Ikuti Kami

Kajian

Momentum Istimewa Dalam Bulan Zulkaidah

Amalan-Amalan di Hari Asyura
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com – Bulan Syawal telah usai, selanjutnya kita memasuki bulan Zulkaidah. Bulan Zulkaidah merupakan salah satu dari empat bulan mulia yang disebutkan dalam al-Qur’an, bersama dengan bulan Rajab, Zulhijjah dan Muharram. Bulan ini memiliki sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang layak untuk dikenang dan direnungkan.

Apa saja momentum istimewa pada bulan Zulkaidah yang tercatat dalam sejarah Islam?

 

Nabi Musa Menerima Wahyu

Pada bulan Zulkaidah terjadi peristiwa agung dalam sejarah kenabian yaitu ketika Allah berfirman langsung kepada Nabi Musa. Peristiwa ini merupakan salah satu momen paling mulia, saat seorang hamba mendapat kehormatan luar biasa untuk berbicara langsung dengan Sang Pencipta tanpa perantara.

Dalam peristiwa ini, Allah memanggil Nabi Musa ke Bukit Thur untuk menerima wahyu. Di tempat itulah Nabi Musa menerima Taurat, kitab suci yang menjadi pedoman bagi Bani Israil.

Allah berbicara langsung kepada Nabi Musa dalam suasana penuh keagungan dan keheningan, menunjukkan betapa istimewanya pertemuan tersebut. Hal tersebut adalah salah satu bentuk wahyu yang sangat langka yakni Allah tidak mengutus malaikat, tetapi langsung menyampaikan firman-Nya.

Peristiwa ini juga menegaskan pentingnya bulan Zulkaidah sebagai bulan yang penuh kemuliaan. Tidak hanya menjadi bulan bagi ibadah umrah dan persiapan haji, tetapi juga menjadi saksi bagi turunnya wahyu kepada Nabi Musa yang tergolong salah satu nabi ulul azmi.

 

Perjanjian Hudaibiyah (6H)

Pada tahun ke-6 Hijriah, Rasulullah memimpin rombongan yang terdiri dari sekitar 1.400 sahabat untuk menunaikan ibadah umrah ke Mekah. Mereka berangkat dari Madinah dengan niat damai, tanpa membawa perlengkapan perang sebagai bentuk penghormatan terhadap kota suci dan keinginan kuat untuk melaksanakan ibadah di Baitullah.

Baca Juga:  Hukum Menghadirkan Hiburan dalam Resepsi Pernikahan

Kaum Muslimin pun telah mempersiapkan hewan kurban dan mengenakan pakaian ihram. Ini menandakan bahwa tujuan mereka semata-mata adalah ibadah, bukan untuk perang.

Namun, ketika rombongan tiba di wilayah Hudaibiyah, kaum kafir Quraisy menghadang mereka dan menolak memberi izin kepada Rasulullah dan para sahabat untuk memasuki Mekah.

Kondisi menjadi tegang karena Quraisy memandang kehadiran kaum Muslimin sebagai ancaman terhadap otoritas mereka di kota suci. Meskipun Rasulullah menegaskan bahwa mereka datang dengan damai. Setelah perundingan yang panjang, kedua belah pihak akhirnya menyepakati sebuah perjanjian damai yang dikenal sebagai Perjanjian Hudaibiyah.

Isi perjanjian ini tampak berat sebelah bagi umat Islam, seperti ketentuan agar mereka kembali ke Madinah tanpa menunaikan umrah pada tahun itu. Serta kewajiban mengembalikan orang Quraisy yang melarikan diri ke Madinah.

Meskipun banyak sahabat merasa kecewa, Rasulullah menerima perjanjian tersebut dengan bijaksana karena beliau melihat manfaat jangka panjangnya. Perjanjian ini menjadi titik awal dari penyebaran Islam secara lebih luas dan damai, serta membuka jalan bagi Fathu Makkah beberapa tahun kemudian.

 

Rasulullah Berangkat Haji Wada (10 H)

Pada tanggal 25 Zulkaidah tahun ke-10 Hijriah, Rasulullah memulai perjalanan suci menuju Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Ini adalah satu-satunya haji yang beliau tunaikan setelah menjadi nabi dan dikenal sebagai Haji Wada atau Haji Perpisahan. Momen tersebut sangat istimewa karena Rasulullah menjadikan ibadah haji ini sebagai kesempatan untuk menyampaikan pesan-pesan terakhir kepada umat Islam.

Dalam perjanjian ini, lebih dari 100 ribu sahabat ikut serta menyertai Rasulullah dengan rombongan besar yang penuh dengan semangat, ketundukan, dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Mereka datang dari berbagai penjuru Jazirah Arab, ingin menunaikan ibadah sekaligus mendengarkan langsung petunjuk Rasulullah tentang tata cara haji dan wasiat-wasiat penting menjelang akhir kehidupan beliau.

Baca Juga:  Doa-Doa Nabi Muhammad Saw. Saat Haji Wada

Sepanjang perjalanan, Rasulullah memberikan banyak nasihat dan pengajaran yang kemudian menjadi pedoman utama dalam ibadah haji dan kehidupan umat Islam. Di antara yang paling bersejarah adalah khutbah beliau di Arafah, yang masyhur sebagai Khutbah Wada’.

Khutbah Wada’ berisi pesan tentang persamaan manusia, hak-hak sesama, dan kesempurnaan agama Islam. Haji ini bukan hanya menjadi penutup perjalanan dakwah Rasulullah, tetapi juga tonggak penting yang mengokohkan ajaran Islam bagi generasi setelahnya.

Rekomendasi

Doa-Doa Nabi Muhammad Saw. Saat Haji Wada Doa-Doa Nabi Muhammad Saw. Saat Haji Wada

Doa-Doa Nabi Muhammad Saw. Saat Haji Wada

tujuh sunnah ibadah haji tujuh sunnah ibadah haji

Pesan Terakhir Rasulullah di Arafah Ketika Haji Wada

Mahasiswa Magister Studi Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Komentari

Komentari

Terbaru

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025 Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Berita

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Keluarga

Hak-Hak Anak Yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali Hak-Hak Anak Yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali

Hak-Hak Anak yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali

Keluarga

Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan

Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan

Ibadah

Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak

Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak

Muslimah Talk

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Muslimah Daily

Trending

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Dunia Membutuhkan Sains dan Sains Membutuhkan Perempuan

Muslimah Daily

Connect