BincangMuslimah.Com – Berangkat haji ke tanah suci merupakan impian setiap muslim. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi seluruh umat Islam yang mampu menjalankannya. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Ali Imran ayat 97:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِين
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) siapa yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali Imran: 97).
Dibalik kewajibannya, ada beberapa keutamaan ibadah haji yang dapat diperoleh oleh orang yang melaksanakannya berdasarkan hadis Rasulullah. Berikut penjelasannya:
7 Keutaman Ibadah Haji dalam Hadis Nabi Saw.
Pertama, penghapus dosa bagi mereka jamaah haji yang tidak bermaksiat. Hal ini sebagaimana hadis;
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. beliau bersabda ‘Siapa saja yang berhaji, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat dosa, niscaya ia pulang (suci) seperti hari dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, surga bagi mereka yang hajinya mabrur. Keterangan ini berdasarkan hadis:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
Artinya: “Dari Abu Hurairah Ra ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda ‘Umrah ke umrah merupakan kafarah (dosa) di antara keduanya. Sedangkan haji mabrur tiada balasan baginya kecuali surga’.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketiga, doanya Mustajab. Sebagaimana hadis:
وَرَوَى البيهقي عن أنسٍ مَرفُوعاً: الحَاج ُوالعمار وَفدُ الله تعالى، دَعَاهُمْ فأجابوهُ، وَسَألُوهُ فأعطاهم
Artinya: “Imam Baihaqi meriwayatkan dari Sayyidina Anas secara marfu`; ‘‘Jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Allah memanggil mereka, lalu mereka memenuhi panggilan-Nya dan mereka meminta kepada-Nya, lalu Allah memberikan permintaan mereka’.” (HR.Al-Baihaqi).
Keempat, terbukanya ampunan dosa dari Allah Swt. Sebagaimana hadis;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ :عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللَّهِ إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ وَإِنْ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ
Artinya: Dari sahabat Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Jika mereka berdoa, Allah memenuhi permintaan mereka dan jika mereka meminta ampun kepada-Nya, niscaya Allah mengampuni mereka. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Kelima, jaminan bebas dari hisab pada hari kiamat. Sebagaimana hadis;
وعن عائشة مرفوعًا: من خرج في هذا الوجه لحج أو عمرة فمات لم يعرض ولم يحاسب، وقيل له: أدخل الجنة!
Artinya; Dari Sayyidah Aisyah secara marfu`; ‘Barangsiapa berangkat haji atau umrah dengan jalan ini, lalu meninggal dunia maka ia tidak akan ditampakkan dan tidak dihisab, dan dikatakan kepadanya “masuklah ke surga”. (HR. At-Thabrani dan Al-Baihaqi).
Keenam, diterimanya ampunan orang yang dimintakan ampun oleh orang yang berhaji. Sebagaimana hadist;
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْحَاجِّ وَلِمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُ الْحَاجُّ
Artinya; “Rasulullah Saw bersabda; ‘Ya Allah, ampunilah jamaah haji dan orang yang dimintakan ampun oleh jamaah tersebut. (HR. Al-Hakim).
Ketujuh, Jika meninggal di tengah proses haji maka dibangkitkan dengan kondisi bertalbiyah. Sebagaimana hadist;
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ ” بَيْنَمَا رَجُلٌ وَاقِفٌ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَةَ إذْ وَقَعَ مِنْ راحلته فأقعصته أو قال فأقصعته أو قال فأقعصته فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْنِ وَلَا تَخِيطُوهُ وَلَا تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَبْعَثُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا
Artinya: Dari Ibnu Abbas RA. Beliau berkata; ‘suatu ketika ada seorang laki-laki wukuf bersama Rasulullah Saw di Arafah, lalu orang tersebut jatuh dari kendaraanya hingga kendaraannya membuat orang tersebut meninggal dunia. Lalu Rasulullah Saw bersabda “Mandikan dia dengan air dicampur daun bidara, kafani dia dengan dua lapis kain (yang dia kenakan untuk ihram), jangan jahit, dan jangan tutup kepalanya, karena Allah Swt akan membangkitkannya pada hari kiamat seraya ber-talbiyah. (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikian penjelasan mengenai 7 keutamaan ibadah haji dalam hadis Rasulullah saw. Semoga bermanfaat, Wallahu a`lam.
1 Comment