BincangMuslimah.Com – Allah Swt. menciptakan manusia dalam dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Terdapat beberapa perempuan yang disebutkan dalam Alquran. Para perempuan ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sejarah peradaban di antaranya Asiyah dan siti Hawa. Berikut nama-nama perempuan yang disebut dalam Alquran beserta kisahnya.
Maryam binti Imran
Maryam merupakan keturunan Imran, salah satu keluarga terbaik yang pernah ada dalam sejarah kehidupan manusia. Kemuliaan Maryam diabadikan dalam Alquran surat Ali-Imran ayat 42.
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَى نِسَاءِ الْعَالَمِينَ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu). (QS. Ali-Imran: 42)
Syekh Nawawi al-Bantani dalam karyanya, Tafsir Mar’ah Labid menjelaskan bahwa ayat di atas menggambarkan kepribadian Maryam yang dikatakan oleh Malaikat Jibril, bahwa beliau adalah wanita yang taat dalam beribadah, memiliki sifat lemah-lembut, terbebas dari akhlak tercela serta gangguan para lelaki.
Dari sanalah, nama beliau dicatat sebagai wanita yang mulia di sisi Allah Swt. bahkan dalam Shahih Bukhari diriwayatkan dari Ali Bin Abi Thalib bahwa Rasulullah bersada, “Sebaik-baik wanita adalah Maryam dan Siti Khadijah”. Dari rahim Maryam kemudian lahirlah Nabi Isa a.s.
Ratu Bilqis
Ratu Bilqis atau Ratu Syeba adalah sosok pemimpin wanita yang tangguh (QS. Al-Naml, ayat: 23). Hal ini digambarkan dari kondisi kerajaan dan masyarakat yang di pimpinnya, mereka semua hidup makmur dan sejahtera. Keterangan ini dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahwa negeri Saba Allah sebutkan dalam Alquran sebagai negeri yang “Baldatun tayyibatun wa rabbun ghofur” yaitu negeri yang makmur dan mendapatkan ampunan dari Tuhan.
Maula Sari dalam Tulisannya yang berjudul Tafsir QS. Al-Naml Ayat 23 memberikan catatan bahwa Ratu Bilqis dan rakyatnya tidak menutup dirinya dengan kebenaran dakwah yang dibawa oleh Nabi Sulaiman. Hal ini menunjukkan bahwa ia adalah sosok pemimpin yang mengantarkan rakyatnya menuju jalan kebenaran agar menyembah Allah Swt.
Asiyah Binti Muhazim dan Siti Hawa
Satu dari sekian perempuan yang disinggung oleh Alquran adalah Asiyah Bint Muhazim, wanita ini tidak disebutkan namanya secara implisit oleh Alquran, hanya menggunakan ungkapan “Istri Fir’aun” (QS. Al-Qashash: ayat 9, QS. Al-Tahrim, ayat: 11). Asiyah adalah salah satu wanita yang dijanjikan surga oleh Allah Swt. sebagaimana dalam riwayat Aisyah r.a. Bahwa, “Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam binti Imran, Fatimah Binti Rasulullah, Khadijah Binti Khuwailid, dan Asiyah”. (HR. Muslim)
Mengapa Asiyah menjadi perempuan yang disinggung dalam Alquran dan dijamin masuk surga? Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Asiyah adalah sosok perempuan yang sangat setia, terutama terhadap ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa As. Meskipun ia menjadi istri Fir’aun. Bahkan sampai ia wafat karena disiksa oleh Fir’aun yang memaksa Asiyah untuk mengakui Fir’aun sebagai Tuhan.
Perempuan yang disinggung dalam Alquran selain Asiyah adalah Siti Hawa (QS. Al-Nisa, ayat: 1). Beliau adalah sosok yang sangat setia menemani Nabi Adam a.s saat mereka merasakan kebahagian ketika mereka berada di surga hingga merasakan penderitaan saat mereka diturunkan ke muka Bumi oleh Allah Swt.
Selepas diusir dari surga, Nabi Adam As. (QS. Al-A’raf, ayat: 18) terpisah dengan Siti Hawa, terdapat perbedaan riwayat terkait daerah diturunkannya Adam dan Hawa. Dalam sebuah riwayat Ibnu Haitam dari Al-Saddi, ia berkata Adam turun di India, sedangkan Hawa di Jeddah. Dalam waktu yang lama mereka akhirnya dipertemukan kembali di Jabal Rahmah (bukit cinta) yang berada di padang Arafah. Akhirnya mereka berdua hidup bahagia dengan dikaruniai keturunan yang banyak.
Istri Nabi Nuh dan Istri Nabi Luth
Dalam tafsir Al-Qurthubi disebutkan bahwa Istri Nabi Nuh bernama Walihah, sedangkan Istri Luth bernama Wali’ah. (Al-Qurthubi, Al-Jami’ li ahkamil Qur’an, juz 5 hal. 298)
Istri Nabi Luth dan Nabi Nuh ini, melakukan pengkhianatan terhadap agama. Dikisahkan bahwa istri Nabi Luth menyerukan maksiat kepada para tamu Nabi Luth, sedangkan Istri Nabi Nuh menyebarkan propaganda kepada masyarakat bahwa suaminya gila. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa mereka adalah dua orang yang munafik, di depan suaminya bersikap baik tetapi di belakang suaminya mereka menyebarkan fitnah, selain mengkhianati Nabi Luth dan Nabi Nuh, mereka juga mengkhianati Allah Swt.
Dari kisah beberapa perempuan yang disebut dalam Alquran, kita dapat mengambil ibrah (pelajaran) sebagaimana dijelaskan dalam QS. Yusuf ayat 111
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf: 111)
Wallahua’lam Bis Shawab…..