BincangMuslimah.Com – Rasulullah telah memberikan teladan dalam segala aspek kehidupan kita termasuk kaitannya dengan kehidupan rumah tangga. Banyak riwayat yang mengisahkan bahwa beliau saw. tidak pernah malu mengekspresikan bahasa cinta kepada istrinya. Hal itu nyatanya dapat menjadi kunci harmonis dalam sebuah relasi pernikahan. Tulisan ini akan membahas bagaimana bahasa cinta atau love language yang diterapkan Rasulullah dalam rumah tangganya.
Gary Chapman dalam bukunya The Five Love Language menerangkan bahwa manusia memiliki kecenderungan bahasa kasih yang berbeda-beda. Kelima bahasa itu meliputi sentuhan fisik (physical touch), ungkapan afirmatif (words of affirmation), kebersamaan (quality time), hadiah (receiving gift), dan pelayanan (acts of service). Dikatakan dengan memahami pasangan berdasar bahasa kasihnya dapat menjaga ritme hubungan pernikahan akan tetap hangat.
Physical Touch
Sentuhan merupakan cara yang jitu dalam mengekspresikan cinta kepada pasangan. Dengan itu, seseorang akan merasa nyaman dalam mencintai pasangan mereka. Sebagaimana Rasulullah saw. suatu saat pernah mendatangi istrinya, Sayyidah Shafiyah yang sedang menangis sesenggukan karena menerima ejekan dari Sayyidah Aisyah. Rasulullah kemudian mendatanginya dan menghibur istrinya. Dengan lembut beliau mengusap air mata yang jatuh di wajah Shafiyah.
Begitu pula saat bersama Sayyidah Aisyah, Rasulullah sering melakukan dan menerima physical touch sebagai bentuk ekspresi rasa kasihnya. Aisyah juga bercerita bahwa Nabi pernah tidur di pangkuannya saat dia sedang haid dan menciumnya saat keduanya sedang berpuasa. Dan diriwayatkan dari Urwah az-Zubair, ia pernah mendengar Aisyah mengatakan, bahwa Nabi saw biasa mencium istrinya, kemudian beliau keluar untuk salat dan tidak berwudu lagi. (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majjah)
Words of Affirmation
Words of affirmation ini merupakan bahasa cinta yang diungkapkan dengan kata-kata. Seperti yang terkenal, Sayyidah Aisyah mendapatkan panggilan sayang humaira dari Rasulullah. Humaira sendiri merupakan bentuk kecil (tasghir) dari kata Hamra yang berarti putih kemerah-merahan. Dalam budaya Arab, panggilan semacam itu adalah panggilan sayang.
Selain itu, Rasulullah terkadang juga menyapa Aisyah dengan ‘Aisy, dengan gaya bahasa tarkhim—membuang huruf terakhir untuk menunjukkan kemanjaan dan kesayangan. Ketika Aisyah marah, Rasulullah mencubit hidungnya dan menyapanya dengan Uways, isim tasghir dari kata Aisyah. Rasulullah saw. sengaja memanggilnya dengan panggilan khas tersebut dalam rangka untuk membuat istrinya senang dan merasa diperlakukan dengan sikap penuh perhatian.
Quality Time
Rasulullah mengajarkan bahwa dengan menghabiskan waktu bersama pasangan merupakan momen yang istimewa. Beliau pernah berkata, “Tidak ada hiburan yang berharga kecuali tiga hal, yaitu berkuda, bersenda gurau dengan istri, dan memanah.” (HR. Abu Dawud, Majah, dan Baihaqi)
Sebagaimana kita tahu, Rasulullah sering mengajak Sayyidah Aisyah bermain-main. Beliau mencari waktu untuk pergi ke gurun dan melakukan balapan dengan Sayyidah Aisyah. Sayyidah Aisyah mengejar Rasulullah dan setelah kelelahan, Rasulullah mengajar Sayyidah Aisyah. Suatu kali, beliau juga pernah menggendong istrinya itu dan mengajaknya menonton pentas tari yang dimainkan Bani Arfadah pada hari raya.
Receiving Gift
Dalam sebuah hadis,Rasulullah saw bersabda bahwa saling memberi hadiah merupakan bentuk rasa cinta dan kasih sehingga Rasulullah menganjurkan melakulan itu khususnya kepada pasangan kita sebagai orang terdekat dalam hidup kita. “Hendaknya kalian saling memberi hadiah niscaya kalian saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Banyak riwayat yang menyatakan bahwa Rasul sering mengirim hadiah kepada keluarganya, beliau juga selalu setia terhadap istrinya, sebagaimana dikisahkan ketika Sayyidah Khadijah telah wafat, Rasulullah memberi hadiah kepada teman-teman Sayyidah Khadijah sebagai sedekah bagi istrinya tersebut. AlasanRasulullah melakukan itu adalah karena beliau sangat mengasihi Sayyidah Khadijah.
Acts of Service
Acts of service menjadi bahasa cinta yang bisa diekspresikan dengan memberikan pelayanan kepada pasangan dan meringankan beban pasangan seperti membantu pekerjaan rumah tangga. Sebagaimana Rasulullah tak segan menyibukkan diri dalam melayani keluarganya. Terekam dalam atsar, ketika Sayyidah Aisyah ditanya seorang sahabat tentang apa yang dikerjakan Rasulullah pada keluarganya, Aisyah pun menjawab: “Beliau membantu pekerjaan keluarganya, kemudian apabila waktu shalat tiba, beliau keluar.” (HR. Bukhari)
Aisyah juga bercerita terkadang beliau minta disisirkan atau istrinya sendiri yang berinisitaif menyisir rambut Rasulullah. Act of service Rasulullah juga pernah ditunjukkan kepada istrinya yang lain. Diriwayatkan, “Bahwasanya Rasulullah duduk di sisi untanya. Kemudian Beliau meletakan lututnya, lalu Sayyidah Shafiyah meletakkan kakinya di atas lutut Rasulullah saw hingga ia naik ke unta.” (HR. Muslim)
Sayyidah Shafiyah juga bercerita ketika Rasul sedang beritikaf. Kemudian dia mendatangi beliau dan menjenguknya pada malam hari. Ketika ia hendak berdiri kembali, beliau ikut berdiri bersama untuk mengantar (menemani Shafiyah sampai ke pintu), dan beliau berkata: “Jangan terburu-buru hingga aku mengantarmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikian indah perilaku yang dicontohkan Rasulullah kepada istrinya. Ini dapat menjadi teladan bagi kita sebagai usaha untuk memperkuat relasi pernikahan agar tetap harmonis, yaitu dengan meniru love language bahasa cinta Rasullulah. Beberapa teladan Rasulullah di atas menunjukkan bahwa untuk menunjukkan perasaan cinta tidak perlu susah payah, cukup dengan hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.[]
1 Comment