BincangMuslimah.Com – Selama ini sebagian masyarakat umumnya berpandangan jika ada perbedaan jumlah ekor kambing yang diakikahkan antara lelaki dan perempuan. Untuk lelaki, kambing yang diakikahkan harus dua ekor. Sedangkan akikah untuk perempuan, cukup satu ekor saja. Hal ini membuat beberapa orang terilhami jika nilai perempuan hanya setengah dari lelaki karena melihat dari jumlah kambing akikah perempuan hanya setengah lebih kecil dari lelaki.
Benarkah anggapan demikian? Nyatanya kasus ini diberi tanggapan oleh pelbagai pendapat ulama. Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya yang berjudul Perempuan Bukan (Sumber) Fitnah pun berpendapat lain.
Menurutnya, jika merujuk pada mazhab fikih, sebenarnya tidak menjadi masalah jika laki-laki menyembelih satu ekor kambing, sama dengan perempuan. Atau sebaliknya, akikah boleh dilaksanakan dengan menyembelih dua kambing untuk laki-laki dan perempuan.
Dalam mazhab Syaf’i dan mazhab Hanbali, memang menyatakan jika akikah untuk laki-laki sebaiknya menyembelih dua ekor kambing. Sedangkan untuk perempuan cukup satu saja.
Lalu mazhab Hanafi dan mazhab Maliki mengatakan, antara laki-laki dan perempuan sama saja. Yaitu cukup melakukan akikah dengan menyembelih satu ekor kambing saja.
Beragamnya pandangan ini mungkin akan menarik jika mencari tahu kenapa Akikah hadir dalam Islam. Masih dari buku yang sama, seorang guru, penulis sekaligus seorang ulama bermazhab Syafi’i di Syria yaitu Syekh Muhammad al-Habsy.
Menurutnya, melakukan akikah dengan satu ekor kambing untuk laki-laki dan perempuan merupakan pandangan yang cukup baik. Karena menurutnya, pandangan ini lebih adil. Akikah dalam Islam awalnya muncul untuk mengritik tradisi Arab sebelum Islam tiba.
Saat Islam datang, derajat perempuan yang tadinya dianggap tidak bernilai diangkat. Keberadaan Akikah hadir untuk mengubah tradisi Arab yang hanya merayakan kelahiran laki-laki dengan menyembelih kambing.
Kelahran anak laki-laki akan dirayakan dengan gegap gempita. Diikuti oleh beberapa perayaan dengan menyembelih kambing dua, tiga bahkan lebih.
Namun tradisi tersebut tidak berlaku bagi perempuan. Seperti yang diketahui, masyarakat sebelum kedatangannya Islam memandang kedudukan perempuan tidaklah begitu baik dibandingkan laki-laki.
Bahkan pada zaman jahiliyah, masyarakat bersedih dan merasa nasibnya tidaklah baik kalau mendapatkan anak perempuan. Bahkan pernah diceritakan pada zaman Rasulullah, anak perempuan harus dikubur secara hidup-hidup.
Quran Surat An-Nahl Ayat 59:
يَتَوَٰرَىٰ مِنَ ٱلْقَوْمِ مِن سُوٓءِ مَا بُشِّرَ بِهِۦٓ ۚ أَيُمْسِكُهُۥ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُۥ فِى ٱلتُّرَابِ ۗ أَلَا سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ
“Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (Q.S An-Nahl Ayat 59)
Dan saat Muhammad diutus sebagai Rasulullah, tradisi tersebut digantikan. Kelahiran anak perempuan mempunyai nilai yang sama. Allah pun menegaskan dalam Al-Quran jika tidak ada yang menjadi pembeda antara laki-laki dan perempuan kecuali keimanannya.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (Q.S Al-Hujarat ayat 13).
Oleh karena itu, pandangan terkait akikah pun beragam. Ada yang mewajibkan namun beberapa ulama menyebut hukumnya bersifat sunah. Di sisi lain ada ulama yang berpendapat perempuan dan laki-laki sama-sama melakukan akikah dengan satu sapi. Selanjutnya ada yang berpandangan satu untuk perempuan dan dua untuk laki-laki.
Namun dalam akikah diharapkan tidak adanya pandangan yang menjatuhkan baik dari sisi perempuan mau pun laki-laki. Pada dasarnya akikah dilakukan untuk menggeser budaya Arab sebelum kedatangan perempuan. Kemunculan akikah adalah untuk menyambut gegap gempita kehadiran seorang anak, apa pun jenis kelaminnya.