Ikuti Kami

Kajian

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com- Kajian tentang makna aurat sering kali didominasi oleh pemahaman fikih normatif yang kajiannya terbatas pada bagian-bagian tubuh yang harus atau tidaknya untuk ditutupi. Padahal, akar kata auratdalam bahasa Arab memiliki dimensi semantik yang lebih luas dan tidak hanya terbatas pada bagian tubuh saja.

Kata ‘aurat’ berasal dari kata triliteral A-W-R (ع و ر) yang berarti sesuatu yang cacat, lemah, terbuka, atau menyebabkan rasa malu. Dalam struktur semantik Qur’ani, aurat bukanlah sekadar objek yang harus disembunyikan, tetapi subjek yang harus dijaga dan dihormati.

Ayat pendukung bahwa kata ‘aurat’ tidak hanya terbatas pada konteks tubuh adalah QS. Al-Ahzab  ayat 13 yang berbunyi:

 إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ

Artinya: “Sesungguhnya rumah-rumah kami ʿaurah (terbuka, tidak aman).”

Ayat tersebut tidak sedang berbicara tentang aurat tubuh, melainkan tentang kerentanan rumah dari serangan musuh atau pencuri. Ayat itu turun pada saat Perang Khandaq. Ketika sebagian kaum munafik berdalih bahwa rumah mereka tidak aman dari serangan musuh atau pencuri agar mereka dapat menghindari jihad. Dengan demikian, kata ‘aurat’ pada ayat tersebut bersifat metaforis (majāzi) yang menunjukkan akan kerentanan sosial dan rasa takut palsu serta mencakup kepada konsep keamanan eksistensial—baik rumah, tubuh, maupun jiwa.

Artinya, penggunaan kata ‘aurat’ tidak hanya dalam persoalan pakaian yang menutupi tubuh, melainkan lebih dari itu, seperti menjadi simbol spiritual untuk melindungi martabat manusia.  Pemaknaan ulang tentang aurat ini diperlukan untuk menghilangkan kaca mata pembatas atau penyempitan terhadap makna aurat.

Dalam Al-Quran surah Al-A’raf, ayat 26 Allah SWT menegaskan:

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ

Baca Juga:  Apakah Boleh Menghadiri Pernikahan Non-Muslim?

Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Sungguh, Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan. Tetapi pakaian takwa, itulah yang paling baik.”

 

Dua Dimensi Aurat

Ayat tersebut menegaskan akan dua dimensi aurat. Pertama: fisik, yakni yang tertutup menggunakan libās (pakaian). Kedua: spiritual: yakni yang ditutupi menggunakan libās at-taqwā (pakaian takwa).

Mengenai dimensi yang pertama, Iman At-Thobari dalam tafsirnya Jāmi‘ al-Bayān menegaskan bahwa ayat tersebut turun sebagai bentuk sindiran terhadap perempuan Jahiliah yang melakukan tawaf dalam keadaan telanjang, sehingga mereka menjadi tontonan para lelaki. Dalam hal ini, Allah SWT menganugerahkan pakaian untuk menutupi tubuh agar terhindar dari pandangan buruk lawan jenis, fitnah dan lain-lain.

Sedangkan mengenai dimensi yang kedua, Imam Ath-Thabari menjelaskan bahwa libās at-taqwā (pakaian takwa) adalah perasaan batin (jiwa) yang  penuh ketakwaan kepada Allah. Yakni dengan melakukan segala yang perintah-Nya dan meninggalkan segala yang larangan-Nya.

Hal ini mencakup terhadap iman, amal saleh, rasa malu, rasa takut kepada Allah dan akhlak yang baik. Ini karena ketika seseorang sudah bertakwa kepada Allah maka ia akan selalu merasa di bawah pengawasan-Nya, sehingga timbul rasa malu untuk berbuat keburukan dan dorongan untuk senantiasa melakukan kebaikan.

Nabi Adam dan Siti Hawa sebagai leluhur manusia, berani mendekati pohon yang dilarang bahkan sampai memakan buahnya. Karena setan berhasil menanggalkan pakaian ketakwaan pada diri mereka. Namun, ketika Nabi Adam dan Siti Hawa bertobat kepada Allah, mereka pun memakai kembali pakaian takwa tersebut melalui penyesalan dan ketaatan kepada-Nya.

 

Pakaian Taqwa dalam Tafsir Rūḥ al-Ma‘ānī fī Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm wa as-Sab‘ al-Mathānī

Shihāb ad-Dīn Maḥmūd bin ‘Abd Allāh al-Ḥusaynī dalam kitab tafsirnya Rūḥ al-Ma‘ānī fī Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm wa as-Sab‘ al-Mathānī menjelaskan bahwa pakaian takwa merupakan sifat kehati-hatian dan kewaspadaan yang bersumber dari jiwa dan sifat ini merupakan yang terbaik di antara seluruh rukun syariat. Di samping itu, pakaian takwa adalah pakaian bagi hati, ruh, rahasia batin dan sisi terdalam diri manusia.

Baca Juga:  Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Syeikh Shihāb ad-Dīn Maḥmūd bin ‘Abd Allāh al-Ḥusaynī juga membagi pakaian takwa ke dalam empat macam. Pakaian pertama adalah kejujuran dalam mencari Tuhan, yang dengannya seseorang dapat menutupi aib keserakahan terhadap dunia dan seisinya. Kemudian pakaian kedua adalah cinta kepada Tuhan, yang dengannya tertutupi aib ketertarikan kepada selain-Nya. Pakaian ketiga adalah penyaksian terhadap Tuhan, yang dengannya tertutupi penglihatan selain-Nya baik di dunia maupun di akhirat. Pakaian ke empat adalah kekekalan dalam hakikat keberadaan bersama Tuhan, yang dengannya tertutupi identitas segala sesuatu baik yang di bumi maupun di langit.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa makna aurat dalam Al-Quran lebih luas dari sekedar penutup tubuh. Ia adalah simbol integritas, kehormatan dan perlindungan spiritual manusia. Menutup aurat tidak hanya tentang menyembunyikan, melainkan juga tentang mengembalikan manusia pada fitrah kemuliaan. Kata libās at-taqwā dalam Al-Quran merujuk kepada pakaian batin, artinya bukan hanya menutupi ketelanjangan fisik tetapi juga menutupi ketelanjangan moral. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

 

 

Rekomendasi

Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan

Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan

Maqashid Syariah Sebagai Jiwa Baru UU ITE Maqashid Syariah Sebagai Jiwa Baru UU ITE

Maqashid Syariah Sebagai Jiwa Baru UU ITE

Kejahatan Ekonomi dalam Relasi Pernikahan Kejahatan Ekonomi dalam Relasi Pernikahan

Kejahatan Ekonomi dalam Relasi Pernikahan

Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki

Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki

Ditulis oleh

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan

Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan

Muslimah Talk

Maqashid Syariah Sebagai Jiwa Baru UU ITE Maqashid Syariah Sebagai Jiwa Baru UU ITE

Maqashid Syariah Sebagai Jiwa Baru UU ITE

Tak Berkategori

Kejahatan Ekonomi dalam Relasi Pernikahan Kejahatan Ekonomi dalam Relasi Pernikahan

Kejahatan Ekonomi dalam Relasi Pernikahan

Keluarga

Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki

Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki

Muslimah Talk

Kemenag Gelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia; Merayakan Maulid dengan Kesadaran Ekologis Kemenag Gelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia; Merayakan Maulid dengan Kesadaran Ekologis

Kemenag Gelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia; Merayakan Maulid dengan Kesadaran Ekologis

Berita

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral? Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Muslimah Talk

Melihat Spirit Keislaman melalui Shalawat yang Dibawakan Gus Azmi dan Syubbanul Muslimin

Muslimah Daily

Konsep Kesetaraan Gender Menurut Amina Wadud Muhsin Konsep Kesetaraan Gender Menurut Amina Wadud Muhsin

Konsep Kesetaraan Gender Menurut Amina Wadud Muhsin

Muslimah Talk

Trending

Melihat Spirit Keislaman melalui Shalawat yang Dibawakan Gus Azmi dan Syubbanul Muslimin

Muslimah Daily

menabuh rebana perayaan maulid menabuh rebana perayaan maulid

Hukum Menabuh Rebana Ketika Peraayaan Maulid

Kajian

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Cara Shalat Gerhana Bulan Cara Shalat Gerhana Bulan

3 Amalan yang Bisa Dilakukan Saat Gerhana Bulan

Kajian

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Amalan yang Dianjurkan Ulama Saleh di Bulan Maulid Nabi

Ibadah

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Muslimah Talk

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral? Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Muslimah Talk

Connect