Ikuti Kami

Kajian

Beberapa Alasan Seseorang Menjadi Fanatik

Alasan Seseorang Menjadi Fanatik
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah. Com – Fanatisme adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu keyakinan atau pandangan tentang hal yang positif atau negatif, pandangan mana yang tidak memiliki suatu teori, dan dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. Fanatisme juga merujuk pada suatu pegangan atau pendirian (biasanya berkaitan dengan keagamaan). Kata fanatisme berasal dari dua kata yaitu fanatik dan isme. “Fanatik” sebenarnya berasal dari Bahasa latin fanaticus, dalam Bahasa inggris diartikan sebagai frantic dan frenzied. Artinya adalah gila-gilaan, kalut, mabuk atau hingar bingar. 

Dari asal kata ini, tampaknya kata fanatik dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang melakukan atau mencintai sesuatu secara serius dan sungguh-sungguh. Sedangkan “isme” dapat diartikan sebagai suatu bentuk keyakinan atau kepercayaan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa fanatisme adalah suatu keyakinan atau kepercayaan yang terlalu kuat terhadap suatu ajaran baik itu politik, dan agama. 

Fanatisme ini berawal dari cinta diri atau kekaguman diri yang berlebihan, kemudian membanggakan kelebihan yang ada pada dirinya dan kelompoknya. Selanjutnya pada tingkatan tertentu dapat berkembang pada tingkatan tidak suka. Perasaan tidak suka ini kemudian dapat berkembang kepada orang lain atau kelompok lain yang berbeda dengan dirinya.

Sebenarnya, fanatisme yang melekat pada diri seseorang tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa sebab dan alasan seseorang menjadi fanatik, yaitu:
Pertama, kebodohan. Kebodohan yang membabi buta dengan tanpa pengetahuan yang cukup sudah mengikuti suatu pilihan dan hanya mengandalkan keyakinannya saja.

Kedua, cinta golongan atau kelompok yang berlebihan dan mengutamakan sesuatu atau kelompok daripada dirinya.

Ketiga, ada figur atau sosok yang kharismatik. Seseorang yang berperilaku fanatik dikarenakan ada sosok yang dikagumi dan dibesar-besarkan atau mempunyai kekaguman yang dilebih-lebihkan.
Pendapat lain mengungkapkan, bahwa akar timbulnya fanatisme terhadap golongan atau agama tertentu dilatar belakangi oleh tiga hal seperti yang dijelaskan oleh Reza A.A Wattimena di antaranya:

Baca Juga:  Isu Fanatisme Garis Keturunan dalam Islam

Pandangan Sosiologi

Pada level sosiologis, kita bisa mengatur faktor-faktor internal di dalam proses globalisasi dan pengaruh sosial yang membuat orang menjadi fanatik. Di era globalisasi ini, ada satu paradoks yang tertanam begitu dalam pada benih-benih bangsa dunia, yakni paradoks mengglobal dan melokal. Disebut paradoks karena ada dua kejadian yang kontras berbeda, namun terjadi bebarengan.
Justru di tengah dunia yang semakin terhubung oleh kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, orang semakin takut untuk bersikap terbuka, dan malah menutup dirinya di hadapan perbedaan. Dalam arti ini, kita bisa mengatakan, bahwa pengaruh sosial amat kuat mendorong orang untuk menjadi fanatik. Keberagamaan itu mengancam kenyamanan identitas, sehingga orang karena terpengaruh lingkungan sosialnya, justru menolak keberagamaan, dan semakin keras dan ekstrim dengan identitas yang dianutnya. Fanatisme tidak ada begitu saja, melainkan dipelajari dari proses-proses sosial yang terjadi di masyarakat, seperti melalui pola asuh orang tua, dan kebencian kelompok yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Pandangan Epistemologi

Proses-proses epistemologi dapat menjelaskan lebih dalam, sehingga mendorong seseorang untuk menjadi fanatik. Berawal oleh ketidakadilan global, dendam, dan trauma yang terjadi, orang lalu membangun kelompok-kelompok untuk melawan. Didalam proses membangun kelompok tersebut, mereka menggunakan kesamaan identitas untuk mengikat serta mengumpulkan orang. Dalam arti fanatisme menjadi simbol untuk melakukan perlawanan politik terhadap ketidakadilan global yang terjadi. Pengaburan cara pandang, sehingga kini diwarnai dendam, prasangka dan trauma, adalah pilar epistemologis yang mendorong orang untuk menjadi fanatik.

Pandangan Psikologis

Fanatisme, dalam arti ini adalah salah satu cara untuk mempertahankan diri dan keterasingan serta kesepian jiwa. Orang belajar, bahwa mengikut erat dirinya secara ekstrim terhadap satu pandangan atau kelompok tertentu bisa membawa keselamatan dan ketenangan bagi jiwanya. Pola dasar manusiawinya lalu bekerja, dan menggunakan pola ini, yakni sikap fanatik, sebagai sesuatu yang normal, dan bahkan harus dilakukan demi mempertahankan diri. 

Baca Juga:  Wajibkah Seorang Ayah Membayarkan Zakat Anak Tirinya?

Fanatisme adalah gejala manusiawi. Memahami dan membongkarnya pun perlu menyadari aspek-aspek manusiawi, Seperti lingkungan sosial, cara pandang, serta perilaku dasar manusia. Di dunia yang semakin terhubung dan terbuka ini, jalan pintas untuk menjadi fanatik justru lebih muda dan murah. Kita harus berjaga dan waspada selalu.

Jika sudah mengetahui beberapa alasan yang membuat seseorang menjadi fanatik, alangkah baiknya kita perlu membentengi diri dan secara sadar menghindari sikap tersebut.

Rekomendasi

Hukum Fanatik Mengidolakan Artis K-Pop Hukum Fanatik Mengidolakan Artis K-Pop

Hukum Fanatik Mengidolakan Artis K-Pop

fanatisme garis keturunan islam fanatisme garis keturunan islam

Isu Fanatisme Garis Keturunan dalam Islam

rasulullah mengadili Thu’mah Ubayriq rasulullah mengadili Thu’mah Ubayriq

Beberapa Cara Agar Terhindar dari Sikap Fanatik Menurut Alquran

fans k-pop larangan fanatik fans k-pop larangan fanatik

Ramai Kegaduhan Fans K-POP di Space Twitter, Ini Larangan Fanatik dalam Islam

Ditulis oleh

Alumni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Muslimah Daily

Amalan Rebo Wekasan Amalan Rebo Wekasan

Amalan Rebo Wekasan Menurut Pandangan Islam

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Khazanah

KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis

KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis

Khazanah

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Kajian

Trending

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

puasa ramadan perempuan hamil puasa ramadan perempuan hamil

Hamil di Luar Nikah, Bolehkah Aborsi?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

Connect