Ikuti Kami

Kajian

Pentingnya Keterlibatan Perempuan dalam Proses Deradikalisasi

BincangMuslimah.Com – Saat ini, ada banyak sekali kejahatan yang melibatkan perempuan, termasuk terorisme. Peran perempuan dalam terorisme memang bukan lagi hal yang baru. Beberapa kegiatan terorisme telah melibatkan perempuan, termasuk bom yang terjadi di Surabaya tahun 2018 silam.

Di Indonesia, perempuan pertama dalam kegiatan terorisme yang secara resmi dipenjara adalah Munfiatun, istri kedua Noordin M. Top. Munfiatun diberikan sanksi lantaran telah dengan sengaja menyembunyikan suaminya, Noordin dan teman suaminya Azhari Husin di empat lokasi yang berbeda di Jawa Timur dalam jangka waktu selama enam bulan.

Jika perempuan mampu terlibat dalam terorisme, maka perempuan juga pasti mampu terlibat dalam deradikalisasi. Peran sederhana perempuan dalam deradikalisasi bisa dilakukan dengan cara menutupi kegiatan suami yang merupakan teroris.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: Mengapa perempuan harus dilibatkan dalam proses deradikalisasi?

Tahun 2014 yang lalu, Lies Marcoes-Natsir pernah menyampaikan pendapatnya saat menyampaikan hasil penelitian berjudul “Perempuan dan Fundamentalisme di Indonesia” yang diselenggarakan di The Wahid Institute.

Menurut Lies, pelibatan perempuan dalam proses deradikalisasi akan memengaruhi cara pandang, persepsi dan rasa yang dialami perempuan. Kesemuanya harus menjadi pertimbangan dalam upaya-upaya deradikalisasi. Peran perempuan sangat banyak. Perempuan bisa menjadi penerima, penafsir, sekaligus orang yang mengimplementasikan dan mereproduksi nilai-nilai fundamentalisme.

Penelitian yang dilaksanakan Yayasan Rumah Kitab tentang peran dan posisi perempuan dalam gerakan keagamaan Islam fundamentalis tersebut dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan feminis dan dilatarbelakangi oleh fakta bahwa selama ini studi-studi tentang kelompok radikal absen melihat peran perempuan. Sementara dalam kenyataannya, perempuanlah yang mereproduksi nilai-nilai pengetahuan dan kehidupan pada anak-anak.

Temuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelompok perempuan adalah penafsir yang produktif dari nilai-nilai fundamentalisme. Perempuan juga agen yang sangat aktif dalam menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai fundamentalisme, apapun ragam fundamentalismenya, baik Majelis Mujahid Indonesia (MMI), Darul Islam Indonesia (DII) atau Negara Islam Indonesia (NII), Salafi ataupun Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Baca Juga:  Adab Menerima Hadiah Menurut Imam Ghazali

Sebagai agen, perempuan memiliki daya tahan yang luar biasa untuk melawan pandangan-pandangan fundamentalisme yang dirasa tidak pas. Perlawanan ini sebenarnya ada, namun cenderung tidak cukup berpengaruh.

Hasil penelitian yang dijadikan buku berjudul Kesaksian Para Pengabdi: Kajian tentang Perempuan dan Fundamentalisme di Indonesia tersebut memperlihatkan bahwa kekerasan bukan jalan yang selalu dipilih. Temuan tersebut mematahkan premis tentang gerakan fundamentalis yang dianggap selalu menggunakan cara-cara kekerasan. Ternyata, ada banyak dari mereka yang menolak cara-cara kekerasan.

Perempuan adalah arena pertempuran atau padang Kurusetra antara paham modernisme dan fundamentalisme. Oleh sebab itu, upaya deradikalisasi perlu melibatkan perempuan sebab membutuhkan analisis sosial, menyoal kemiskinan, membahas politik dan menyelami tentang gender.

Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sudah melibatkan perempuan dalam proses deradikalisasi. Pembagian peran perempuan sebagai aktor dalam deradikalisasi ini ada dalam beberapa bentuk.

Pertama, perempuan sebagai messenger atau pembawa pesan yang merupakan agen dari BNPT. Kedua, perempuan sebagai agen deradikalisasi yakni dalam keluarga, baik sebagai ibu, istri maupun anak, para ahli agama, para aktivis, psikolog, dan lain sebagainya.
Proses deradikalisasi yang dilaksanakan dengan pendekatan tanpa kekerasan akan sejalan dengan nilai-nilai feminin yang dimiliki oleh perempuan. Perempuan memegang peran yang sangat penting dalam proses deradikalisasi.

BNPT menyatakan bahwa nilai-nilai feminin perempuan dibutuhkan saat menghadapai para nara pidana teroris (napiter). BNPT juga menilai bahwa melibatkan perempuan dalam deradikalisasi adalah sebuah strategi yang mesti dilakukan di mana perempuan dinilai lebih persuasif, lebih lembut dan penyayang sehingga bisa melakukan pendekatan pada para istri napiter dan juga napiter.[]

Rekomendasi

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect