Ikuti Kami

Khazanah

Hari Ayah; Rasulullah adalah Teladan Ayah Terbaik

hari rasulullah teladan ayah
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – 12 November adalah tanggal peringatan Hari Ayah nasional. Peringatan ini didedikasikan kepada sosok ayah. Tidak hanya ibu yang berperan dalam merawat anak dan memberi cinta, tapi juga sosok ayah yang kadang luput dari perhatian dan kesadaran kita sebagai anak. Dalam merayakan Hari Ayah, mari kita lihat bagaimana Rasulullah menjadi teladan untuk para ayah tidak hanya di indonesia tapi juga dunia.

Sebagaimana firman Allah yang menyebutkan bahwa Rasulullah merupakan teladan terbaik bagi seluruh manusia dalam surat al-Ahzab ayat 21,

 انَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Menurut firman Allah, sesiapa saja yang mengharap rahmat Allah maka jadikanlah Rasulullah sebagai teladan. Teladan dalam apapun. Tidak hanya perihal ibadah, tapi juga relasinya dengan manusia. Salah satunya bagaimana Rasulullah berperilaku penuh cinta dan kasih sebagai sosok ayah bagi anak-anaknya, bahkan bagi cucu-cucunya.

Berikut beberapa sikap Rasulullah yang patut kita ambil teladan sebagai sosok ayah.

Pertama, menyambut kedatangan anaknya.

Rasululullah sangat mencintai anak-anaknya. Dedikasinya sebagai sosok ayah yang penuh cinta tidak semata disalurkan lewat materi, tapi lewat perilaku. Suatu hari Fathimah datang menemui ayahnya, Rasulullah langsung menyambutnya.

 عن عائشة -رضي الله عنها- قائلة: أقبلتْ فاطمة تمشي كأن مشيتها مَشْيُ النبي فقال النبي : “مَرْحَبًا بِابْنَتِي”. ثم أجلسها عن يمينه أو عن شماله، ثم أسرَّ إليها حديثًا فبكت، فقلتُ لها: لِمَ تبكين؟ ثم أسرَّ إليها حديثًا فضحكت، فقلتُ: ما رأيت كاليوم فرحًا أقرب من حزن، فسألتها عمَّا قال.

Baca Juga:  Juliah Tu’mah Dimashqiyyah, Pelopor Ilmu Jurnalistik Perspektif Perempuan

فقالت: ما كنتُ لأفشي سرَّ رسول الله r. حتى قُبِضَ النبي r، فسألتها، فقالت: أسرَّ إليَّ: “إِنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يُعَارِضُنِي الْقُرْآنَ كُلَّ سَنَةٍ مَرَّة وَإِنَّهُ عَارَضَنِي الْعَامَ مَرَّتَيْنِ، وَلا أُرَاهُ إِلاَّ حَضَرَ أَجَلِي، وَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِ بَيْتِي لَحَاقًا بِي”. فبكيتُ، فقال: “أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ تَكُونِي سَيِّدَةَ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَوْ نِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ”. فضحكتُ لذلك

 

Dari Aisyah Radhiyallahu anha berkata, Fathimah datang menemui Rasulullah dengan berjalannya yang persis seperti cara berjalannya Rasulullah, lantas Rasulullah berkata (menyambut), “selamat datang wahai anakku!” Lalu Rasulullah mengarahkan Fathimah agar duduk di kanannya atau di sisi kirinya. Nabi menyampaikan kepadanya sebuah cerita rahasia lalu Fathimah menangis. Lantas aku bertanya kepadanya, “mengapa engkau menangis?” kemudian Rasulullah menyampaikan cerita rahasia lagi kepadanya lalu Fathimah tertawa. Akupun bertanya; aku tak pernah melihatnya seperti ini, bahagia dan sedih jaraknya begitu sebentar, maka aku bertanya, “apa yang Rasulullah katakan?”

Lalu Fathimah menjawab, “aku akan merahasiakannya sampai Rasulullah wafat.” Lalu aku bertanya kepadanya suatu hari lagi, “apa yang Rasul sampaikan?” Fathimah menjawab, “sesungguhnya Rasulullah menyampaikan kepadaku suatu rahasia, yaitu ‘jibril sungguh membacakanku Alquran sekali dalam setahun, tapi kali ini ia membacakanku dua kali, dan aku tidak melihat itu sebagai tanda ajalku. Dan engkau yang akan menjadi pengikut pertamaku.’ Maka itulah aku menangis. Lalu Rasul kembali berkata, ‘tidakkah engkau ridho menjadi pemimpin bagi perempuan ahli surga dan perempuan mukmin?’ maka aku tertawa.” (HR. Bukhari)

Dari dialog ini, kita bisa melihat bagaimana sikap Rasulullah dengan Fathimah. Pertama Rasulullah akan menyambutnya dan mengajaknya duduk di sisi kanan atau kiri. Ini menunjukkan sikap yang manis dan penuh cinta kepada seorang anak.

Baca Juga:  Al Khansa; Penyair Muslimah Tersohor Zaman Jahiliyyah

Kedua, menyayangi anaknya sekalipun telah pergi.

Peristiwa wafat putranya, Ibrahim adalah kisah yang begitu pilu. Nabi Muhammad begitu bersedih saat kehilangan putranya, Ibrahim. Dalam sebuah hadis, disebutkan tentang ungkapan cinta dan kesedihan atas kepergian putranya,

“يَا إِبْرَاهِيمُ، لَوْلا أَنَّهُ أَمْرُ حَقٍّ، وَوَعْدُ صِدْقٍ، وَيَوْمٌ جَامِعٌ، لَوْلا أَنَّهُ أَجَلٌ مَحْدُودٌ، وَوَقْتٌ صَادِقٌ، لَحَزِنَّا عَلَيْكَ حُزْنًا أَشَدَّ مِنْ هَذَا، وَإِنَّا بِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ، تَدْمَعُ الْعَيْنُ، وَيَحْزَنُ الْقَلْبُ، وَلا نَقُولُ مَا يُسْخِطُ الرَّبَّ”. وحينما قُبض إبراهيم ابن رسول الله قال لهم: “لا تُدْرِجُوهُ فِي أَكْفَانِهِ حَتَّى أَنْظُرَ إِلَيْهِ”. فأتاه فانكبَّ عليه وبكى

Artinya: wahai Ibrahim, jikalau bukan karena Allah adalah perkara (yang datang darinya) adalah benar, dan janjinya benar, dan adanya hari manusia dikumpulkan, jikalah karena bukan ajal itu telah ditentukan, dan waktunya pasti benar (datang), kami akan benar-benar bersedih atas peristiwa ini. Sungguh karena engkau kami bersedih, air mata mengalir, hati bersedih, dan kami tidak berkata Tuhan akan murka.” (HR. Muslim)

Lalu pada hadis lain disebutkan,

 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَمَّا قُبِضَ إِبْرَاهِيمُ ابْنُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُدْرِجُوهُ فِي أَكْفَانِهِ حَتَّى أَنْظُرَ إِلَيْهِ فَأَتَاهُ فَانْكَبَّ عَلَيْهِ وَبَكَى

Artinya:  dari [Anas bin Malik] ia berkata, “Ketika Ibrahim putra Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, beliau bersabda kepada para sahabatnya: “Jangan kalian bungkus dengan kafan hingga aku melihatnya. ” Kemudian beliau mendatanginya dan memeluk sambil menangis.”

Kedua hadis tersebut menggambarkan betapa Nabi Muhammad mencintai putranya. Saat telah wafat, karena hendak menunjukkan larangan adanya meratapi tapi juga kebolehan untuk bersedih atas kepergian seseorang yang dicintai. Ungkapan kesedihan adalah ungkapan cinta yang begitu dalam.

Baca Juga:  Bermain Adalah Hak Setiap Anak

Ketiga, mengajarkan ilmu kepada anaknya.

Suatu kala Fathimah mengeluhkan pekerjaan rumah tangga yang berat. Atas itu, Fathimah meminta kepada Nabi seorang budak dari tawanan perang yang bisa meringankan pekerjaan rumahnya. Nabi pun menolaknya dengan halus dan justru memberikan amalan yang lebih baik daripada seorang pembantu yang mengerjakan urusan domestik.

إِنَّكُمَا جِئْتُمَانِي لأَخْدُمَكُمَا خَادِمًا، وَإِنِّي سَأْخُبِرُكُمَا بِمَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنَ الْخَادِمِ، فَإِنْ شِئْتُمَا أَخْبَرْتُكُمَا بِمَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنَ الْخَادِمِ: تُسَبِّحَانِهِ دُبُرَ كُلِّ صَلاةٍ ثَلاثًا وَثَلاثِينَ، وَتَحْمِدَانِهِ ثَلاثًا وَثَلاثِينَ، وَتُكَبِّرَانِهِ أَرْبَعًا وَثَلاثِينَ. وَإِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعُكُمَا مِنَ اللَّيْلِ، فَتِلْكَ مِائَةٌ”

Artinya: engkau berdua mendatangiku agar aku memberikanmu seorang pembantu. Sungguh aku akan kabarkan kepada engkau berdua suatu hal yang lebih baik daripada seorang pembantu. Jika kalian berkehendak maka aku kabarkan tentang hal itu kepada kalian berdua, sesuatu yang lebih baik daripada pembantu. Yaitu, bertasbih kepada Allah di penghujung hari setiap shalat sebanyak 33 kali, bertahmidlah 33 kali, dan bertakbirlah 34 kali. Jika engkau membacanya saat berbaring maka genaplah seratus. (HR. Ibnu Hayyan)

Nasihat tersebut untuk penguat bagi Ali dan Fathimah. Hikmahnya adalah agar keduanya tetap tabah menjalani kehidupan rumah tangga. Rasulullah tidak memberikan Fathimah pembantu agar apa yang ia kerjakan jadi ladang pahala baginya.

Selain bersikap penuh cinta kepada anak-anaknya, Rasul juga menyayangi cucunya. Tidak hanya kepada cucunya yang kembar, Hasan dan Husein. Tapi juga cucunya yang lain. Seperti saat Rasulullah menggendong Amamah, putri Zainab saat Rasulullah shalat.

Begitulah beberapa teladan Rasulullah sebagai sosok ayah, bahkan cucu yang patut diteladani. Semoga apa yang sudah dicontohkan dengan baik oleh para ayah. Wallahu a’lam.

 

Rekomendasi

Hari Ayah Nasional: Adab Nabi Muhammad dan Para Nabi Terdahulu dalam Memuliakan Anak Hari Ayah Nasional: Adab Nabi Muhammad dan Para Nabi Terdahulu dalam Memuliakan Anak

Hari Ayah Nasional: Adab Nabi Muhammad dan Para Nabi Terdahulu dalam Memuliakan Anak

Ummu Ri‘lah al-Qusyairiyah Ummu Ri‘lah al-Qusyairiyah

Rasulullah dan Penghormatannya kepada Perempuan

kehidupan muhammad sebelum nabi kehidupan muhammad sebelum nabi

Meneladani Tata Cara Bertutur Kata Ala Rasulullah

rasulullah terbuka sahabat muda rasulullah terbuka sahabat muda

Kisah Rasulullah yang Terbuka Menerima Pendapat Sahabat Muda

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Mapan Dulu, Baru Nikah! Mapan Dulu, Baru Nikah!

Mapan Dulu, Baru Nikah!

Keluarga

Melatih Kemandirian Anak Melatih Kemandirian Anak

Parenting Islami ; Bagaimana Cara Mendidik Anak Untuk Perempuan Karir?

Keluarga

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect