Ikuti Kami

Muslimah Daily

Pengaruh Sumpah Pemuda dalam Kebangkitan Perempuan

pinterest.com

BincangMuslimah.Com – Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober adalah peristiwa bersatunya pemuda seluruh nusantara dalam satu forum atau Kongres Pemuda. Lewat peristiwa sumpah pemuda ini, lahir ikrar pemuda yang berisi bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu yakni Indonesia.

Sumpah pemuda ini dianggap tonggak dari kebangkitan pemuda, kebangkitan bangsa. Perempuan sebagai bagian dari pemuda tidak luput andil dalam pergerakan kebangkitan bangsa, lalu seberapa berpengaruh sumpah pemuda untuk kebangkitan perempuan?

Peran perempuan dalam membangun bangsa ini memang tidak usah lagi diragukan, pasalnya sejak zaman penjajahan perempuan ikut berperan dalam merebut kemerdekaan. Perempuan ada yang ikut berperang dan angkat senjata seperti halnya Cut Nyak Dien dan pahlawan perempuan lainnya. Ada Pula yang membantu melalui menjadi mata-mata untuk para penjajah. Pun ketika masa-masa kongres pemuda, sosok perempuan hadir dan aktif berbicara di mimbar.

Dilansir dari Historia.id, di Kongres Pemuda II ini beberapa tokoh perempuan seperti Nona Poernomowulan dan Sarmidi Mangunsakoro yang menyatakan saran terkait pendidikan. Nama-nama lain yang bisa disebutkan adalah Siti Sundari, Emma Poeradireja, Johanna Masdani Tumbuan, Dien Pantouw, Suwarni Pringgodigdo, dan Nona Tumbel. Perempuan-perempuan yang hadir itu adalah mereka yang aktif dalam komunitas pemuda daerah dan pendiri suatu gerakan perempuan.

Dalam Kongres Pemuda I dan II walaupun beberapa tokoh perempuan hadir dalam forum tersebut, tetapi karena hanya fokus membahas kebangkitan pemuda dan bagaimana mewadahi pemuda-pemuda nusantara sebagai bentuk persatuan, dan tidak banyak membahas terkait perempuan, maka itu kongres perempuan ini penting sekali diadakan.

Dua bulan setelah diselenggarakannya Kongres Pemuda II, lalu diadakan Kongres Perempuan I di Indonesia. Salah satu penggagas kongres ini adalah Suyatin Kartowijono, meskipun dia tidak hadir dalam Kongres Pemuda II, tetapi mengikuti jalannya kongres melalui media massa dan informasi dari teman-teman.

Baca Juga:  Bolehkah Mengulang Hafalan Al-Quran saat Haid?

Kongres Perempuan I diselenggarakan pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres ini setidaknya dihadiri oleh 30 organisasi perempuan di seluruh Jawa dan Sumatera. Utusannya berasal dari Aisyiah-Muhammadiyah, Jong Islamieten Bond, Poetri Indonesia, Wanito Katholiek, Jong Java, dan Boedi Wanito.

Hak-hak Perempuan yang Diperjuangkan dalam Kongres Perempuan

Dalam kongres ini fokus membahas tentang jaringan organisasi perempuan di Indonesia, kewajiban, keperluan dan kemajuan perempuan. Hak perempuan dalam pendidikan dan pernikahan menjadi fokus yang sangat ditekankan pada kongres. Hal ini dilatarbelakangi pendidikan perempuan yang masih rendah, dan perempuan hanya berkutat pada urusan domestik, tatkala perempuan diceraikan sepihak oleh suaminya, lalu mereka terpaksa kembali ke orang tua.

Setelah menjadi janda, para perempuan ini tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk mengembangkan dirinya. Selain itu para perempuan-perempuan muda ini menentang poligami yang dianggap merendahkan martabat perempuan, perempuan pada saat itu tidak bisa mengatakan talak ketika harus dipoligami. Masalah perkawinan anak, juga mendapat perhatian lebih, mereka prihatin pada anak perempuan usia 12-13 tahun yang terpaksa harus meninggalkan sekolahnya karena akan dikawinkan.

Belum lagi kawin paksa yang mengharuskan perempuan hidup dan menjalani hari dengan orang yang tidak dia inginkan. Padahal hak-hak perempuan termasuk dalam Hak Asasi Manusia (HAM), yakni hak yang tidak bisa dikurangi dalam hal apapun (non-derogable right). Hak-hak tersebut meliputi: hak hidup; hak mendapatkan pendidikan; hak terhindar dari kekerasan; dan lainnya. Kongres perempuan pertama ini yang kita peringati sebagai hari ibu, tanggal 22 Desember.

Semangat perempuan-perempuan ini terus menyala, terbukti dengan diadakannya Kongres Perempuan II, yang setelah kongres pertama terbentuk oraganisasi perempuan yang dinamai Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) yang kemudian diganti menjadi Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII).

Baca Juga:  Sekolah Perempuan Jatim: Komitmen AMAN Indonesia untuk Perempuan

Kongres Perempuan II memiliki agenda pembahasan mengenai  perdagangan perempuan, hak suara perempuan, perlunya kantor penerangan tenaga kerja untuk perempuan, dan penelitian keadaan sanitasi di kampung serta tingginya angka kematian bayi.

Mengutip dari Muhadjir Effendi dalam Jurnalnya yang berjudul “Gerakan Perempuan di Indonesia Dari Masa Ke Masa”, Hak-hak perempuan yang diperjuangan saat kogres banyak yang sudah terealisasi dalam berbagai peraturan dan kebijakan. Namun masih banyak yang harus diperjuangkan perempuan dalam hal kesetaraan gender lainnya, seperti masih mandegnya pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) dan RUU Pekerja Rumah Tangga.

Berkat andilnya perempuan dalam forum-forum pemuda pada masa lalu termasuk hadir dalam Kongres Pemuda, berpengaruh besar pada pergerakan perempuan saat ini. Pun banyak hal dapat kita pelajari dari keberanian dan ketangguhan perempuan-perempuan penggerak pada masa itu.

Rekomendasi

Emma Poeradiredjo, Sosok Perempuan dalam Kongres Pemuda

Sumpah Pemuda: Dekonstruksi dan Rekonstruksi Hindia Belanda Menuju Indonesia

Isyarat Pesan Q.S. Al-Baqarah Ayat 186 di Bulan Ramadan Isyarat Pesan Q.S. Al-Baqarah Ayat 186 di Bulan Ramadan

Surah Ali Imran Ayat 103: Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Pada Momen Sumpah Pemuda

Kesetaraan Gender dalam Bingkai Sumpah Pemuda 1928 Kesetaraan Gender dalam Bingkai Sumpah Pemuda 1928

Kesetaraan Gender dalam Bingkai Sumpah Pemuda 1928

Ditulis oleh

Alumni Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera (Indonesia Jentera School of Law).

Komentari

Komentari

Terbaru

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Muslimah Talk

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Khazanah

Connect