Ikuti Kami

Kajian

Nasihat Penting Imam al-Ghazali Bagi Penuntut Ilmu

Nasihat al-Ghazali Penuntut Ilmu
foto: gettyimages.com

al-BincangMuslimah.com – Imam al-Ghazali merupakan cendekiawan Islam terkemuka dalam bidang filsafat, akidah dan tasawuf yang memiliki pengaruh besar dalam dunia Islam. Nama lengkapnya ialah al-Imam Zainuddin Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Thusi, al-Ghazali. Selain karya fenomenalnya yaitu kitab Ihya’ Ulumuddin, terdapat juga karya terkenal lainnya yang berupa kumpulan nasihat, yakni kitab Ayyuhal Walad. Salah isinya adalah tentang nasihat Imam al-Ghazali bagi penuntut ilmu. 

Mengenal Kitab Ayyuhal Walad

Mulanya, kitab Ayyuhal Walad ditulis oleh al-Ghazali dalam bahasa Persia, kemudian dialihbahasakan ke bahasa Arab oleh beberapa ulama. Pada dasarnya nasihat-nasihat di dalamnya ditujukan kepada penuntut ilmu dari generasi muda bahwa penting memperbaiki niat ketika mencari ilmu dan jangan mencari ilmu hanya demi mencapai tujuan duniawi. 

Saya tertarik dengan kitab ini karena relevan dengan keresahan saya hari-hari ini, mengenai tujuan belajar dan tujuan melanjutkan pendidikan. Selain untuk berbagi kepada pembaca sekalian, nasihat-nasihat ini juga sebagai bentuk pengingat untuk saya supaya senantiasa memperbaharui niat dalam belajar dan menjalani kehidupan secara umum. 

Nasihat Imam al-Ghazali Bagi Penuntut Ilmu

Dalam kitabnya, al-Ghazali mengatakan bahwa nasihat-nasihat yang ia tulis merupakan nasihat dari sumber nasihat, yaitu Alquran dan hadis. Di antara nasihatnya ialah: 

Pertama, Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang bermanfaat

Rasulullah saw. pernah menyampaikan bahwa tanda berpalingnya Allah swt dari seorang hamba adalah apabila ia menyibukkan diri dengan perkara yang tidak bermanfaat. Dalam kitab Syarh Ayyuhâ al-Walad yang diterbitkan oleh Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, pensyarah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “berpaling” di sini yaitu tidak adanya rahmah/kasih sayang, tidak dijawabnya doa, dan tidak ditunjukkan jalan menuju kekasih-kekasih-Nya. 

Baca Juga:  Benarkah Istri Shalehah Beratnya Tak Lebih dari 55 Kg? Simak Penjelasan Rasul Ini

Sedangkan yang dimaksud dengan “perkara yang tidak bermanfaat” yaitu segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan tujuan keagamaan, serta tujuan duniawi. Artinya, baik itu agama dan dunia, kalau tidak ada manfaatnya maka ini merupakan maksud dari kalimat di atas. 

Kedua, Memperbanyak berbuat kebaikan

Terdapat hadits yang cukup sering didengar tentang fase seseorang dianjurkan untuk kembali ke jalan Allah dan memperbanyak berbuat kebaikan. Berikut kutipan hadisnya:

 قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ جَاوَزَ الأَرْبَعِيْنَ وَلَمْ يَغْلِبْ خَيْرُهُ عَلَى شَرِّهِ فَلْيَتَجَهَّزْ إِلَى النَّارِ 

Artinya: “Barang siapa sudah melewati umur 40 tahun, sementara kebaikannya belum mengalahkan keburukannya, maka hendaklah bersiap-siap ke neraka.” 

Ketiga, Senantiasa rendah hati dan tidak merasa unggul dari yang lain

Al-Ghazali menegaskan bahwa memberikan nasihat itu mudah, akan tetapi menerima nasihat itu sulit karena sebuah nasihat akan bergelut dengan hawa nafsu. Hawa nafsu itu menyukai perkara-perkara yang dilarang. 

Sebagai contoh adalah seseorang yang menuntut ilmu hanya karena gelar, jabatan, atau karena ingin mengungguli temannya. Tak hanya itu, ia selalu menonjolkan kehebatan dirinya termasuk golongan yang menganggap ilmu hanya sebagai wasilah (perantara). 

Sedangkan sebaik-baik ilmu adalah yang diamalkan seperti adagium “ilmu tanpa diamalkan seperti pedang tanpa tangan”, yang dijelaskan oleh al-Ghazali melalui sebuah kisah seorang laki-laki yang memiliki 10 bilah pedang dan dia orang yang berani dan hebat dalam peperangan kemudian didatangi oleh singa yang garang. Lalu bagaimana? Tidak ada gunanya kecuali dia menggunakan pedang-pedangnya untuk menghadapi singa tersebut. 

Al-Ghazali juga menambahkan jika seseorang belajar suatu ilmu selama 100 tahun dan menghimpun 1000 kitab, ia tidak menyiapkan diri mendapat rahmat Allah kecuali dengan mengamalkan ilmu tersebut. Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Kahfi [18]: 110:

Baca Juga:  Hukum Harta Nafkah dari Pekerjaan Kupu-kupu Malam atau Pelacur

 {فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا… الأية}

Artinya: “Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh”. 

Keempat, Ikhlas dalam berniat

Al-Ghazali mengatakan, “Berapa banyak dari malam-malam yang telah kau hidupkan dengan mengulang-ulang suatu ilmu dan menelaah kitab dan berapa lama kau menahan tidurmu? Aku tidak tahu apa yang mendorongmu melakukan hal demikian. Kalau niatmu hanya semata memperoleh tujuan dunia, mengumpulkan barang-barang duniawi, mendapatkan jabatan dan membanggakan diri pada teman-temannya, maka celakalah kau.”

Ia menegaskan bahwa sebagai penuntut ilmu sudah semestinya  selalu mengoreksi diri dan niat, serta memantapkan niatnya untuk menghidupkan syariat Nabi Muhammad saw. Taj hanya itu, seorang penuntut ilmu haruslah mendidik akhlaknya dan menghapus nafsu yang mengarah pada keburukan. 

Demikian beberapa nasihat Imam al-Ghazali bagi penuntut ilmu yang diambil dari kitab Ayyuhal Walad. Sebagaimana al-Ghazali mengatakan bahwa menerima nasihat merupakan sebuah kesulitan, maka semoga kita dapat membuka dan meluaskan hati agar bisa meresapi nasihat-nasihat tersebut. Semoga kita senantiasa dapat introspeksi diri dan mengusahakan memperbaharui niat dalam belajar.  

Rekomendasi

Ditulis oleh

Redaksi bincangmuslimah.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Muslimah Talk

Baim-Paula: Yuk Kenali Istilah Nafkah Mut'ah, Nafkah Iddah, dan Nafkah Madhiyah! Baim-Paula: Yuk Kenali Istilah Nafkah Mut'ah, Nafkah Iddah, dan Nafkah Madhiyah!

Baim-Paula: Yuk Kenali Istilah Nafkah Mut’ah, Nafkah Iddah, dan Nafkah Madhiyah!

Kajian

Cara Membentuk Barisan Shalat Jama’ah Bagi Perempuan

Ibadah

The Queen’s Gambit: Representasi Diskriminasi pada Perempuan

Muslimah Daily

Hukum Mahar Menggunakan Emas Digital

Kajian

Tren Jual Beli Emas Digital, Bagaimana Hukumnya? Tren Jual Beli Emas Digital, Bagaimana Hukumnya?

Tren Jual Beli Emas Digital, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

Hua Mulan: Mendobrak Stigma yang Mengungkung Perempuan

Diari

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Berserah Diri Kepada Allah Setelah Mengambil Keputusan Penting

Ibadah

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

kedudukan perempuan kedudukan perempuan

Kajian Rumahan; Lima Pilar Rumah Tangga yang Harus Dijaga agar Pernikahan Selalu Harmonis

Keluarga

Fiqih Perempuan; Mengapa Perempuan sedang Haid Cenderung Lebih Sensi?

Video

Cara Membentuk Barisan Shalat Jama’ah Bagi Perempuan

Ibadah

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Muslimah Talk

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Connect