BincangMuslimah.Com- Kitabisa – Dalam kehidupan yang serba cepat dan kompetitif, banyak individu terjebak dalam kesibukan mencari nafkah hingga melupakan esensi keberkahan dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Untuk menjawab tantangan ini, LAZNAS Salam Setara berkolaborasi dengan Kitabisa menggelar acara inspiratif bertajuk “A Path to Barakah: Keluarga Sakinah, Usaha & Karir Bernilai Ibadah” yang mengajak peserta untuk merefleksikan bagaimana keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan kontribusi sosial dapat membawa keberkahan dalam hidup.
Acara ini menghadirkan pembicara kawakan, antara lain: penulis, pembicara publik, dan life coach René Suhardono, founder Sekolah Murid Merdeka dan psikolog Najeela Shihab, komika Abdur Arsyad, CEO NSEI ParagonCorp Salman Subakat, CEO Kitabisa Vikra Ijas dan CEO Laznas Salam Setara Ahmad Mujahid. Acara ini didukung oleh berbagai pembicara lainnya, yang akan turut membagikan ilmu dan pengalaman mereka dalam mewujudkan keluarga sakinah serta usaha dan karir yang bernilai ibadah.
Lewat A Path to Barakah, peserta diajak untuk melihat bahwa rezeki yang penuh berkah. Tidak hanya diukur dari jumlahnya, tetapi juga dari ketenangan, manfaat, dan dampak positif yang dihasilkan. Peserta juga bisa mendapatkan wawasan tentang bagaimana menjaga keseimbangan dalam keluarga di tengah tekanan hidup modern.
Selain itu ini juga akan mengupas bagaimana membangun usaha dan karir yang tidak hanya menguntungkan secara materi tetapi juga membawa keberkahan bagi pemilik, karyawan, dan masyarakat. Dalam dunia bisnis, kesuksesan tidak hanya diukur dari profit, tetapi juga dari dampak sosial yang dihasilkan.
Zakat & Wakaf: Melindungi, Mempersaudarakan, dan Memberi Akses yang Setara untuk Keluarga Muslim di Indonesia
Selain membahas keberkahan dalam rezeki, acara A Path to Barakah juga menggali lagi dan mengembalikan esensi Zakat dan wakaf untuk umat yang lebih kuat.
Direktur Eksekutif LAZNAS Salam Setara Ahmad Mujahid menyampaikan, Zakat dan wakaf bisa melindungi, mempersaudarakan, dan memberi akses yang setara untuk keluarga Muslim di Indonesia. Sehingga, Zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga instrumen ekonomi kebaikan yang dapat menciptakan kesejahteraan sosial secara berkelanjutan.
“Semangat tersebut kami rangkum dalam Jaga+, sebuah program bantuan sosial tunai dari Kitabisa dan LAZNAS Salam Setara untuk melindungi warga di tengah ketidakstabilan ekonomi,” jelasnya.
Jaga+ tidak selesai dengan hanya memberi bantuan, tapi juga memberikan pembinaan, pembangunan kapasitas, dan pemantauan. Adapun, sampai saat ini program Jaga+ telah berhasil membantu lebih dari 100 keluarga, dengan 62,5% di antaranya mengalami peningkatan pendapatan, dan 80% sudah siap lepas dari program (menjadi Muzakki).
“Kami percaya, Zakat itu bisa menjadi perekat persaudaraan yang setara. Sehingga, harapannya tidak ada satupun keluarga dan saudara Muslim di Indonesia yang tertinggal,” tutur Mujahid.
SalingJaga: Support System Keluarga dan Warisan Kebaikan
Dalam kesempatan ini, CEO Kitabisa Vikra Ijas turut memperkenalkan SalingJaga, sebuah inisiatif gotong-royong berbentuk asuransi jiwa syariah yang berbasis solidaritas yang membantu melindungi masyarakat sebelum musibah, dalam hal ini kematian, datang, dan juga bisa menjadi warisan kebaikan untuk sesama.
Pasalnya, kematian adalah hal yang pasti. Apabila dilihat dari sisi perencanaan keuangan, kematian itu tidak murah. Ada biaya-biaya kedukaan yang tidak terduga, seperti biaya administrasi, legal, kesehatan mental, dan sebagainya. Mayoritas keluarga menggunakan dana pribadi untuk membayar biaya kedukaan tersebut.
Lebih lanjut Vikra menuturkan, kematian kadang dianggap sebagai topik agama saja, padahal hal tersebut juga menyangkut pada sisi kesehatan buat keluarga yang ditinggalkan. Proses berduka tidak berakhir setelah 4-7 hari, bisa lebih dari enam bulan atau bahkan tidak sepenuhnya pergi dari diri kita.
“Sehingga, penting memiliki support system dalam merespon situasi duka. Lewat SalingJaga kami ingin menguatkan support system keluarga di kala suka dan duka,” kata Vikra.
SalingJaga, lanjut Vikra, ingin hadir dalam setiap fase kehidupan, mulai dari memberikan perlindungan bagi keluarga yang baru memulai kehidupan pernikahan, hingga memberikan santunan dan membantu prosesi pemakaman saat kehilangan orang tercinta. “Ikut asuransi jiwa itu sebagai bentuk self-love, dengan niat untuk giving forward, memperluas support system, dan sebagai ikhtiar persiapan kematian,” imbuhnya.
“Rasanya kita mungkin tidak pernah bisa siap untuk membicarakan soal persiapan kematian. Namun, bicara soal persiapkan kematian bisa sebagai langkah awal kita untuk mewariskan kebaikan,” pungkas Vikra.
Ahmad Mujahid menambahkan, A Path to Barakah adalah ruang refleksi bagi mereka yang ingin menemukan keseimbangan antara tanggung jawab dunia dan nilai-nilai spiritual. Ia berharap, acara ini dapat membuka wawasan lebih banyak orang tentang makna keberkahan yang sesungguhnya—bukan hanya dalam hal materi, tetapi juga dalam ketenangan jiwa, hubungan yang harmonis, serta manfaat yang terus mengalir kepada sesama.
“Semoga acara ini menjadi langkah kecil yang menginspirasi perubahan besar, di mana setiap individu dapat menjalani hidup dengan penuh kesadaran, meninggalkan warisan kebaikan, dan menciptakan dampak positif yang bertahan jauh melampaui usia mereka,” pungkas Mujahid.
Rekomendasi

2 Comments