Ikuti Kami

Kajian

Suami Boleh Saja Memukul Istri, Tapi Perhatikan Syaratnya!

mona haedari pernikahan anak kdrt

BincangMuslimah.Com – Ketika membincang keluarga, setiap pasangan pasti menginginkan adanya keharmonisan. Saling mempercayai pasangannya dan menghargai merupakan salah satu dari dua cara agar menciptakan keluarga yang harmonis. Namun sayangnya, pasti ada saja kekurangan yang terjadi sehingga apa yang diharapkan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

Seringkali kita mendengar atau membaca dari media-media betapa banyak kasus kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya dengan alasan yang bermacam-macam. Lantas bagaimana Islam menanggapi fenomena sering terjadi ini? Mari kita simak ulasan berikut ini.

Ulama bersepakat mengenai bolehnya suami memukul jika terdapat tanda-tanda nusyuz (membangkang) dari istri kepada suami. Contoh ketidak taatan istri, misalnya keluar rumah tanpa adanya ijin dari sang suami, tidak mau melayanni suami padahal tidak punya udzur (seperti haid atau sakit), atau tidak amanah menjaga harta suami dan sebagainya. (Wahbah Zuhaili, Fiqhul Islami Wa Adillatuhu, juz 9 hal. 59)

Allah swt. berfirman dalam al-qur’an yang berbunyi,

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Kaum laki-laki merupakan pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (Q.S. An Nisaa` : 34)

Baca Juga:  Hukum Melakukan Arisan Kurban

Tiga Fase Mendidik Istri

Syaikh Wahbah Zuhaili dalam kitabnya Tafsir al-Munir menafsiri ayat diatas. “Ayat ini menunjukkan bahwa suami berhak mendidik istrinya yang menampakkan gejala nusyuz dalam tiga fase secara tertib sebagai berikut:

Pertama, menasehati istri dengan lembut, agar kembali taat kepada suami, sebab menaati suami adalah wajib atas istri (lihat QS Al Baqarah [2] : 228).

Kedua, memisahkan diri dari istri di tempat tidurnya, yakni tak menggauli dan tak tidur bersama istri, namun tak boleh mendiamkan istri. Langkah kedua ini ditempuh jika tahap pertama tak berhasil.

Ketiga, memukul istri. Langkah ini dilakukan jika tahap kedua tak berhasil (Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir, juz 5 hal. 51)

Namun, meski Islam membolehkan suami memukul istrinya, Islam menetapkan pukulan itu bukan pukulan yang keras, melainkan pukulan yang ringan, yang disebut Nabi Saw. sebagai pukulan yang tidak mencedarai istri (dharban ghaira mubarrih).

Standarisasi Pukulan Yang Diperbolehkan Syari’at

Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya An-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam menjelaskan ayat tersebut dengan berkata, ”Pukulan di sini wajib berupa pukulan ringan, yaitu pukulan yang tak menimbulkan bekas dan sampai menciderai (dharban ghaira mubarrih).

Hal ini sebagaimana penafsiran Rasulullah terhadap ayat tersebut ketika pada Haji Wada’ beliau berkhutbah, “Jika mereka (istri-istri) melakukan perbuatan itu (nusyuz), maka pukullah mereka dengan pukulan yang tak menimbulkan bekas (dharban ghaira mubarrih).” (HR. Muslim, dari Jabir bin Abdullah RA). (Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham al-Ijtima’i fi  al-Islam, hal.153)

Para ulama banyak menguraikan bagaimana ukuran pukulan ringan tersebut. Pukulan itu tak boleh mengantarkan kepada luka, tak boleh sampai mematahkan tulang atau sampai merusak/mengubah daging tubuh (misal sampai memar/tersayat). (Ibnu Hazm, Al-Muhalla, juz 5 hal. 261)

Baca Juga:  Kota Bukhara: Gudang Pengetahuan Islam yang Dibakar Pasukan Jengis Khan

Pukulan itu bukan pukulan yang menyakitkan, juga harus dilakukan pada anggota tubuh yang aman, misal bahu, bukan pada anggota tubuh yang vital, misalnya perut. Jika menggunakan alat pun tak boleh alat yang besar seperti cambuk/tongkat, tapi cukup dengan siwak (semacam sikat gigi) atau yang semisalnya. (Imam Nawawi al-Bantani al-Jawi, Syarah Uqudul Lujain, hlm. 5)

Islam juga menegaskan bahwa haram hukumnya bagi suami memukul/menampar wajah istrinya. Keharaman menampar istri, sesuai dengan larangan dalam hadis Mu’awiyah al-Qusyairi Ra, ”Bahwa Nabi Saw. pernah ditanya oleh seorang laki-laki, ’Apa hak seorang istri atas suaminya?’ Nabi Saw. menjawab, ’Kamu beri dia makan jika kamu makan, kamu beri dia pakaian jika kamu berpakaian, jangan kamu pukul wajahnya, jangan kamu jelek-jelekkan dia, jangan kamu menjauhkan diri darinya kecuali masih di dalam rumah.” (HR. Abu Dawud,). (Wahbah Zuhaili, Fiqhul al-Islami wa Adillatuhu, juz 9 hal. 310)

Suami Terbaik Tak Akan Pernah Memukul

Walhasil, meskipun memukul istri itu boleh, namun yang lebih utama adalah memaafkan, yaitu tak memukul istri.  Imam Syafi’i meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda,

لن يدرب خيلركم

”Orang-orang terbaik di antara kamu, tak akan pernah memukul istrinya.” (Imam Syafi’i, Al-Umm, juz 5 hal. 1871)

Semoga bermanfaat. Wallahua’lam.

 

 

Rekomendasi

Ditulis oleh

Aktivis IKSASS (Ikatan Santri Salafiyah Syafi'iyah) Surabaya

Komentari

Komentari

Terbaru

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah Agar Terhindar Keburukan

Ibadah

mengqadha puasa orang meninggal mengqadha puasa orang meninggal

Cara Mengqadha Puasa Orang yang Sudah Meninggal

Kajian

Keutamaan Melaksanakan I’tikaf Ramadhan Keutamaan Melaksanakan I’tikaf Ramadhan

Keutamaan Melaksanakan I’tikaf di Bulan Ramadhan

Kajian

doa nuzulul quran diamalkan doa nuzulul quran diamalkan

Doa Nuzulul Quran yang Bisa Diamalkan

Ibadah

Doa Setelah Shalat Witir

Ibadah

lupa qunut shalat witir lupa qunut shalat witir

Imam Lupa Qunut Saat Shalat Witir, Wajibkah Sujud Sahwi?

Kajian

keberkahan orang makan sahur keberkahan orang makan sahur

Keberkahan untuk Orang Makan Sahur

Ibadah

kebiasaan shalat tarawih mesir kebiasaan shalat tarawih mesir

Tiga Kebiasaan Shalat Tarawih di Mesir

Kajian

Trending

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah Agar Terhindar Keburukan

Ibadah

perempuan tulang punggung keluarga perempuan tulang punggung keluarga

Dua Pahala yang Dijanjikan untuk Perempuan yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kajian

Benarkah Janin yang Gugur Menjadi Syafaat Bagi Orang Tuanya Kelak?

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Pendarahan Sebelum Melahirkan, Apakah Termasuk Nifas?

Kajian

Dalil Kewajiban Puasa Ramadhan dalam Al-Qur’an dan Hadis

Ibadah

Hijab Menurut Murtadha Muthahhari Hijab Menurut Murtadha Muthahhari

Konsep Hijab Menurut Murtadha Muthahhari

Kajian

Doa Setelah Shalat Witir

Ibadah

Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan

Zainab Fawwaz, Penggerak Pembebasan Perempuan Mesir

Khazanah

Connect