Ikuti Kami

Kajian

Tafsir Surah Yasin Ayat 7-9: Orang-Orang yang Terbelenggu dalam Kekafiran

Lima Karakter Sayyidah Maryam dalam Al-Quran

BincangMuslimah.Com Tafsir surah Yasin ayat 7-9 menjelaskan kelompok orang-orang yang merugi sebab mereka terbelenggu dalam kekafiran dan menolak ajaran Rasulullah. Setelah sebelumnya membahas tentang anugerah bagi umat manusia dalam surah Yasin ayat 1-6, yaitu Rasulullah menjadi petunjuk kepada jalan keridhaan Allah.

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (7) إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ (8) وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

“Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (Q.S. Yasin ayat 7-9)

Orang-Orang Kafir yang Merugi

Ketika menafsirkan ayat ke tujuh surat Yasin di atas, Ibnu ‘Asyur memaparkan bahwa ayat ini menjadi lanjutan atas keadaan masyarakat saat Rasulullah datang membawa risalah kenabian. Menurut Ibnu ‘Asyur mereka terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, tidak memanfaatkan risalah (menolak). Kedua, kelompok yang mengikuti ajaran Rasul dan memanfaatkan peringatannya dengan sebaik-baiknya.

Ayat tujuh ini menyinggung sebagian besar dari mereka adalah kelompok pertama, orang-orang kafir yang rugi, karena Allah akan menimpakan siksaan kepada mereka. Adapun makna haqq al-qaulu, Imam al-Maraghi menjelaskan bahwa kepastian Allah memberikan hukuman atas orang-orang kafir. Karena keadaan mereka yang bersikeras menolak ajaran Rasulullah dan teguh pada kebodohannya. Sebab kelalaian mereka, Allah pun menetapkan mereka termasuk golongan yang tidak beriman.

Sementara menurut Prof. Quraish Shihab, al-qaulu mengandung arti ketetapan yang tercatat dalam pengetahuan Allah bahwa mereka tidak akan beriman. Dalam kenyataannya mereka memang tidak beriman. Hal ini muncul karena kesewenangan, keangkuhan, dan perbuatan melampaui batas untuk menerima kebenaran.

Baca Juga:  Isu Vaksin Haram dan Makna Darurat Menurut Fikih

Keadaan Terbelenggu dari Kebenaran

Terkait ayat ke delapan, Prof Quraish Shihab menerangkan bahwa ini penegasan dari ayat sebelumnya dengan perumpamaan bagi orang-orang kafir. Kata “muqmahun” seringkali digunakan untuk menggambarkan unta yang haus namun tidak dapat minum. Menurutnya, kata ini melukiskan keadaan seseorang yang akan menelan sesuatu. Ia mengangkat kepalanya sambil menutup mata dan dengan pandangan lesu serta takut. Ia berusaha menelan sesuatu tetapi tidak mampu. Keadaan tersebut membuat kaum kafir terbelenggu dan tidak bisa melakukan apa-apa.

Sedang ayat ke sembilan, menurut Ibnu ‘Asyur memiliki makna kulminasi (irtiqa) dari ayat sebelumnya. Mereka haram (tertutup) untuk menerima hidayah karena sikap dan perilaku mereka tertutup untuk menerimanya. Di samping itu, menurut Imam as-Syaukani ayat ini juga mempunyai maksud bahwa Allah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka. Maka mereka bergelimang dalam kesesatan, tidak dapat melihat petunjuk, dan mereka juga tidak sadar akan adanya kebenaran.

Demikian penjelasan singkat tafsir Surah Yasin ayat 7-9 yang menjelaskan tentang keadaan orang-orang kafir yang merugi sebab mereka yang terbelenggu oleh kekafirannya. Nantikan penjelasan tafsir surah Yasin selanjutnya. Wallah musta’an.[]

Rekomendasi

Surah Yasin 10-11 Surah Yasin 10-11

Surah Yasin 1-6: Rasulullah Adalah Karunia Terbesar Umat Manusia

Tafsir Surah Yasin Tafsir Surah Yasin

Tafsir Surah Yasin Ayat 1 dan Keutamaan Membacanya

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

Buku Syiar Ramadan Kemenag RI: Menebar Cinta untuk Indonesia Buku Syiar Ramadan Kemenag RI: Menebar Cinta untuk Indonesia

Buku Syiar Ramadan Kemenag RI: Menebar Cinta untuk Indonesia

buku

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Kesunnahan Iktikaf dan Ketentuan-Ketentuannya

Ibadah

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural

Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural

Muslimah Talk

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Ibadah

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan? Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Tanya Ustazah

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Mengenang Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Pendiri Nahdlatul Wathan

Kajian

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Muslimah Talk

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

Kajian

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Seberapa Dekatkah Kita dengan Rasulullah?

Diari

Connect