Ikuti Kami

Kajian

Hukum Kirim Pesan Stiker Makanan Saat Puasa

Pesan Stiker Makanan Puasa
Young Malaysian Woman writing Messages on her Mobile Phone. Studio Shot. Kuala Lumpur, Malaysia.

BincangMuslimah.Com – Puasa Ramadhan di era kemajuan zaman ini menjadi penuh dengan problematika sosial keagamaan yang berkembang. Namun seakan hal lazim, masifnya kemajuan teknologi memang akan menjadi tantangan bagi tiap aspek kehidupan. 

Salah satu problematika yang marak dipertanyakan akhir-akhir ini adalah aktivitas kirim pesan stiker makanan saat bulan puasa. Apakah akan mengganggu hingga membatalkan keabsahan puasa seseorang atau tidak. Tak hanya itu, khalayak juga ramai mengunggah foto atau video makanan di sosial media dengan berbagai kemasan candaannya.

Lalu, bagaimana Islam menyikapi perkara ini? 

Makna Puasa Sebagai Latihan Kontrol Diri 

Puasa Ramadhan selalu menjadi momentum belajar dalam pembiasaan atau pemeliharaan hal-hal baik dan penyingkiran terhadap hal buruk.  Hal ini bisa kita rangkum dalam kata ‘kontrol atau pengendalian diri. 

Melansir dari NU Online Jabar, makna bahasa dari shiyam atau puasa sendiri adalah menahan. Yang kemudian dibagi menjadi dua makna, yaitu puasa lahiriyah dan puasa bathiniyah. Puasa lahiriyah berarti meninggalkan atau menahan diri dari 3 aspek: makan, minum dan hubungan seksual. 

Sedangkan puasa bathiniyah atau ruhaniyah berarti meninggalkan hal yang dapat merusak pahala dan keabsahan puasa. Seperti berbohong, riya’ (kebaikannya ingin dilihat orang lain), angkuh, hasad atau iri, dan ujub (merasa paling baik). 

Ibnu Hajar al-Asqalani, dalam kitab Fathul Bari berpendapat perihal maksud pensyariatan puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, bahkan poin pentingnya adalah mengekang syahwat, mengendalikan jiwa yang selalu mengarahkan pada yang buruk, menuju jiwa yang tenang (muthmainnah). 

Kita memahami bahwa rahmat Allah pasti mengalir pada bulan suci ini, sebagaimana Allah membuktikan rasa kasihnya dengan membelenggu setan demi ketenangan hambanya bulan suci ramadhan. Sebagaimana hadis Nabi: 

Baca Juga:  Empat Adab yang Perlu Diperhatikan Orang yang Puasa Ramadhan

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ


Artinya, “Jika bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelanggu.” HR. At-Tirmidzi

Meski disebutkan dalam hadis bahwa setan tidak bisa mengganggu manusia saat ramadhan, namun termuat dalam kitab Kasyful Musykil min Haditsis Shahihain bahwa dalam diri manusia sendiri masih terdapat pemicu maupun pendorong keburukan yakni nafsu dan kebiasaan buruk. 

Dalam hal ini, sebagai seorang hamba sepatutnya tetap menunaikan kewajiban dan berusaha melewati ujian ketaatan.

Perspektif  Fikih

Dalam ilmu Fikih sendiri, tidak ada ketentuan eksplisit terkait hukum mengirim pesan stiker makanan atau mengunggah video makanan terutama saat bulan puasa. Namun, di dalamnya terdapat hukum taklifi sebagai salah satu hukum syara yang telah ditetapkan oleh titah syari’at yaitu dari Alquran dan Hadis. 

Di antara 5 jenis hukumnya yakni wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Masing-masing darinya dapat digunakan sesuai dengan objek, waktu, dan kadar perkara yang ada.

Dalam isu ini, sebelum memberikan hukum terhadap perkaranya, perlu kita ketahui niat dari si pengirim dan respon penerima. Dapat kita rangkum sebagai berikut:

Pertama, apabila niat si pengirim adalah untuk mempromosikan produk atau mengedukasi dalam pembuatannya (makanan atau minuman), maka mubah atau boleh.

Kedua,  apabila niat si pengirim hanya untuk melontarkan gurauan dan sengaja untuk menggoda orang lain maka hal tersebut makruh hukumnya, bahkan dilarang.

Sebagaimana teori ushul fikih yang menjelaskan bahwa segala perbuatan yang menyebabkan orang lain melakukan yang dilarang, maka hukumnya juga dilarang. 

أَنَّ مَا أَدَّى إِلَى الْمَشْرُوْعِ فَهُوَ مَشْرُوْعٌ، وَمَا أَدَّى إِلَى الْمَمْنُوْعِ فهوَ مَمْنُوْعٌ

“Sesungguhnya, setiap media (mubah) yang berujung pada sesuatu yang dianjurkan maka hukumnya juga dianjurkan, dan setiap media yang berujung pada sesuatu yang dilarang maka hukumnya juga dilarang,” (Taisîri ‘Ilmi Ushûlil Fiqhi lil Jadi’, juz II, halaman 58).

Baca Juga:  Empat Karakteristik Kebudayaan Islam yang Dibawa Rasulullah

Begitu pula bagi tiap individu yang menyimak atau dalam hal ini si penerima stiker, foto atau video makanan dan minuman. Hendaknya dapat mengontrol diri dan menjauhkan diri dari hal yang dapat memicu syahwatnya. Sebagaimana yang termuat dalam kitab Fathul Mu’in dan kitab I’anatu al-Thalibin:

سن (كف) نفس عن طعام فيه شبهة، و (شهوة) مباحة. من مسموع، ومبصر، ومس طيب، وشمه.


Artinya, “Sunah menyingkirkan makanan yang syubhat dan menahan diri dari menuruti kehendak hawa nafsu yang mubah, baik berupa suara, pandangan mata dan menyentuh atau menghirup wewangian.”

Sejatinya, puasa Ramadhan dapat kita analogikan sebagai rem depan pada motor. Yang mana akan menahan kita untuk menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat dan buruk. Namun perlu juga adanya sinergi dari rem belakang yang bersumber dari diri tiap individu, agar lajunya lebih stabil dalam memilih jalan yang baik. Sehingga terhindar dari terjalnya jalan keburukan.

Rekomendasi

Puasa Dzulhijjah Qadha Ramadhan Puasa Dzulhijjah Qadha Ramadhan

Niat Menggabungkan Puasa Dzulhijjah dengan Qadha Ramadhan

Kesalehan dan Domestikasi Perempuan Kesalehan dan Domestikasi Perempuan

Halal Lifestyle; Tawaran Gaya Hidup untuk Muslim Perkotaan

memelihara semangat setelah ramadhan memelihara semangat setelah ramadhan

Tips Memelihara Semangat Ibadah Setelah Ramadhan

kisah puasa sayyidah maryam kisah puasa sayyidah maryam

Memetik Hikmah dari Kisah Puasa Sayyidah Maryam dalam Alquran

Ditulis oleh

Mahasiwi Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mahasantriwati Pesantren Luhur Sabilussalam.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect