BincangMuslimah.Com – Menyambut Hari Lebaran, banyak sekali ucapan selamat Idul Fitri yang saling diucapkan ke sesama teman-teman muslim. Salah satu ucapan yang sering kita dengar ketika teman memberikan selamat idul fitri adalah dengan mengucapkan Taqabbalallahu Minna wa Minkum Taqabbal Ya Karim.
Bagaimana hukumnya mengucapkan selamat dengan kalimat Taqabbalallahu Minna wa Minkum?
Dalam kitab al-Muntaqa Syarh al-Muqaththa‘, Syekh Abdul Walid Sulaiman al-Qurthubi menjelaskan, pada dahulu kala Imam Malik ditanya terkait hukum mengucapkan kalimat Taqabbalallahu Minna wa Minkum di hari Idul Fitri. Ia menuliskan
وَسُئِلَ مَالِكٌ أَيُكْرَهُ لِلرَّجُلِ أَنْ يَقُولَ لِأَخِيهِ إذَا انْصَرَفَ مِنْ الْعِيدِ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك وَغَفَرَ لَنَا وَلَك وَيَرُدُّ عَلَيْهِ أَخُوهُ مِثْلُ ذَلِكَ قَالَ لَا يُكْرَهُ
“Imam Malik ditanya; apakah makruh bagi seorang muslim mengucapkan kepada saudaranya ketika ia berpapasan pada hari Id kalimat Taqabbalallahu Minna wa Minka wa ghafara lana wa laka (semoga Allah menerima ibadahmu dan engkau dan mengampuni kita dan engkau), kemudian sadaranya itu membalas dengan kalimat serupa? Imam Malik berkata, “Tidak makruh”.
Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di kitab al-Tsiqat, bahwa Ali bin Stabit pernah bertanya pada Imam Malik, “Aku bertanya pada Malik tentang perkataan manusia di hari Idul Fitri “Taqabbalallahu minna wa minka”? Imam Malik berkata, “Demikianlah apa yang selalu kami lakukan.”
Tradisi saling mengucapkan selamat tersebut diikuti masyarakat dan menjadi kebiasaan tiap kali menyambut kedatangan hari raya idul fitri. Para sahabat juga saling mendoakan pada hari lebaran tersebut. Di antaranya riwayat imam Baihaqi dalam sunannya berikut ini:
عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ قَالَ: لَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، قَالَ وَاثِلَةُ: لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ.
Dari Khalid bin Ma’dan berkata, “Aku bertemu Watsilah bin al-asqa’ pada hari raya idul fitri lalu aku mengucapkan padanya ‘semoga Allah menerima ibadah aku dan kamu’.” Lalu Watsil pun bercerita, “Dulu aku bertemu Rasulullah Saw. pada hari raya idul fitri, lalu aku mengucapkan padanya ‘Semoga Allah menerima ibadahku dan engkau’, beliau pun menjawab, ‘Ya, semoga Allah menerima ibadahku dan engkau‘” (HR. Baihaqi)
Juga dalam riwayat berikut ini:
أن محمد بن زياد، قال: كنت مع أبي أمامة الباهلي وغيره من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم فكانوا إذا رجعوا من العيد يقول بعضهم لبعض: تقبل الله منا ومنك
‘Muhammad bin Ziyad berkata, “Saat itu aku sedang bersama abu umamah al-bahili dan sahabat Nabi yang lainnya. Apabila pulang dari salat ied mereka akan saling mengatakan ‘semoga Allah menerima ibadah(selama ramadhan) aku dan engkau’.” (HR. Ahmad)
Imam Ahmad memberi keterangan bahwa riwayat dari Abu Umamah ini sanadnya bagus.
Riwayat lain juga disebutkan oleh Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fathu al-Bari dari Jubair bin Nafir dengan sanad hasan.
عن جبير بن نفير قال:كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا التقوا يوم العيد يقول بعضهم لبعض: تقبل منا ومنك.
Dari Jubair bin Nafir berkata, “Dulu Sahabat Rasulullah Saw. jika saling berjumpa saat hari raya idul fitri mereka akan mengucapkan ‘taqabbalallahu minna wa minka’ (semoga allah menerima ibadahku dan engkau).”
Ibnu Hajar menerangkan bahwa saling mendoakan dengan kalimat tersebut adalah boleh bahkan mendekati sunnah. Meskipun beberapa dari hadis tersebut sanadnya ada yang dhaif. Namun menurut Ibnu Hajar, terdapat beberapa riwayat yang shahih. Seperti dalam kitab al-Mahamiliyyat yang diriwayatkan dengan sanad hasan dari Jubair bin Nufair tentang anjuran saling mengucapkan taqabbalallahu minna wa minka jika bertemu di hari raya Idul Fitri.
Wallahu’alam.