Ikuti Kami

Muslimah Talk

Ibu Aniaya Anaknya Hingga Tewas: Terkait Kesehatan Mental dan Kondisi Ekonomi

ibu aniaya anak tewas
Credit: photo from Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Satu kisah menyayat hati kembali muncul di tengah negeri. Kabar ini datang dari Brebes, di mana ramai di pemberitaan seorang ibu yang aniaya beberapa anaknya hingga tewas. Berawal dari munculnya suara teriakan dari kamar sang ibu bersama ketiga anaknya. 

Dilansir dari Tirto.id, teriakan tersebut terdengar oleh sang bibi yang kemudian berusaha membuka pintu kamar tersebut. Sayangnya usaha tersebut gagal karena pintu terkunci dari dalam. 

Tidak kunjung berhasil, sang bibi pun meminta pertolongan. Hingga tibalah seorang warga yang membuka pintu secara paksa. Anak kedua dari pelaku yang tidak lain adalah sang ibu telah meninggal dengan leher yang terluka. 

Sedangkan anak pertama, terluka di daerah dada. Lalu pada anak ketiga terluka pada bagian leher. Keduanya pun dilarikan ke rumah sakit. Melalui video yang beredar di media sosial, sang ibu menyebutkan alasan kenapa sampai hati berbuat demikian. 

Ia berdalih ingin menyelamatkan sang buah hati dari ‘kesengsaraan’. Di sisi lain ia menyampaikan perihal suami yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan kadangkala menganggur. 

Peristiwa ini adalah tragedi yang membuat hati menjadi pilu. Pada satu sisi, anak mendapatkan kekerasan yang berakhir pada penghilangan nyawa. Pelaku datang dari orang terdekat yaitu orang tua.

Sisi Lain yang Perlu Diamati: Faktor Ekonomi dan Psikis

Namun, pada kasus ini ada perspektif lain yang perlu dikaji lebih dalam. Penulis merasa masyarakat jangan bulat-bulat melemparkan tudingan. Meski perbuatan pelaku sangat tidak dibenarkan dan pantang untuk terjadi.

Hanya saja, kasus yang demikian jika diikuti, tidak satu dua kali terjadi. Hal ini pula yang diungkapkan oleh psikolog, Sylvi Dewajani. 

Kasus seperti ini biasanya dimunculkan pada alasan menyelamatkan anak dari penderitaan dan ini diawali oleh adanya tekanan yang cukup besar. Biasanya tekanan yang berakhir menjadi stressor dipicu oleh  faktor utama yaitu permasalahan ekonomi.

Baca Juga:  Cara Nabi Menyelesaikan Masalah Rumah Tangga (Seri 1)

Bicara soal ekonomi, selama pandmei covid-19, sektor ini memang menjadi salah satu yang dihantam habis. Pembatasan kegiatan ekonomi membuat masyarakat mengalami banyak kesulitan dalam mencukupi kebutuhan. 

Pada keluarga yang berada dalam posisi menengah ke bawah, pukulan pandemi pada sektor ekonomi ini tentu membawa dampak yang cukup besar. Tidak hanya soal makan, tapi juga dalam berhubungan sosial. 

Di dalam keluarga sendiri, ketegangan dan gesekan yang menimbulkan konflik pun tidak dapat terhindarkan. Hal ini dipicu dari berkurangnya penghasilan atau bahkan sama sekali tidak memiliki uang karena diputus kerja secara sepihak. 

Belum lagi pada perempuan tekanan itu dapat berlipat ganda. Adanya pengasuhan anak yang diemban oleh ibu, serta aktivitas mencari nafkah untuk menopang keluarga. Jika tekanan tidak diurai, maka bisa menimbulkan stres yang berujung pada depresi.

Di sisi lain, faktor kedua, sebagian masyarakat Indonesia dalam kemampuannya menghadapi dan mengatasi suatu masalah masih terhitung rendah. Dan tidak jarang, saat terbentur tembok, mereka yang daya lenting terhadap tekanan mengambil jalan pintas. 

Pada dasarnya, ketahanan dan kemampuan seseorang dalam menghadapi suatu permasalahan ditempa sejak masih kanak-kanak. Hal itu dipengaruhi oleh pola asuh orangtua pada anak-anak mereka. 

Ahli psikolog menyebutkan jika untuk menempa ketangguhan anak, caranya bukan dengan menjatuhkan mental. Atau menggunakan kata-kata yang melukai hati dan harga diri. 

Namun dengan mengajak anak untuk mencintai dan memandang bahwa dirinya berharga. Melihat dirinya mempunyai harga diri, anak akan tumbuh menjadi sosok percaya diri dan kuat dalam menghadapi berbagai permasalahan. 

Resiliensi ini pun dapat dibangun dengan melatih anak untuk mengendalikan keinginan. Mendahulukan apa yang memang dibutuhkan, dan diajarkan bagaimana mengekspresikan emosi. Beberapa langkah di atas, tidak bisa dilaksanakan secara instan, namun butuh pola asuh yang matang dan berkelanjutan. 

Baca Juga:  When Life Gives You Tangerines: Kisah Cinta, Kegigihan, dan Perjuangan

Dan salah satu pencegahan yang bisa diupayakan adalah membangun hubungan kesalingan atau timbal balik. Berbagi pola asuh dengan anak dan saling berbuat kebaikan antara suami dan istri. 

عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْأَحْوَصِ حَدَّثَنِي أَبِي أَنَّهُ شَهِدَ حَجَّةَ الْوَدَاعِ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَذَكَّرَ وَوَعَظَ ثُمَّ قَالَ: «اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّمَا هُنَّ عِنْدَكُمْ عَوَانٍ. لَيْسَ تَمْلِكُونَ مِنْهُنَّ شَيْئًا غَيْرَ ذٰلِكَ إِلَّا أَنْ يَأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ. فَإِنْ فَعَلْنَ فَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ. فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا. إِنَّ لَكُمْ مِنْ نِسَائِكُمْ حَقًّا وَلِنِسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حَقًّا. فَأَمَّا حَقُّكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ فَلَا يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ مَنْ تَكْرَهُوْنَ وَلَا يَأْذَنَّ فِي بُيُوتِكُمُ لِمَنْ تَكْرَهُوْنَ. أَلَا وَحَقُّهُنَّ عَلَيْكُمْ أَنْ تُحْسِنُوا إِلَيْهِنَّ فِي كِسْوَتِهِنَّ وَطَعَامِهِنَّ». رواه ابن ماجه.

Dari ‘Amr bin Ahwash ra. Ia mengikuti Haji Wada’ bersama Rasulullah Saw. Dalam khutbahnya, Rasul memuja-muji Allah, mengingatkan umatnya dan memberi nasihat-nasihat. Diantaranya Rasul Saw bersabda: “Saling berwasiatlah di antara kalian untuk selalu berbuat baik terhadap perempuan, karena mereka berada pada posisi lemah di antara kalian. Kamu tidak berhak (melakukan) apapun terhadap mereka kecuali untuk kebaikan itu. Kecuali jika mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Kalau mereka melakukan hal itu, maka berpisahlah dari ranjang mereka, dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak mencederai. Kalau mereka sudah taat kepada kamu, maka janganlah cari-cara jalan (untuk menyakiti) mereka. Kamu punya hak atas istri kamu, dan istri kamu juga punya hak atas kamu. (Diantara) hak kamu atas istri kamu, adalah bahwa ranjang kamu tidak boleh ditiduri orang yang kamu benci, rumah kamu juga tidak boleh dimasuki orang yang kamu benci. Hak mereka atas kamu adalah perlakuan baik kamu terhadap mereka, baik terkait pakaian maupun makanan mereka”. (Sunan Ibn Majah, No. Hadis: 1924 dan Sunan Turmudzi, no. Hadis 1196). 

Baca Juga:  Kim Ji-Young, Born 1982, Menggambarkan Patriarki Melalui Film

Menurut Faqihuddin Abdul Kodir di dalam bukunya yang berjudul 60 Hadis Shahih, dijelaskan jika hadis ini perlakuan baik yang bersifat timbal balik. Antara hak dan kewajiban seorang istri dengan suami. Dilarang saling menyakiti dan berprilaku baik menjadi upaya mencapai keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. 

Rekomendasi

Perempuan Multitasking Dalam Pandangan Islam  

Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga? Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga?

Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga?

perempuan pada masa jahiliyah perempuan pada masa jahiliyah

Perempuan, Cita-cita, dan Stigma

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

Mana yang Lebih Utama, Berbakti kepada Orang Tua atau Istri? Mana yang Lebih Utama, Berbakti kepada Orang Tua atau Istri?

Mana yang Lebih Utama, Berbakti kepada Orang Tua atau Istri?

Keluarga

Hari Keluarga Internasional: Bagaimana Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Quran? Hari Keluarga Internasional: Bagaimana Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Quran?

Hari Keluarga Internasional: Bagaimana Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Quran?

Keluarga

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Muslimah Talk

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Khazanah

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Muslimah Daily

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Kajian

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri? Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Kajian

Trending

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Connect