Ikuti Kami

Khazanah

Islam Mengapresiasi Perempuan dalam Partisipasi Bela Negara

islam perempuan bela negara
Photo: Wikipedia

BincangMuslimah.Com – Setiap orang dilarang untuk meremehkan kemampuan orang lain, khususnya pada perempuan. Hingga saat ini, sedikit banyak masih ditemukan pandangan jika perempuan hanya memiliki kapasitas di ruang domestik, tidak di ranah publik. 

Tidak jarang, peran perempuan di ranah publik kurang diperhitungkan khususnya partisipasi dalam membela negara. Padahal, perempuan memiliki peran teramat besar dalam bidang ini. Bahkan bisa dirunut sejak masa kerajaan hingga zaman kolonialisme atau penjajahan. 

Pernahkah muslimah mendengar nama Laksamana Keumalahayati? Laksamana Keumalahayati merupakan laksamana perempuan pertama di dunia. Melansir dari website resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, diceritakan Malahayati memimpin 2000 janda perang di garis pertempuran. 

Pada 1599, Malahayati bersama pasukannya berhasil melawan serdadu kapal milik Belanda dan menaklukan Cornelis de Houtman. Tidak hanya piawai sebagai pemimpin, ia pun mahir terkait urusan diplomatik. 

Sedangkan pada masa modern, Indonesia punya pahlawan perempuan yang berpartisipasi membela negara. Tentu bela negara tidak melulu soal perang. Terlebih Indonesia saat ini telah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat sejak 1945.

Salah seorang pahlawan perempuan masa kini adalah almarhum ibu Ainun Habibie. Meninggalkan profesinya sebagai dokter, Ainun memilih untuk mendampingi almarhum B.J Habibie dan anak-anaknya. 

Beliau punya peran besar terhadap yayasan yang bergerak di bidang sosial. Di antaranya seperti Yayasan Beasiswa Orbit dan Bank Mata untuk tunanetra. Ada pula Alea Baun atau yang akrab disapa Mama Aleta. Lahir di di Mollo, Nusa Tenggara Timur. 

Dirinya mendapatkan penghargaan Goldman Environmental Prize 2013 atas jasanya. Dimana selama 13 tahun, Mama Aleta berjuang pengoperasian tambang marmer dan industri kehutanan yang hendak menambang hutan Gunung Anjaf. Kawasan tersebut merupakan hutan adat dan tempat bergantung pada masyarakat setempat. 

Baca Juga:  Kisah Umar bin Abdul Aziz Buktikan Kesalehan Seseorang Menentukan Karakter Keturunan

Lalu jangan lupakan Farha Ciciek, seorang aktivis perempuan yang bergerak di bidang perdamaian dan sosial. Beliau pernah masuk ke dalam 1000 perempuan yang didominasi dunia untuk menerima penghargaan Nobel tahun 2005. 

Penghargaan A Social Motivator dari Ashoka Internasional atas upayanya melakukan pendekatan alternatif untuk kesetaraan gender di Indonesia. Dan masih banyak lagi perjuangan yang dilakukan oleh Farha Ciciek.

Sosok perempuan di atas adalah salah satu dari sekian banyak yang mempunyai peranan besar bagi negara Indonesia. Di dalam Islam pun banyak tokoh-tokoh perempuan yang memiliki jasa besar dan berpartisipasi dalam bela agama dan negara. Bahkan hal tersebut diceritakan di dalam hadis. 

عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه كان يتحدث عن أم عمارة, نسيبة بنت كعب , سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول يوم أحد ; (ما التفت يمينا ولا شمالا إلا وأنا أراها تقاتل دوني). أخرجه ابن سعد

“Umar bin Khattab Ra bercerita mengenai ibu Amarah, yaitu Nusaibah binti Ka’ab-menuturkan bahwa Rasulullah Saw menceritakan tentang Nusaibah binti Ka’ab ketika perang Uhud. ‘Setiap aku menoleh ke kiri maupun ke kanan, aku melihatnya gigih bergelut untuk melindungiku. (H.R Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat-nya Juz 8 halaman 415). 

Menurut Faqihuddin Abdul Kodir di dalam bukunya berjudul 60 Hadis Shahih, kisah ini adalah mukjizat Allah Swt sekaligus memberikan pelajaran. Diceritakan bahwa saat perang Uhud, pasukan Islam kalah dan dipukul mundur. 

Para sahabat laki-laki yang tadinya berusaha melindungi Rasulullah Saw, karena situasi mendesak, terpaksa menyelamatkan diri masing-masing. Posisi nabi Muhammad Saw terbuka untuk diserang. 

Namun diceritakan jika Nusaibah binti Ka’ab Ra, seorang perempuan yang justru bertahan menghalangi musuh yang menyerang Rasulullah. Dalam tindakannya ini, ia mendapatkan belasan luka dari serangan pedang sehingga menerima julukan ummu al-Asyaf. Julukan ini memiliki makna perempuan yang penuh luka pedang. 

Baca Juga:  Huda Sya’rawi, Pendobrak Hak Perempuan Mesir

Faqihuddin pun menyebutkan aksi dari Nusaibah mendapatkan apresiasi dari nabi Muhammad Saw dan selalu menyebut jasa beliau. Islam banyak mencatat kisah kepahlawanan perempuan di masa dahulu. Ada Sumayyah ibu Ammar bin Yasir Ra yang syahid pertama kali dalam Islam. 

Lalu ada Fatimah bin al-Khattab yang berdialog dengan Umar. Serta Asma binti Abu Bakar  ra yang menghapus tapak Rasulullah Saw saat melaksanakan hijrah. Dan masih banyak lagi. 

Oleh karena itu, dapat disimpulkan jika Islam mengapresiasi perempuan turut mempunyai peranan dalam bela agama dan negara. Hendaknya masyarakat kita tidak hanya mengenang sosok laki-laki saja sebagai seorang pahlawan perang, tokoh sosial hingga aktivis perdamaian. 

Bahwa ada perempuan pula yang memegang peranan yang sama. Dan dunia tidak akan berjalan atas izin Allah dan peran bersama antara laki-laki dengan perempuan.

 

Rekomendasi

hadis larangan istri keluar hadis larangan istri keluar

Affirmative Action: Membela atau Mengkritik Kebijakan Pro-Perempuan?

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Pray the Devil Back Pray the Devil Back

Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect