BincangMuslimah.Com – Berhubungan badan antara suami istri adalah hal yang lumrah dilakukan. Karena pernikahan adalah satu-satunya cara yang dilegalkan syariat untuk melakukan hal itu. Namun, bagaimana hukum menyetubuhi istri lewat jalan belakang? Apakah boleh?
Hukum menyetubuhi istri lewat jalan belakang adalah haram. Dan hal ini termasuk pada dosa dan pelakunya dilaknat. Sebagaimana hadis berikut
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَلْعُونٌ مَنْ أَتَى امْرَأَتَهُ فِي دُبُرِهَا.
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Terlaknat bagi orang yang menyetubuhi istrinya di duburnya (jalan belakang).” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
Bahkan Allah swt. tidak mau melihat wajah orang yang tega menyetubuhi istrinya lewat jalan belakang.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى رَجُلٍ جَامَعَ امْرَأَتَهُ فِي دُبُرِهَا
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw., beliau bersabda: “Allah azza wa jalla tidak mau melihat kepada seorang laki-laki yang menyetubuhi istrinya di dalam duburnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Tidak hanya sahabat Abu Hurairah saja yang menyaksikan tegasnya Nabi saw. melarang seorang suami menyetubuhi istrinya lewat jalan belakang. Sahabat Khuzaimah bin Tsabit dan Ali bin Abi Thalib pun juga meriwayatkan sabda nabi saw. dengan redaksi yang berbeda tentang hal itu. Bahkan dalam riwayat Amru bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya di dalam musnad Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa nabi saw. mengibaratkan seperti liwat sughra (sodomi kecil).
Dan jika ada seorang suami yang sudah terlanjur pernah menyetubuhi istrinya lewat jalan belakang, maka hal ini tidak menjadikan istrinya haram baginya. Tidak pula menjadikan status pernikahannya rusak atau tidak dihukumi talak.
Tetapi, hal yang wajib dilakukan oleh pasangan suami istri tersebut adalah melepaskan diri dari dosa itu. Tidak mau melakukannya jika salah satu dari suami atau istri itu menginginkannya. Seorang istri pun wajib menolak suaminya yang ingin menyetubuhinya lewat jalan belakang.
Ini karena tidak lagi ada kata taat kepada suami jika dalam melanggar aturan Allah. “Laa Thaa’ata Li Makhluqin Fi Ma’shiyatil Khaaliq./ Tidak ada kata taat pada makhluk dalam maksiat kepada sang Pencipta.”. Bahkan istri berkah menuntut kepada hakim agar menceraikan antara mereka berdua disebabkan ia menolak diajak berhubungan badan oleh suaminya lewat jalan belakang.
Demikianlah hukum menyetubuhi istri lewat jalan belakang. Yakni haram, terlaknat dan sangat dilarang oleh nabi saw. Oleh karena itu, hendaknya bagi suami atau istri untuk berhati-hati dan melakukan hubungan badan dalam koridor yang halal saja. Wa Allahu A’lam bis Shawab.
*Artikel ini pernah dimuat BincangSyariah.Com