BincangMuslimah.Com – Tak jarang teks-teks agama terutama hadis Nabi saw. dijadikan bulan-bulanan oleh sekelompok oknum untuk dijadikan dasar bahwa Islam tidak ramah dengan perempuan. Mereka mengatakan bahwa terdapat banyak hadis misoginis, hadis yang mendiskreditkan atau merendahkan perempuan, seperti hadis tentang dilaknatnya perempuan oleh malaikat hanya gara-gara tidak mau melayani suaminya berhubungan badan.
Padahal, masih banyak pula hadis-hadis yang justru mengungkapkan hal yang sebaliknya. Di mana Nabi saw. dengan membawa agama Islam, justru hadir dengan wajah yang ramah. Bahkan beliau tidak segan-segan mendengarkan, dan menerima aspirasi-aspirasi yang dilontarkan oleh sahabat-sahabat perempuan. Mereka diberi ruang untuk menyampaikan pemikirannya dan diberi kesempatan untuk berbicara.
Salah satu contohnya adalah hadis berikut:
عَنْ إِيَاسِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي ذُبَابٍ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَضْرِبُوْا إِمَاءَ اللهِ فَجَاءَ عُمَرُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: ذَئِرْنَ النِّسَاءُ عَلَى أَزْوَاجِهِنَّ، فَرَخَّصَ فِيْ ضَرْبِهِنَّ، فَأَطَافَ بِآلِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِسَاءٌ كَثِيرٌ يَشْكُونَ أَزْوَاجَهُنَّ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَقَدْ طَافَ بِآلِ مُحَمَّدٍ نِسَاءٌ كَثِيرٌ يَشْكُونَ أَزْوَاجَهُنَّ لَيْسَ أُولَئِكَ بِخِيَارِكُمْ.
Dari Iyas bin Abdillah bin Abi Dzubab, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian memukul perempuan.” Kemudian datanglah Umar kepada Rasulullah saw. lalu ia melapor, “Banyak perempuan yang membangkang terhadap suami-suami mereka.”
Oleh karena itu, Rasulullah saw. memberi keringanan dengan membolehkan pemukulan terhadap perempuan tersebut. (Namun, akibat dari keringanan itu) banyak perempuan yang datang mengitari keluarga Rasulullah saw. mengeluhkan suami-suami mereka. Maka Nabi saw. kembali menegaskan, “Telah datang mengitari keluarga Muhammad banyak perempuan mengadukan (praktik pemukulan) para suami, mereka itu bukan yang baik di antara kamu.”
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh imam Abu Daud dalam kitab Sunannya menunjukkan pada masa Nabi saw., telah terjadi ketegangan antara laki-laki yang hendak mendisiplinkan para istrinya dengan memberikan pukulan dan tuntutan para istri yang menolak menjadi bulan-bulanan praktik kekerasan suaminya.
Dalam hal ini pun, Nabi saw. melarang adanya praktik pemukulan, tetapi para laki-laki keberatan karena tidak mampu lagi mendisiplinkan para istrinya. Lalu Nabi saw., membolehkan memukul para istrinya itu dengan pukulan yang tidak menyakitkan, yakni mendidik.
Tetapi kemudian, banyak perempuan datang kepada keluarga Nabi saw, yakni menurut Syekh Abadi di dalam kitab Aunul Ma’bud syarah Sunan Abi Daud adalah para istri Nabi saw. untuk protes. Nabi saw. pun mendengarkan protes mereka.
Menurut Dr. Faqihuddin Abdul Kodir di dalam bukunya 60 Hadis Hak-Hak Perempuan dalam Islam: Teks dan Interpretasi mengatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa dipetik dari hadis ini.
Pertama, bahwa perempuan berhak untuk terbebas dari segala jenis kekerasan
Kedua, mereka juga berhak atas nama Islam untuk meminta dukungan kebijakan atau fatwa terhadap hak bebas dari kekerasan tersebut sampai mereka memperolehnya secara nyata
Ketiga, perlu kesadaran bahwa perjuangan para perempuan ini bisa jadi akan mengganggu dan mengusik sebagian laki-laki, untuk itu juga harus berkolaborasi dengan laki-laki yang mempunyai empati seperti Nabi Muhammad saw.
Keempat, pemimpin Islam harusnya seperti Nabi saw., menegaskan Islam sebagai agama kebaikan, kemaslahatan, dan bebas dari kekerasan dan kemafsadatan. Nilai ini harus dirasakan oleh laki-laki dan perempuan. Wa Allahu A’lam bis Shawab.