BincangMuslimah.Com – Arti rendah hati atau tawadhu mesti dimaknai dari asal katanya. Tawadhu berasal dari kata wadh’a yang berarti merendahkan dan ittadha’a dengan arti merendahkan diri.
Tawadhu juga diartikan sebagai sikap rendah terhadap sesuatu. Sementara itu, secara istilah, tawadhu adalah menampakan kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan.
Ada juga yang mengartikan tawadhu sebagai tindakan. Tindakan yang dimaksud adalah mengagungkan orang karena keutamaannya, menerima kebenaran dan seterusnya.
Arti rendah hati adalah lawan dari sombong atau takabur. Menurut Imam Al-Ghazali, tawadhu’ menurut Al–Ghazali dalah mengeluarkan kedudukan diri dan menganggap orang lain lebih utama dari pada kita.
Pandangan tersebut tercantum dalam kitab karangan Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumudin Jilid III Halaman 343 (1995) yang diterjemahkan Muh Zuhri.
Sementara itu, jika ditilik dari pandangan tokoh, tawadhu’ menurut Ahmad Athaillah hakekat tawadhu’ itu adalah sesuatu yang timbul karena melihat kebesaran Allah, dan terbukanya sifat- sifat Allah.
Arti rendah hati atau tawadhu’ adalah perilaku manusia yang mempunyai watak rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar tidak kelihatan sombong, angkuh, congkak, besar kepala,.atau kata-kata lain yang sepadan dengan tawadhu’.
Rendah hati juga bisa diartikan sebagai sikap yang tidak sombong, lawan dari kata sombong atau takabur.
Selain itu, sikap rendah hati juga selalu menghargai keberadaan orang lain, perilaku yang suka memuliakan orang lain, perilaku yang selalu suka mendahulukan kepentingan orang lain, perilaku yang selalu suka menghargai pendapat orang lain.
Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain. Sedangkan orang yang sombong akan menghargai dirinya secara berlebihan.
Rendah hati tidak sama dengan rendah diri, sebab rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri.
Meskipun dalam praktiknya, orang yang rendah hati cenderung merendahkan dirinya di hadapan orang lain, tapi sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri.
Sikap tawadhu’ terhadap sesama manusia adalah sifat mulia yang lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah Swt. atas segala hamba-Nya.[]