Ikuti Kami

Kajian

Benarkah Islam Mendidik Perempuan Nusyuz dengan Cara Dipukul?

perempuan nusyuz - Perbedaan Gender Sering Menimbulkan Ketidakadilan
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Banyak yang menyangka bahwa Islam melegalkan kekerasan terhadap perempuan dengan memberikan legitimasi laki-laki untuk memukul istrinya ketika perempuan nusyuz (membangkang). Sebenarnya apa sih hakikat dari ketentuan itu?

Jangan besar-besarkan dalil tentang memukul perempuan dan hanya fokus pada kalimat dhorbun saja tanpa memperhatikan lafad sebelumnya. Di sana tercantum bahwa pukulan itu merupakan tahapan paling akhir dan mayoritas berpendapat agar sebisa mungkin menghindari tahapan paling akhir itu.

Begitu konsepnya. Dan itu tidak hanya berlaku bagi laki-laki pada perempuan, perempuan juga berhak untuk mengingatkan adab suami ketika ia lalai atau melakukan kesalahan dalam menunaikan kewajibannya. Semisal ketika ia menjima’ istri dengan cara yang tidak seharusnya maka perempuan berhak menolak, ulama’ Malikiyah  berkomentar:

وازالة البكارة بالأصبع حرام ويؤدب الزوج عليه

“Menghilangkan keperawanan dengan jari jemari hukumnya haram, dan suami dihukum sebab perbuatannya itu..” (Al-Saghi Al-Maliki, Hasyiyah Al-Saghi)

Sekalipun dalam mendidik istri yang nusyuz ada kebolehan untuk memukul istri, namun dalam prakteknya Nabi tidak pernah memukul istrinya. Hal yang beliau perbuat ketika marah adalah meninggalkan mereka (dari tempat tidurnya) atau pergi beri’tikaf di masjid.

Ada cerita nih! Suatu hari Nabi pernah bersabda “La tadribu Imaallah, fainnahu ibadullah” (jangan pukul perempuan, karena dia adalah hamba Allah). Keesokan harinya ada sahabat yang mengadu, “Rasulullah! perempuan mulai berani ke suaminya..” trus,  Rasul bilang, “Ya sudah pukul..” Lalu beberapa hari kemudian 70 perempuan datang mengelilingi perempuan; “Ya Rasul, gara-gara sabdamu kemarin, para suami kembali memukul istrinya. Lalu rasul menjawab:   “Laysa min khiyarikum! Suami yang memukul istrinya, bukan laki-laki terbaik untukmu…

Selain itu, ada juga cerita, suatu hari salah seorang sahabat Nabi datang mengadukan ketajaman dan kejorokan mulut isterinya maka Nabi menjawab singkat “Kalau begitu ceraikanlah”.

Baca Juga:  Memahami Hukum Ikhtilat dalam Islam

Orang itu keberatan, dan berkata, “Saya mempunyai anak darinya dan bagiku ia teman hidup.”

Maka bimbingan Nabi kepadanya lagi, ”Nasihatilah dia. Kalau hati nuraninya baik, dia akan melakukan apa yang kau perintahkan.”

Tuh kan, di sini beliau tidak menyuruh laki-laki tersebut untuk memukul istrinya.

Namun lama kelamaan ketika pembangkangan istri kala itu semakin membudaya dan banyak laporan yang disampaikan pada Nabi bahwa kaum perempuan sudah semakin rusak, barulah Nabi memberikan tuntunan : ”Pukullah mereka. Dan tidak memukul mereka melainkan orang yang paling jahat di antara kalian”

Wah, so sweetnya Nabi kita!

Rasulullah sendiri untuk menunjukkan kemarahan beliau maksimal beliau memukulkan siwak (sikat gigi) pada istrinya. Hei, sikat gigi! Apa iya bisa disebut memukul. Lah wong tidak ada sakitnya sama sekali. Dan memang begitu konsepnya. Intinya kan bukan untuk menyakiti, tapi mendidik. Menunjukkan bahwa si suami sedang marah atau tidak rela akan kelakukan buruk istri yang tidak menunaikan kewajibannya terus menerus.

Hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga adalah hubungan yang tegak atas prinsip rahmah dan mawaddah. Hal ini tentu meniadakan prinsip memukul dan menyakiti. Oleh karena itu Nabi sangat mengingkari hal itu lewat sabdanya :

أيضرب أحدكم امرأته كمايضرب العبد ثم يجامعها في أخر اليوم؟

“Apakah salah satu di antara kalin memukul istri kalian sebagaimana budak? dipukul lalu menjima’nya di akhir hari?”

Nada tanya dalam sabda Nabi tersebut bermakna istifham inkari, yakni bertanya namun sebenarnya mengingkari atau melarang hal tersebut.

Betapa Islam sangat menghargai perempuan dan sangat menjaga agar hatinya yang lembut nan sesitif tidak mudah terluka. []

Rekomendasi

KDRT melalui nusyuz KDRT melalui nusyuz

Benarkah Islam Melegalkan KDRT Melalui Nusyuz?

Pemikiran Fatima Mernissi Tentang Kedudukan Perempuan dalam Hukum Keluarga Pemikiran Fatima Mernissi Tentang Kedudukan Perempuan dalam Hukum Keluarga

Pemikiran Fatima Mernissi Tentang Kedudukan Perempuan dalam Hukum Keluarga

suami nusyuz suami nusyuz

Tafsir An-Nisa Ayat 128: Ketika Al-Qur’an Menegur Suami yang Nusyuz

Ditulis oleh

Alumni Mahad Aly Situbondo

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect