Ikuti Kami

Kajian

Bolehkah Menyucikan Najis Mughalazzah dengan Sabun Tanah?

Bolehkah Menyucikan Najis Mughalazzah dengan Sabun Tanah?
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Seiring berkembangnya peradaban, inovasi yang dihasilkan pun semakin beragam. Salah satunya adalah sabun yang terbuat dari campuran tanah liat. Dalam bersuci, tanah liat merupakan hal yang wajib digunakan untuk membersihkan najis mughallazzah. Lantas bolehkah menyucikan najis mughalazzah dengan sabun tanah?

Najis mughalazzah adalah najis tingkatan berat yang bersumber dari hewan anjing dan babi. Cara penyuciannya pun lebih rumit dibanding jenis najis yang lain. Dalam hal ini, perbedaan di antara mazhab pun sudah lazim sebagai respon atas munculnya problematika baru dalam hukum Islam.

Mengenai kenajisan anjing dan babi, ulama madzhab Syafi’i dan Hambali mengkategorikan seluruh anggota badan sebagai najis. Pendapat ini berbeda dengan madzhab Maliki dan Hanafi yang menyatakan kotoran dan air liurnya saja yang masuk dalam kelompok najis berat. 

Meskipun demikian, keempat madzhab ini masih sedikit selaras dalam teknis penyuciannya. Madzhab Syafi’i dan Maliki mensyariatkan tujuh kali dan mencampurnya dengan debu atau tanah di salah satu basuhannya. Adapun madzhab Hambali berpendapat delapan kali bilasan (Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh As-Syafi’i). Sedangkan Hanafi tidak memberikan ketentuan bilasan, hanya keyakinan atas sucinya najis tersebut (Abdul Wahab As-Sya’roni, Al-Mizan Al-Kubro).

Landasan kenajisan anjing dibuktikan secara gamblang dari sisi ilmiah maupun agama. Sebagaimana hadis Rasulullah saw:

ظهور إناء أحدكم إذا ولغ فيه الكلب أن يغسله سبع مرات أولاهنّ بالتراب

Artinya: “Sucinya wadah salah satu di antara kalian ketika dijilat anjing hendaknya dicuci sebanyak tujuh kali, salah satunya dicampur dengan debu” (H.R. Muslim dan Ahmad)

Munculnya Formulasi Sabun Tanah 

Seiring perkembangan teknologi dan sumber daya manusia, tidak sedikit terobosan yang hadir semata untuk memudahkan umat Islam dalam beribadah dan bermuamalah. Hal baru pun tentu akan menuai banyak respon terutama di kalangan ulama. 

Baca Juga:  Mengapa Masih Ada Maksiat di Bulan Ramadhan Padahal Setan Dibelenggu?

Inovasi sabun tanah oleh beberapa mahasiswa di Jogja, Bogor, serta beberapa lembaga syariah ini menggugah beberapa majelis fatwa dan individu ulama. Jenis sabun yang dihasilkan pun beragam, dari mulai cair, batang, hingga berbentuk seperti kertas.

Banyaknya tekstur tanah yang ada, beragam pula jenis sabun dan bahan yang terkandung di dalamnya. Di antara bahan utamanya adalah jenis tanah kaolin dan bentonit, NaOH, minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun, dan unsur tambahan lainnya. 

Pendapat Para Ulama

Dilansir dari HalalCorner.id, Ustaz Abdul Somad sendiri memberikan pernyataan bahwa sabun tanah (cair) ini belum bisa menggantikan debu murni untuk menyucikan najis. Hal ini dikarenakan kandungan pada sabun yang sudah tercampur dengan bahan lain sehingga debu dan airnya tidak lagi bersifat suci dan menyucikan.

Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan Serawak Malaysia merilis fatwanya pada 2014 silam perihal hukum melakukan sertu/samak najis mughalazzah menggunakan sabun tanah liat. Mereka menyatakan kebolehannya dengan beberapa hujjah atau keterangan.

Pertama, sabun tersebut terproduksi dengan proses dan label halal.

Kedua, penggunaan sabun tanah tetap bersamaan dengan tuntunan syariat yaitu dengan menyamak atau membasuh terlebih dahulu sebanyak tujuh kali.

Ketiga, kandungan tanah pada sabun lebih tinggi dari bahan-bahan yang lain.

 

Rekomendasi

Ditulis oleh

Mahasiwi Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mahasantriwati Pesantren Luhur Sabilussalam.

Komentari

Komentari

Terbaru

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan

Berkolaborasi dengan KUPI, CariUstadz Tingkatkan Dakwah Perspektif Perempuan 

Berita

yukabid perempuan nabi musa yukabid perempuan nabi musa

Yukabid, Sosok Perempuan di balik Kisah Nabi Musa

Khazanah

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Sekilas tentang Sholihah Wahid Hasyim, Ibunda Gusdur

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Trending

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Connect