BincangMuslimah.Com – Setiap amalan yang dilakukan mempunyai hikmah dan manfaat yang dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga dengan thaharah atau bersuci. Berikut hikmah dan manfaat bersuci yang bisa dipetik:
Hikmah Bersuci
Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Orang yang terbiasa menjaga kebersihan dan kesucian akan merasa tidak nyaman apabila pakaian dan badannya terkena kotoran. Terutama ketika kita hendak menghadap Tuhan semesta alam. Allah Swt. mewajibkan wudhu dan mandi agar manusia bersih dan suci dari kotoran saat menunaikan ibadah. Bahkan malaikat pun sangat membenci orang yang melaksanakan shalat dengan memakai baju yang kotor dan bau tidak sedap.
Karena itu, Allah mensyariatkan mandi pada hari Jumat dan dua hari raya. Sebab, pada hari itu, kaum muslim berkumpul untuk melaksanakan shalat dan bercengkrama satu sama lain. Seandainya pada hari itu kita tidak bersih dan berbau tidak sedap, kehadiran kita pasti akan mengganggu kenyamanan dan kekhusyukan shalat orang lain.
Manfaat Bersuci
Secara garis besar, manfaat thaharah dibagi menjadi dua, yaitu manfaat jasmani dan manfaat ukhrawi. Berikut penjelasan mengenai dua manfaat tersebut:
Manfaat jasmani
Pertama, membasuh seluruh tubuh dan seluruh ruas yang ada dapat menambah kesegaran dan semangat, menghilangkan rasa lelah sehingga dapat menunaikan shalat secara sempurna, khusyuk, dan merasa diawasi Allah Swt.
Kedua, bersuci merupakan rukun sehat jasmani sebab kotoran dapat menyebabkan timbulnya banyak penyakit dan wabah. Orang muslim dapat menjadi orang yang paling sehat fisiknya dan jauh dari berbagai penyakit sebab agama Islam telah mengajarkan mereka agar menjaga kebersihan tubuh, pakaian, dan tempat tinggal.
Ketiga, bersuci sama artinya dengan memuliakan diri seorang muslim, keluarga, dan masyarakatnya.
Sedangkan hakikat thaharah secara lengkap bagi seluruh tubuh, di antaranya:
Pertama, menghilangkan bau tidak sedap yang membuat tidak nyaman
Bau badan akan menimbulkan kerisihan jamaah shalat yang lain. Oleh karena itu, terdapat syariat perihal mandi pada hari raya dan mandi Jumat.
Kedua, tubuh menjadi segar dan jiwa bersemangat
Tidak dapat diragukan lagi bahwa keterkaitan antara kebersihan tubuh dan ketentraman jiwa sangatlah erat. Misalnya, membersihkan tubuh setelah mubasyarah (berhubungan intim) dapat menjadikan ruh kembali pada kesegaran dan menghilangkan kemalasan dari tubuh.
Kedua, memalingkan jiwa dari sifat bahimiyah (kehewanan) kepada sifat malakiyyah (sifat layaknya malaikat)
Bersuci memiliki manfaat untuk menyeimbangkan jiwa dengan syahwat jima’ (melakukan hubungan intim sebagaimana sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah saw.), dan menarik jiwa dari sifat bahimiyah. Apabila terjadi demikian maka kita harus segera mandi wajib. Dengan mandi wajib kita akan kembali pada sifat malakiyyah.
Ketiga, mensucikan diri dari hadas dan najis
Bersuci memberi isyarat agar kita sebagai seorang muslim yang beriman senantiasa mensucikan jiwa dari segala dosa dan semua perbuatan yang keji.
Manfaat ukhrawi
Pertama, thaharah dapat mengingatkan setiap muslim akan nikmat Allah yang telah menghilangkan kotoran dari diri mereka.
Kedua, termotivasi untuk beramal saleh mencari keridaan, menumbuhkan keimanan, dan menghadirkan rasa diawasi Allah.
Ketiga, kesepakatan segenap umat muslim untuk melaksanakan thaharah dengan cara dan sebab yang sama di manapun berada dan berapapun jumlahnya.
Dari penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya hikmah dan manfaat bersuci sangat banyak. Bersuci tidak semata-mata dilakukan untuk beribadah saja, tetapi lebih dari itu bersuci mempunyai maksud tersendiri. Pada intinya, hikmah dan manfaat thaharah adalah menyempurnakan iman, karena Rasulullah menegaskan bahwa kebersihan sebagian dari iman, menjadikan diri untuk semakin dekat dan taat kepada Allah Swt, menambah kekhusyukan dalam menunaikan ibadah, terhindar dari berbagai macam penyakit karena kurangnya menjaga kebersihan, dan menambah rasa nyaman dalam menjalani hidup.
Sumber
Sirajuddin. “Pentingnya Pengetahuan Thaharah dan Pengamalannya Bagi Masyarakat Tani Dusun Ma’lengu Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa”. Skripsi: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin. Makassar. 2011.
Muhibbuthabary. Fiqh Amal Islami Teoritis dan Praktis. Bandung: Citapustaka Media Perintis. 2012.
Afiyah, Siti. “Study Korelasi Antara Pemahaman Materi Thaharah Dengan Kesadaran Menjaga Kebersihan Siswa Kelas X MA NU 08 Pegeruyung Kendal Tahun Ajaran 2012-2013”. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Semarang. 2013.
Adzim, Muhammad Fauzil dan Sukiman. Fiqih materi thaharah bersuci pendekatan kontemporer. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 2020.
1 Comment