BincangMuslimah.Com – Siapa tak kenal Mamah Dedeh? Ceramahnya di sebuah stasiun televisi menemani masyarakat Indonesia setiap pagi. Menemani aktifitas memulai hari bagi siapapun yang mendengarkannya, baik dari kalangan petani, pedagang, pekerja kantor, dan setiap lapisan masyarakat. Suara dan tawanya yang khas menjadi sesuatu yang membuat siapapun mengenalnya. Acara televisi bertajuk “Mamah dan A’a” sudah mengundang ribuan jamaah pengajian ibu-ibu dari setiap daerah dan memiliki cerita masing-masing. Ialah Mamah Dedeh, Dai Perempuan Legendaris Indonesia.
Mamah Dedeh atau yang bernama asli Dedeh Rosidah merupakan pendakwah perempuan kelahiran Ciamis pada 5 Agustus 1951. Namanya populer karena acara dakwahnya yang tayang setelah subuh hampir setiap hari berjudul, “Mamah dan A’a”. Acara ini dipandu oleh Abdel Achrian, pelawak sekaligus presenter kondang Indonesia. Hal yang menjadi khas dari acara tersebut adalah sautan jamaah perempuan saat Abdel meneriakki, “Mamah dan A’a” yang lalu dijawab oleh jama’ah, “Curhat dooong!”.
Dalam sesi tanya jawab, tiap perwakilan majlis ta’lim akan menyampaikan pertanyaan. Sebelum salah satu dari mereka bertanya, mereka akan melontarkan slogan, “curhat dong, Mah?” Lalu jama’ah akan menyauti dengan, “Iya dong!”. Ada sisi lain dari cerita jamaah majlis ta’lim ibu-ibu ini. Mereka datang dari tiap daerah. Tidak terhitung, sejak acara itu ditayangkan pada tahun 2007 sudah berapa ribu jamaah dari tiap majlis ta’lim. Masing-masing dari mereka datang dari jauh-jauh hari menempuh perjalanan panjang. Acara ini berhasil menggerakkan ribuan perempuan untuk terlibat di aktifitas dakwah ini.
Mamah Dedeh merupakan alumnus Pendidikan Guru Agama (PGA) atau saat ini disebut Pendidikan Agama Islam (PAI), UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan. Setelah itu beliau menjajaki dunia penyiar radio. Mengenai panggilan khasnya dengan sebutan “Mamah Dedeh” itu berasal dari kebiasaan beliau yang banyak mengasuh anak yatim.
Ceramahnya bertemakan fikih perempuan, rumah tangga, perceraian, atau hal-hal yang berkaitan dengan fikih keseharian. Jawaban yang diberikan oleh Mamah Dedeh selalu lugas dan singkat. Beserta dalil Alquran dan Hadis yang dipaparkan, Mamah Dedeh juga menjawab dengan bacaan langgam dan logat yang khas orang bersuku Sunda. Sosoknya yang bersuara nyaring mengalahkan stigma bahwa suara perempuan adalah aurat.
Mamah Dedeh juga mampu mematahkan anggapan bahwa ulama yang menguasai acara televisi hanya berasal dari kaum laki-laki. Buktinya, acara yang telah belasan tahun tersiar meski berganti-ganti judul dan stasiun televisi tetap bertahan. Ia tetap menjadi idola ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak dan kaum muda.
Tidak jarang juga suaranya menjadi parodi yang ditirukan oleh kaum muda di platform media sosial mereka, seperti Tiktok, Dubsmash, atau Instagram. Itu artinya, dakwahnya tidak hanya sampai di kalangan orang tua, tetapi juga anak muda. Atas peristiwa itu, Mamah Dedeh bersyukur sebab itu artinya dakwahnya sampai dan diterima di kalangan orang muda.
Bahkan di setiap bulan Ramadhan, beliau juga memiliki program khusus yang tayang tiap sahur atau menjelang berbuka. Wajahnya mentereng, menghiasi acara keagamaan di banyak stasiun televisi dan terus melegenda. Dan masih terus diminati masyarakat Indonesia. Tema-temanya yang dibawanya juga ringan dan dekat dengan masyarakat awam. Baik pada acara Ramadhan maupun di luar Ramadhan.
Di balik karakternya yang terkesan galak dan judes, Abdel, presenter yang menemaninya belasan tahun di acara dakwah tersebut sempat menceritakan karakter kepribadiannya melalui akun Twitternya. Saat itu, terdapat hoax yang muncul di media sosial akan kewafatan Mamah Dedeh akibat serang Covid-19. Abdel menceritakan sosok kepribadian Mamah Dedeh.
Mamah Dedeh merupakan sosok yang sangat dermawan. Beliau juga sering memberangkatkan kru dan timnya untuk melaksanakan ibadah umroh. Mungkin sudah ratusan orang yang diberangkatkan olehnya, katanya melalui tweetnya. Selain itu, Mamah Dedeh juga sering membiayai pernikahan dan resepsi orang-orang yang kesulitan menikah. Cerita mengenai kepribadiannya ini merupakan hal yang patut diteladani.
Artinya, apa yang beliau sampaikan mengenai keutamaan bersedekah, menyayangi sesama, juga turut beliau amalkan. Ilmu dan amal berkesalingan dalam diri beliau. Selain menjadi pendakwah, aktifitas lainnya adalah menjadi juri pada program Akademi Sahur Indonesia (Aksi) yang ditayangkan di Indosiar. Acara ini merupakan ajang pencarian dai Indonesia yang dimulai sejak tahun 2013.
Aktifitas dalam bidang dakwah keagamaan benar-benar melegenda, menjadi idola, dan memenuhi ruang televisi Indonesia. Statusnya sebagai perempuan justru mematahkan banyak stigma masyarakat terhadap perempuan yang dianggap tidak bisa cakap dan mumpuni dalam bidang tertentu, salah satunya bidang agama. Selain itu, aktifitas dakwahnya melibatkan banyak perempuan daerah lainnya, serta meyandingi aktifitas dakwah yang selama ini diisi oleh kaum laki-laki.