Ikuti Kami

Khazanah

Perjalanan Jihad Imam Syafi’i Mencari Ilmu

Imam Syafi'i Mencari Ilmu
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Imam Syafi’i bernama asli Abu Abdullah Muhammad bin Idris al-Syafi’i, lahir di tahun 150 Hijriyah. Nasab beliau bertemu dengan Rasulullah saw. di Abdi Manaf, sehingga beliau sering disebut “anak paman Rasulullah saw.” Tulisan ini akan menceritakan perjalanan jihad Imam Syafi’i dalam mencari ilmu.

Imam Syafi’i merupakan pemimpin di Mazhab Fikih yang ketiga setelah Imam Malik dan Imam Hanafi. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat cakap dalam persoalan agama. Bukan hanya dalam persoalan fikih, beliau juga mahir dalam ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu akidah, dan lain sebagainya. Sebab kealimannya itu,  beliau disebut-sebut sebagai pembaharu muslim abad kedua hijriah.

Di umur yang masih tujuh tahun, Imam Syafi’i telah berhasil menghafalkan Alquran 30 juz. Dan di umur sepuluh tahun beliau telah menghafal banyak sekali hadis-hadis Nabi. Melihat semangat belajar Imam Syafi’ yang begitu besar, Sang Ibu lantas mengirim Imam Syafi’i ke Kabilah Hudzail untuk memperdalam ilmu-ilmu agama kepada para pakar di sana. 

Setelah tujuh tahun lamanya, barulah beliau kembali ke Mekkah, tanah kelahirannya, dengan sudah menguasai berbagai keilmuan Islam. Bahkan beliau telah diberi legalitas fatwa oleh gurunya, padahal beliau masih remaja berusia 20 tahun.

Tidak cukup sampai di situ, Imam Syafi’i berangkat lagi ke Madinah untuk jihad mencari ilmu. Di sana beliau berguru kepada Imam Malik bin Anas. Imam Syafi’i sangat bersungguh-sungguh untuk mengejar dan  menggali  ilmu sang guru, terutama ilmu fikih Mazhab Imam Malik. Beliau menetap di Madinah sampai akhir hayat sang guru. 

Imam Syafi’i lantas melanjutkan perjalanan mencari ilmunya ke negeri Yaman, dan setelahnya beliau berpindah ke Baghdad pada tahun 184 Hijriyah. Di Baghdad beliau bertemu dengan Qadhi Muhammad bin Hasan al-Syaibani, murid Imam Abu Hanifah. Dengan semangatnya yang menggebu-gebu, Imam Syafi’i berusaha mendalami madzhab Imam Hanafi secara menyeluruh.

Baca Juga:  Cara Mengatasi Orang yang Nyinyir Menurut Imam Syafi'i

Walhasil, dari perjalanannya yang begitu panjang Imam Syafi’i telah menguasai dua mazhab fikih utama, yakni Madzhab Maliki dan Hanafi. Di mana saat itu kedua madzhab tersebut seringkali bersinggungan dalam menghasilkan hukum-hukum fikih. Di antara sebabnya adalah, madzhab Maliki cenderung mengunggulkan hadis Nabi ketimbang penemuan-penemuan akal. Akibatnya, hadis-hadis yang lemah pada akhirnya dijadikan dasar hukum sekalipun ia bertentangan dengan hukum akal.

Sedangkan Madzhab Hanafi sebaliknya. Sangat mengunggulkan penemuan-penemuan akal ketimbang hadis-hadis Nabi. Akibatnya, banyak ditemukan hasil ijtihadnya yang kurang selaras dengan hadis shahih sekalipun.

Jeniusnya, Imam Syafi’i beliau mampu mendamaikan dua metode pengambilan hukum Imam Malik dan Imam Abu Hanifah. Oleh karena kontroversi dua mazhab tersebut lah, Imam Syaf’i lantas menyusun kitab Al-Risalah yang berisikan metode-metode pengambilan hukum fikih menurut pandangan beliau. Atau dalam istilah keilmuan kita biasa menyebutnya sebagai ilmu ushul fikih, ilmu yang mempelajari tata cara penarikan hukum-hukum fikih dari sumber-sumber agama Islam.

Seusai menimba ilmu di Baghdad, Imam Syafi’i melanjutkan perjalanan ke Iraq. Lalu beliau kembali ke Mekkah dan menulis banyak kitab terkait madzhabnya yang berupaya menengahi madzhab Maliki dan Hanafi. Baghdad menjadi tujuan beliau lagi seusai menyelesaikan pencariannya di Mekkah.

Mesir menjadi tanah terakhir yang menjadi saksi jihad mencari ilmu seorang Imam Syafi’i. Ketika di Mesir beliau banyak mengeluarkan pendapat-pendapat yang berbeda dari sebelumnya, Kondisi Mesir tentu berbeda dengan tanah-tanah lain, Sehingga produk hukumnya pun bisa berbeda. Pendapat-pendapat baru Imam Syafi’i selama di Mesir biasa disebut al-Qaul al-Jadid. 

Hingga menutup usia, beliau telah melahirkan banyak sekali kitab fenomenal. Dari murid-murid yang belajar kepadanya ketika di Mesir, beliau telah mencetak ulama-ulama penerus Mazhab Syafi’i dari berbagai belahan dunia.

Baca Juga:  Propaganda Lewat Media Sosial: Cara ISIS Rekrut Jihadis Muda

Pantas, hingga kini makam beliau di Mesir tidak pernah sepi dari peziarah. Semoga kita dapat meneladani kesungguhan Imam Syafi’i dalam mencari ilmu. Beliau yang tak pernah puas akan apa yang sudah dipelajari. Lebih-lebih semoga kita bisa turut mewariskan ilmu para ulama kepada generasi setelah kita sebagaimana beliau contohkan.

Demikian ringkasan kisah perjalanan jihad Imam Syafi’i dalam mencari ilmu. Semoga bermanfaat.

Rekomendasi

Berbakti kepada Orangtua Jihad Berbakti kepada Orangtua Jihad

Gus Baha: Berbakti kepada Orangtua Itu Jihad

Berdoa, Cara Muslim Menyikapi Konflik Palestina-Israel Berdoa, Cara Muslim Menyikapi Konflik Palestina-Israel

Berdoa, Cara Muslim Menyikapi Konflik Palestina-Israel

metode hukum imam syafi'i metode hukum imam syafi'i

Metode Pengambilan Hukum Imam Syafi’i

Kebijakan Rasulullah Ramah Perempuan Kebijakan Rasulullah Ramah Perempuan

Apakah Jihad Perempuan Hanya di Dalam Rumah?

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan

Berkolaborasi dengan KUPI, CariUstadz Tingkatkan Dakwah Perspektif Perempuan 

Berita

yukabid perempuan nabi musa yukabid perempuan nabi musa

Yukabid, Sosok Perempuan di balik Kisah Nabi Musa

Khazanah

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Sekilas tentang Sholihah Wahid Hasyim, Ibunda Gusdur

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Trending

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Connect