BincangMuslimah.Com – Maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi belakangan ini tidak hanya mengancam kepada anak usia remaja saja, melainkan sudah tidak sedikit anak-anak yang menjadi sasaran predator seks. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi adanya faktor minimnya wawasan anak mengenai seks dan penerimaan informasi seks yang salah.
Jika mendengar kata “seks” maka yang pertama kali terlintas dalam pikiran pada masyarakat umumnya adalah terkait sesuatu yang vulgar, pornografi, dan mengarah kepada hal-hal yang tidak senonoh lainnya. Sehingga minim sekali orang tua khususnya yang mengetahui dan peduli kepada pendidikan seks dan menaruh keyakinan bahwa belajar mengenai seks sudah sangat penting sejak dini. Tetapi tentu saja ada aturan dan cara-cara khusus bagaimana mengajarkan pengetahuan seks kepada anak, terutama dengan melihat usia, jenis kelamin, dan perkembangan kedewasaan anak, serta seberapa batas nalar anak dalam memahami sesuatu terlebih dahulu. Karena pendidikan seks untuk usia dini tentu saja berbeda dengan pendidikan seks pada anak usia remaja.
Definisi seks secara secara sempit yakni kelamin, sedangkan dalam lingkup yang lebih luas, seks berkaitan dengan seksualitas. Seksualitas disematkan untuk istilah kepada segala sesuatu yang berhubungan dengan seks. Sedangkan maksud dari pendidikan seks yakni upaya pengajaran, penyadaran, serta pemberian informasi yang berhubungan dengan masalah seksual seperti fungsi dari organ reproduksi. Selain pemberian informasi tersebut, sangat diperlukan pula menanamkan sejak dini moral, etika, komitmen, serta aturan agama agar seorang anak tidak melakukan penyalahgunaan organ tersebut.
Memberikan pemahaman pendidikan seks pada anak sejak usia dini bertujuan agar anak memperoleh informasi yang tepat mengenai seks. Apalagi di masa kemajuan digital yang sangat pesat, anak menemukan media lain yang memberikan informasi keliru terkait seks. Selain itu, adanya pendidikan seks, berarti orang tua sudah berupaya agar anaknya terhindar dari resiko negatif perilaku seksual serta perilaku seks yang menyimpang. Dilansir dari Halodoc usia dan bagaimana cara memberikan anak pendidikan seks diklasifikasikan sebagai berikut.
Pertama, Usia 0-3 tahun. Garis start orang tua mengajarkan pendidikan seks bisa dimulai dari usia ini dengan mengenalkan nama-nama anggota tubuh yang sebenarnya seperti penyebutan Mr P dan Miss V dengan nama asli organ kelamin tersebut. Pada usia ini pula sudah saatnya mulai ditanamkan batasan perilaku yang dapat dilakukan di tempat umum, misalnya dengan menggunakan handuk saat keluar kamar mandi.
Kedua, Usia 4-5 tahun. Di Usia ini seorang anak sudah dikenalkan nama-nama anggota tubuh, baik bagian internal maupun bagian eksternal. Orang tua juga sudah boleh memberitahu bagaimana bayi berada dalam rahim ibu dengan pemilihan bahasa yang sesuai dengan usianya.
Ketiga, usia 6-8 tahun. Sebagai persiapan, sudah saatnya orang tua mengenalkan mengenai pubertas dan hal apa yang terjadi saat anak mulai pubertas sejak usia ini.
Keempat, 9-12 tahun. Saat anak mulai mengalami pubertas, orang tua harus mencoba berbicara pada anak agar mereka dapat menceritakan perubahan yang sedang dilalui seperti menstruasi dan ereksi, serta memberitahu bahwa peristiwa tersebut merupakan sesuatu yang normal. Selain itu, pada usia ini orang tua mulai menanamkan bahwa diri dan tubuh anak adalah sesuatu yang sangat penting dan perlu dijaga.
Kelima, usia 13-18 tahun. Seorang anak mulai mengenal dan tertarik dengan lawan jenisnya pada masa ini. Maka sangat diperlukan mengenalkan batasan terhadap lawan jenis, tapi jangan sampai terlalu mengekang. Usahakan anak mau terbuka dan mau bercerita terkait permasalahan percintaannya kepada orang tua.
Dari penjelasan di atas, maka sejak anak usia 0 tahun, orang tua sudah boleh memperkenalkan pada pendidikan seks dengan cara yang sesuai dengan usianya. Sebagaimana pentingnya pendidikan seks sejak dini, agar orang tua menjadi pusat informasi utama terkait segala sesuatu terkait seks supaya anak tidak melakukan perilaku menyimpang dan terhindar dari kejahatan seksual.
2 Comments