selesai, dan membiasakan anak untuk menerima konsekuensi saat ia melalaikan nasehat orang tuanya.

Baca Juga:  Pentingnya Sifat Qana’ah Dalam Mewujudkan Keluarga Harmonis

Ketiga, mengevaluasi hasil belajar anak selama daring di rumah dengan meminta anak menceritakan pengalaman belajarnya, atau juga memantau perkembangan tugas-tugasnya dengan aktif. Jika anak memiliki pencapaian yang baik, tidak berlebihan jika ibu memberinya penghargaan berupa hadiah tertentu yang mendukung perkembangan potensi dan minat bakat anak. Hal ini tentu akan semakin memotivasi anak dan memicu semangatnya dalam belajar.

Keempat, berpartisipasi dalam pemantauan kegiatan belajar dengan memerhatikan sejauh mana efektivitas sekolah dalam meyediakan sistem pembelajaran daring. Jika ada sesuatu yang dinilai belum maksimal, ibu dapat mengajukan kritik dan saran untuk perbaikan sistem kepada pihak sekolah, supaya proses pembelajaran dapat semakin membaik. Dengan adanya komunikasi dengan pihak sekolah, kualitas lembaga pendidikan juga akan semakin membaik.

Kelima, dan menjadi poin yang paling krusial, adalah peran ibu dan bapak sebagai teladan bagi anak-anaknya. Layaknya guru, ibu dan bapak juga merupakan figure yang digugu dan ditiru oleh anak. Keempat poin di atas agaknya akan sia-sia saja jika orang tua tidak memosisikan diri sebagai seseorang yang dicontoh putra-putrinya. Di sisi lain, tentu saja tanggung jawab pendidikan anak ada pada kedua orang tua, artinya, peran ibu dalam hal ini juga sangat memerlukan sinergi yang baik dalam eksekusinya.

Rekomendasi

Cara Mendidik Anak Islam Cara Mendidik Anak Islam

Enam Cara Mendidik Anak dalam Islam

Keterampilan sosial dimiliki anak Keterampilan sosial dimiliki anak

4 Keterampilan Sosial yang Harus Dimiliki Oleh Anak

mengkritik anak depan umum mengkritik anak depan umum

Mengkritik Anak di Depan Umum Adalah Bentuk Kekerasan

Pendidikan akhlak anak Pendidikan akhlak anak

Nilai Pendidikan Akhlak bagi Anak Menurut Syeikh Nawawi al-Bantani

Saat ini perempuan asal Bandung tengah menyelesaikan Kuliahnya di UIN Sunan Kalijaga. Serta tergabung dalam komunitas Puan Menulis

Komentari

Komentari

Terbaru

Mengapa Masih Ada Maksiat Di Bulan Ramadhan Padahal Setan Dibelenggu?

Kajian

Menghirup Asap Rokok Puasa Menghirup Asap Rokok Puasa

Batalkah Menghirup Asap Rokok Saat Puasa?

Kajian

Pesan Stiker Makanan Puasa Pesan Stiker Makanan Puasa

Hukum Kirim Pesan Stiker Makanan Saat Puasa

Kajian

Melaksanakan I'tikaf di Rumah Melaksanakan I'tikaf di Rumah

Bolehkah Melaksanakan I’tikaf di Rumah ?

Kajian

mamah dedeh pendakwah perempuan mamah dedeh pendakwah perempuan

Mamah Dedeh, Pendakwah Legendaris Perempuan

Khazanah

Mengupil Bisa Membatalkan Puasa Mengupil Bisa Membatalkan Puasa

Apakah Mengupil Bisa Membatalkan Puasa?

Kajian

Lagu Religi Tentang Ramadhan Lagu Religi Tentang Ramadhan

Tujuh Lagu Religi Tentang Ramadhan

Khazanah

Membatalkan Shalat Karena Gempa Membatalkan Shalat Karena Gempa

Tanya Ustazah: Bolehkah Shalat Tarawih 8 Rakaat dengan 2 Kali Salam?

Kajian

Trending

perempuan tulang punggung keluarga perempuan tulang punggung keluarga

Dua Pahala yang Dijanjikan untuk Perempuan yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kajian

istihadhah shalat sunah fardhu istihadhah shalat sunah fardhu

Bolehkah Perempuan Istihadhah Shalat Sunah dengan Wudhu Shalat Fardhu?

Ibadah

perempuan tulang rusuk laki-laki perempuan tulang rusuk laki-laki

Tafsir An-Nisa Ayat 1; Benarkah Perempuan Berasal dari Tulang Rusuk Laki-laki?

Kajian

Benarkah Janin yang Gugur Menjadi Syafaat Bagi Orang Tuanya Kelak?

Kajian

Memberi nama baik bayi Memberi nama baik bayi

Mengapa Disunnahkan Memberi Nama yang Baik untuk Bayi?

Ibadah

Lima Hak Anak yang Harus Ditunaikan Orang Tua

Keluarga

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Pendarahan Sebelum Melahirkan, Apakah Termasuk Nifas?

Kajian

Dalil Kewajiban Puasa Ramadhan dalam Al-Qur’an dan Hadis

Ibadah

Connect