BincangMuslimah.Com – Menggabungkan dua ibadah dengan satu niat dalam kalangan ulama dikenal dengan istilah at-Tasyrik. Adapun hukumnya, jika kedua ibadah tersebut salah satunya termasuk wasilah atau keduanya saling berkaitan maka sah. Sebab tujuan dari kedua ibadah tercapai. Seperti jika mandi junub hari Jumat diniatkan untuk kesunahan mandi Jumat serta diniati untuk menghilangkan hadas besar, jika hadas besar sudah hilang maka tercapai pahala mandi sunah Jumat.
Atau jika salah satu ibadah bukan ibadah yang memiliki maksud atau perintah tersendiri maka penggabungan tersebut sah sebab hal tersebut tidak mengubah maksud dari inti ibadah tersebut. Seperti menggabungkan niat shalat Tahiyatul Masjid dengan salat fardhu atau sunah rawatib. Tahiyatul Masjid bukan ibadah yang memiliki maksud tersendiri sebab maksud dari shalat Tahiyatul Masjid adalah menyibukkan diri dengan shalat untuk memuliakan masjid.
Adapun menggabungkan shalat sunah rawatib dengan salat fardu Zuhur maka tidak sah. Sebab keduanya adalah ibadah yang memiliki maksud tersendiri sehingga tidak bisa digabungkan.
Lalu bagaimana jika menggabungkan niat puasa? Dalam hal ini menggabungkan puasa syawal dengan niat puasa qadha Ramadan. Apakah kedua puasa tersebut sah? Ataukah hanya salah satunya?
Mengabungkan niat puasa syawal dengan puasa qadha Ramadhan tetap mendapatkan pahala. Hanya saja berbeda dengan pahala orang yang puasa syawal tersendiri. Menurut imam Asy-Syarqawi dalam kitab at-Tahrir
ولو صام فيه – أي شوال – قضاء عن رمضان أو غيره نذراً أو نفلاً آخر، حصل له ثواب تطوعها، إذ المدار على وجود الصوم في ستة أيام من شوال … لكن لا يحصل له الثواب الكامل المترتب على المطلوب إلا بنية صومها عن خصوص الست من شوال، ولاسيما من فاته رمضان لأنه لم يصدق أنه صام رمضان وأتبعه ستاً من شوال
“Jika puasa qadha dilakukan saat bulan syawal atau puasa nazar atau puasa sunah lainnya. Sebab puasa tersebut dilakukan pada puasa enam hari bulan syawal. Pahala Kesunahan puasa Syawal tercapai sebab puasa dilakuakan pada bulan syawal,,.. akan tetapi tidak tercapai pahala yang sempurna yang dijanjikan kecuali dengan niat puasa khusus puasa enam hari syawal saja. Sama halnya dengan orang yang meninggalkan puasa ramadhan sesungguhnya tidak benar dia berpuasa ramadhan lalu melanjutkan puasa enam hari di bulan Syawal”
Jadi orang yang menggabungkan puasa Syawal enam hari dengan niat puasa qadha tidak bisa mendapatkan pahala puasa Syawal yang sempurna yang dijanjikan oleh Rasul, yaitu seperti puasa satu tahun.
Sama halnya orang yang meninggalkan puasa Ramadan atau yang puasa Ramadannya tidak lengkap dia juga tidak bisa mendapatkan keutamaan puasa satu tahun meski usai Ramadan dia melanjutkan dengan puasa sunah Syawal.
1 Comment