Ikuti Kami

Muslimah Talk

Masriyah Amva, Ulama Perempuan yang Memajukan Pesantren Pondok Jambu

Masriyah Amva, Ulama Perempuan yang Memajukan Pesantren Pondok Jambu
Masriyah Amva, Ulama Perempuan yang Memajukan Pesantren Pondok Jambu Kompas/Abdullah Fikri Ashri (IKI) 24-04-2017

BincangMuslimah – Tiga belas tahun terakhir, hidup seorang ulama perempuan bernama Masriyah Amva didedikasikan untuk memimpin Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy di Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat. Selain itu, ia juga aktif memberdayakan masyarakat dengan terlibat dalam kegiatan organisasi pendampingan perempuan Mawar Balqis, kajian keagamaan Fahmina Institute, serta Muslimat Fatayat NU.

Ia pernah menjadi santriwati di Pesantren Al-Muayyad Solo, Pesantren Al-Badi’iyyah Pati, Jawa Tengah dan Pesantren Dar Al-Lughah wa Da’wah di Bangil, Jawa Timur. Saat sedang menempuh pendidikan di Bangil, ia menikah dengan suami pertamanya, Kiai Haji Syakur Yasin. Masriyah sempat menetap di Tunisia selama tiga setengah tahun bersama Syakur yang merupakan penerjemah buku berbahasa Arab.

Keduanya bercerai setelah delapan tahun berumah tangga. Masriyah memulai hidup baru, menikah dengan Kiai Haji Muhammad, pengasuh Pesantren Kebon Melati. Mereka berdua lalu mendirikan Pesantren Kebon Jambu yang hingga saat ini masih ia pimpin. Pesantren itu sempat terpuruk saat Kiai Haji Muhammad meninggal. Para santri banyak yang pergi dari pesantren karena merasa kehilangan.

Tak mudah baginya untuk mencari pengganti sang kiai. Akhirnya, Masriyah bertekad memimpin pesantrennya sendiri. Keputusan itu cukup berat, sebab alumni dan pengurus sebenarnya menolak dipimpin oleh perempuan. Perjuangannya menuai hasil sebab pada akhirnya, ia membuktikan bisa memajukan pesantren itu. Saat ditinggal suaminya, santri berjumlah 300 orang. Hingga saat ini, santri di Kebon Jambu mencapai 1400 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Selain itu, pada bulan April 2017, Pesantren Pondok Jambu yang dipimpinnya sukses jadi tuan rumah Kongres Ulama Perempuan Internasional (KUPI). Kongres itu yang pertama di Indonesia, juga dunia. Kongres ini adalah sebuah gerakan sekaligus gerbrakan yang menuai banyak pujian.

Baca Juga:  Berdoa, Cara Muslim Menyikapi Konflik Palestina-Israel

Masriyah Amva: Kesetaraan Gender Tidak Merusak Agama Islam

Dalam pandangan Masriyah Amva, agama tidak melarang kesetaraan gender. Baginya, agama justru ingin perempuan punya sandaran yang sama dengan laki-laki, yakni Tuhan. Maka jelas perempuan akan lemah jika bersandar pada laki-laki karena tidak akan bisa setara. Dia menambahkan bahwa jika ingin mau setara, perempuan harus bersandar kepada Allah juga, seperti layaknya laki-laki.

Dia menolak anggapan sebagian kalangan yang bilang kesetaraan gender tidak sesuai ajaran Islam. Baginya, kesetaraan itu tidak merusak agama, tapi malah menguatkan agama. Upayanya untuk mengajarkan kesetaraan gender di lingkungan pesantren, membuat Masriyah diberi penghargaan Albiruni Award sebagai tokoh yang sukses mengembangkan dakwah melalui seni dan budaya (2012), serta SK Trimurti Award sebagai tokoh gender dan pluralis (2014).

Bagi Masriyah, curhat kepada Allah Swt adalah sebuah ritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam kesibukannya sehari-hari, ia selalu menyempatkan diri untuk curhat dalam bentuk tulisan yang kemudian dibukukan. Hingga kini, sudah 16 buku yang ditulisnya dan menjadikan dirinya sebagai sosok masyhur di kalangan tokoh gender dan feminis.

Kini, Pesantren Pondok Jambu menjadi pesantren yang lebih maju. Pesantren ini memiliki lembaga pendidikan formal dalam lingkungan pesantren. Sekolah yang didirikan lengkap dari tingkat menengah pertama, menengah atas dan direncanakan pula akan dibuka sebuah perguruan tinggi yang akan menginduk pada Universitas Nahdlatul Ulama. Pencapaian-pencapaian yang terwujud adalah buah dari kesabaran dalam perjuangannya melawan partiarki yang dilakukan Masriyah selama ini.

Perjuangan Nyai Masriyah Amva adalah salah satu bukti bahwa perempuan bisa berdaya dengan kemampuannya sendiri. Dalam ajaran agama Islam, perempuan memang tak berbeda dengan laki-laki. Keduanya hanya dibedakan oleh satu hal yakni ketakwaannya kepada Allah Swt. Masriyah Amva, yang dulu dipandang sebelah mata, kini dianggap sebagai perempuan yang setara dengan ulama laki-laki, sekaligus tokoh pluralis, gender dan feminis.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect