Ikuti Kami

Khazanah

Bukber dan Sahur Keliling Inklusif Ala Bu Nyai Sinta: Memupuk Rasa Persatuan dan Toleransi

Bukber dan Sahur Keliling Inklusif Ala Bu Nyai Sinta: Memupuk Rasa Persatuan dan Toleransi
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com – Ibu Negara Ke-4 RI, Bu Nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid hingga hari masih istiqamah menggelar kegiatan sahur keliling dan buka bersama tokoh pemuka agama, komunitas lintas iman, kaum marginal, para dhuafa, dan anak-anak punk di berbagai kota di Indonesia.

Bahkan, kegiatan sahur dan buka bersama telah rutin beliau lakukan sejak era Presiden Abdurrahman Wahid atau kerap dengan sapaan Gus Dur, yakni sejak 25 tahun silam. Bagi Bu Nyai Sinta, kegiatan tersebut untuk menebar kasih sayang, memperat kerukunan, dan menjaga persatuan bangsa, serta meneruskan warisan dari Gus Dur agar masyarakat tetap guyub dalam kerukunan, sesuai semboyan Bhineka Tunggal Ika.

 

Menjalin Kebersamaan di Bulan Ramadan

Perempuan kelahiran Jombang, 8 Maret 1948 itu lebih memilih untuk makan sahur bersama dhuafa ketimbang di waktu buka bersama. Ternyata ada alasan di balik itu, pertama menurut beliau menginginkan kebersamaan dengan dhuafa karena keinginannya untuk bisa belajar tentang makna dan perjuangan hidup.

“Saya ingin belajar dari kaum duafa, tentang makna dan hakikat hidup. Bagaimana kaum duafa memperjuangkan dan mempertahankan hidupnya dan berpuasa sebaik-baiknya”, tutur Bu Nyai Sinta.

Di samping itu, beliau juga menyampaikan bahwa sahur adalah waktu istimewa untuk berdoa dan dan mendekatkan diri kepada Allah. Karena, itu beliau ingin mengajak saudara Muslim untuk bersama-sama mengetuk pintu langit di waktu sepertiga malam yang mustajab.

Hal lain yang beliau maksudkan dari kegiatan sahur bersama adalah untuk menghapus alasan orang tidak berpuasa, seperti tertidur atau tidak sahur. “Agar tidak ada lagi halangan saya tidak puasa karena tadi malam ketiduran, tidak sahur. Alasan itu ingin saya hilangkan,” tuturnya.

Baca Juga:  Cerita Ramadhan Sunni-Syi’ah: Indah Sebab Berbeda

 

Menjaga Persatuan di Tengah Keberagaman

Sementara untuk buka bersama beliau mengajak komunitas antarumat beragama untuk mendukung dan memeriahkan kegiatan tersebut. Bu Nyai Sinta menuturkan bahwa sejak awal kegiatan tersebut didukung oleh berbagai tokoh lintas agama, yang semakin menguatkan semangat kebersamaan dalam keberagaman.

Dalam setiap kesempatan tersebut, beliau tidak lupa untuk memberikan tausiah kebangsaan untuk menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan antarumat beragama.

“Pada setiap kegiatan, saya memang mengajak seluruh komponen yang ada di Indonesia untuk bersama. Kita semua adalah satu, yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, tetaplah hidup rukun dan damai. Kita semua bersaudara bangsa Indonesia tidak membeda-bedakan. Baik dari ras, agama, suku, dan budaya, untuk gotong royong, rukun, damai, dan saling menghargai tanpa melihat latar belakang agama dan suku.” tutur Bu Nyai Sinta.

Beliau juga menekankan bahwa puasa harus bersifat revolusioner sebagaimana ditegaskan al-Quran. Puasa yang sifatnya revolusioner, artinya bisa mengubah sikap, badan, jiwa dari orang yang berpuasa dari belum baik menjadi lebih baik. Sebab puasa Ramadan tidak hanya melatih diri menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengajarkan akhlak yang luhur, saling menghormati, dan memperkuat toleransi antarumat beragama.

 

Mengikuti Teladan Rasulullah

Semangat toleransi dan kebersamaan yang dijiwai Bu Nyai Sinta sejatinya sudah sejak dahulu. Nabi Muhammad memberi teladan saat beliau membangun kota Madinah yang bermasyarakat pluralis. Islam yang dibawa oleh Nabi saw. merupakan agama yang membawa misi kedamaian dan rahmat untuk seluruh umat. Hal ini dibuktikan ketika Nabi di Madinah dengan menggandeng seluruh elemen umat manusia yang ada, tanpa membeda-bedakan suku atau agama.

Sementara kegiatan makan bersama termasuk dalam sahur dan buka puasa, hal tersebut juga merupakan sunnah dari Nabi saw.  Sebagaimana dalam riwayat hadis:

Baca Juga:  Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Para sahabat Nabi Muhammad bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kita makan tapi tidak kenyang?’ Kemudian, Rasulullah balik bertanya,”Apa kalian makan sendiri?.” Para sahabat menjawab, “iya”.

Mendengar hal itu, kemudian Rasulullah menjawab lagi, “Makanlah kalian bersama-sama dan bacalah Basmalah, maka Allah akan memberikan berkah kepada kalian semua.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Imam Ahmad, dan Ibnu Hibban). Wallah a’lam.[]

Rekomendasi

Menjamak Shalat karena Bukber Menjamak Shalat karena Bukber

Hukum Menjamak Shalat karena Bukber

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Muslimah Talk

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

Kajian

Amalan Rebo Wekasan Amalan Rebo Wekasan

Amalan Rebo Wekasan Menurut Pandangan Islam

Kajian

Connect