Ikuti Kami

Muslimah Talk

Ramai Tagar Kabur Saja Dulu: Simbol Kegelisahan Anak Muda

Ramai Tagar Kabur Saja Dulu: Simbol Kegelisahan Anak Muda
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com- Baru-baru ini ramai di media sosial perihal #kaburajadulu. Hastag ini tersebar luas di media sosial oleh kalangan anak muda untuk mengekspresikan diri. Hal ini bentuk ungkapan ingin lari dari situasi yang menekan atau tidak menyenangkan. Kegelisahan ini merupakan ungkapan satire dari rasa kekecewaan generasi muda pada situasi negara Indonesia saat ini.

Masyarakat memaknai fenomena ini sebagai ajakan untuk generasi muda agar mencari pekerjaan, melanjutkan pendidikan hingga menetap di luar negeri. Ajakan berupa hastag ini dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang dirasa semakin sulit di dalam negeri. Belum lagi biaya pendidikan yang dianggap tidak lagi aman di kantong bahkan sulit digapai.

 

Kegelisahan Anak Muda

Kegelisahan ini juga muncul karena generasi muda melihat pemerintah sudah sulit mendengarkan ‘isi hati dan nasib’ masyarakat. Kualitas hidup juga tidak membaik karena berbagai faktor. Seperti kurang memadainya infrastruktur dan layanan untuk dukung kehidupan rakyat di berbagai lini.

Belum lagi beberapa kebijakan pemerintah yang hadir belakangan ini terus memantik keresahan rakyat. Banyak regulasi yang jadi pertanyaan, benarkah aturan ini sungguh sesuai kebutuhan masyarakat?

Hastag ini semakin ramai karena masyarakat merasa lapangan pekerjaan berkurang. Belum lagi nasib para pekerja yang mulai terancam. Bisa dibilang ‘kabur saja dulu’ juga sebagai sindiran terhadap pemerintah yang dianggap ‘kurang berperan’ dalam memecahkan permasalahan di tengah masyarakat.

Tagar ini pun bersambut gayung dengan masyarakat Indonesia yang juga ‘merantau’ ke luar negeri. Respons ini umumnya disampaikan melalui konten yang diunggah di media sosial.

Beberapa masyarakat Indonesia yang telah menjadi diaspora atau perantau di beberapa negara pun membuat konten mengenai peluang ‘melarikan diri’ apa saja yang bisa didapat. Seperti peluang mendapatkan pendidikan gratis, kursus bahasa, beasiswa, lowongan pekerjaan hingga berbagi pengalaman hidup di luar negeri.

Baca Juga:  Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

 

Luar Negeri Bisakah Jadi Jawaban?

Sejauh ini sebagian besar respons yang tampak di media sosial cukup positif. Merantau ke luar negeri seperti peluang ‘segar’ bagi generasi muda yang saat ini terlihat penat dengan situasi ibu pertiwi. Terlebih melihat pengalaman hidup dari mereka yang sudah dahulu di luar negeri, tampak menjanjikan masa depan yang lebih baik.

Harapan ini tentu baik. Karena selain bisa mengeksplorasi dan meningkatkan kualitas diri, ada peluang yang cukup besar untuk memperbaiki kondisi ekonomi masing-masing individu. Di sisi lain, negara juga diuntungkan. Orang yang bekerja di luar negeri menyumbangkan devisa ke negaranya.

Namun, di balik itu semua, jika benar-benar merealisasikan hastag ini, maka ada hal lain yang perlu jadi bahan perenungan panjang oleh pemerintah. Seperti, orang-orang yang memutuskan untuk pergi ke luar negeri mulai berpikiran untuk tinggal dalam jangka waktu lama atau menetap saja.

Situasi tersebut dapat membuat negara kekurangan sumber daya manusia atau tenaga ahli yang terampil. Kondisi ini lambat laun tentu dapat memengaruhi kondisi perekonomian dan pembangunan dalam negeri.

Sebagai contoh, cendekiawan atau ilmuwan muda mulai kehilangan minat untuk berkarir di dalam negeri. Tidak ada dukungan dari pemerintah, berikut minimnya ketersediaan fasilitas yang membuat terhambatnya karya-karya yang ingin tercipta.

Kalau pun lahir sebuah inovasi, sering kali tidak terimplementasikan pada publik. Sedangkan di luar negeri, kebutuhan fasilitas mungkin saja tersedia. Sehingga segala rencana mendapat dukungan.

Selain itu, anggapan bahwa di luar negeri memiliki  pendidikan berkualitas baik, berikut dengan beasiswanya. Lewat warga yang sudah menjadi diaspora lebih dahulu, menyebutkan bahwa banyak lowongan pekerjaan yang tersedia. Tanpa ada syarat yang menyulitkan, seperti batasan usia maksimal.

Baca Juga:  Tidak Ada Penyelesaian ‘Jalan Damai’ pada Kasus Perundungan dan Kekerasan Seksual

Terselip tantangan

Namun, perlu disadari, walau terdengar sangat menarik, ‘kabur saja dulu’ ini juga menyimpan berbagai tantangan. Pertama, dari hal yang dasar dahulu yaitu syarat imigrasi. Agar bisa pergi ke negara tujuan, seseorang harus mengurus persyaratan imigrasi. Biasanya untuk memenuhi persyaratan tersebut tidaklah mudah.

Kedua, perluanya kemampuan untuk beradaptasi dengan budaya dan lingkungan setempat. Setiap negara tentu punya budaya dan ketentuan yang berbeda. Begitu juga antara Indonesia dengan negara lain. Jika tidak pandai beradaptasi, bukan tidak mungkin bakal kesulitan mengarungi kehidupan.

Ketiga, ketatnya persaingan global. ‘Kabur ke luar negeri’ tetap membutuhkan kemampuan yang mumpuni di tengah tingginya persaingan. Selain itu memerlukan persiapan yang matang agar risiko ‘terlantar’ di negeri orang dapat terhindarkan. Keempat, biaya hidup di luar negeri umumnya relatif tinggi. Hal ini biasanya karena pengaruh standar hidup, tingkat upah pekerja hingga harga barang dan jasa.

Yang perlu dipersiapkan

Oleh karena itu, rasanya perlu menyikapi ajakan ‘kabur saja dulu’ dengan matang dan bijaksana. Sebelum melakukan perjalanan ke luar negeri dan memutuskan untuk menetap, maka perlu melakukan berbagai persiapan.

Seperti melakukan riset terhadap negara tujuan. Beberapa riset yang dilakukan mungkin seputar bagaimana kondisi negara tersebut, lapangan pekerjaan apa saja yang tersedia, biaya hidup, dan persyaratan untuk tinggal.

Selanjutnya sebelum pergi, pastikan untuk memiliki kemampuan atau keahlian sesuai kebutuhan. Tanpa keahlian yang mumpuni, tentu akan membuat hidup jauh lebih sulit. Jangan lupa untuk membangun jaringan, terutama dengan orang-orang yang sudah memiliki pengalaman hidup di luar negeri.

Terakhir, tidak lupa memikirkan kemungkinan apa saja yang dapat terjadi. Perlu jadi pertimbangan apa saja risiko yang bisa saja terjadi. Sehingga dapat mempertimbangkan alternatif atau upaya pencegahan untuk menghadapi risiko tersebut.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect