Ikuti Kami

Keluarga

Cara Menanamkan Karakter Ikhlas pada Anak

menanamkan karakter ikhlas anak

BincangMuslimah.Com – Ikhlas dalam melakukan ibadah dan mengikuti tuntunan Rasulullah saw. merupakan syarat diterimanya amal seorang hamba. Perkara ikhlas merupakan urusan hati yang sangat berat kecuali bagi orang yang diberikan taufik oleh Allah azza wa jalla. Menanamkan karakter ikhlas kepada anak juga butuh kesungguhan, latihan, dan dipahamkan terus menerus agar anak ikhlas dalam menuntut ilmu dan juga ikhlas dalam beribadah.

Imam Ibnu Jama’ah rahimahullah (wafat 733H) dalam karyanya Tadzkiratul As-Sami’ wa al-mutakallim fi Adab al ‘Alim wa al-Mutakallim, menjelaskan bahwasanya ikhlas dalam permulaan menuntut ilmu bagi anak-anak tidak boleh menjadi syarat. Karena jika demikian, mungkin anak-anak bahkan para pemula yang beranjak dewasa tidak akan mendapat kesempatan belajar agama. Akan ada banyak orang yang buta terhadap ilmu agama jika ikhlas menjadi syarat utama untuk diterimanya seorang untuk memulai belajar memahami ilmu. Sebab banyak diantara mereka yang kesulitan untuk memulai dengan ikhlas.

Pada realitanya, terkadang anak-anak belum memahami hakikat ikhlas. Mereka belajar bisa jadi karena diperintahkan orang tua, pengaruh teman, atau sekolah dan belajar agama karena memang di lingkungannya hal ini menjadi kebiasaan dan tradisi.

Orang tua dan pendidik hendaknya terus memotivasinya agar niatnya ikhlas untuk mencari ridha dan pahala dari Allah Swt. Terus menerus tanpa bosan memberi semangat dan secara bertahap diberi pengertian bahwa semua amalan harus lurus niatnya untuk mencari keridhaan-Nya.

Kisahkan pula hadis yang agung Rasulullah saw. tentang ancaman berat ketika tujuannya belajar ilmu syar’i tidak ikhlas. Tentu dengan bahasa dan penjelasan yang mudah dipahami anak, dengan ungkapan santun lagi lembut sehingga anak mudah memahaminya dengan izin Allah Swt. Rasulullah dalam hadisnya bersabda,

Baca Juga:  Enam Cara Mendidik Anak dalam Islam

ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ، ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ ﻭَﻗَﺮَﺃَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ، ﻓَﺄُﺗِﻲَ ﺑِﻪِ ﻓَﻌَﺮَّﻓَﻪُ ﻧِﻌَﻤَﻪُ ﻓَﻌَﺮَﻓَﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻤَﺎ ﻋَﻤِﻠْﺖَ ﻓِﻴﻬَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺗَﻌَﻠَّﻤْﺖُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻭَﻋَﻠَّﻤْﺘُﻪُ ﻭَﻗَﺮَﺃْﺕُ ﻓِﻴﻚَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ، ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺬَﺑْﺖَ، ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻚَ ﺗَﻌَﻠَّﻤْﺖَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻟِﻴُﻘَﺎﻝَ : ﻋَﺎﻟِﻢٌ، ﻭَﻗَﺮَﺃْﺕَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻟِﻴُﻘَﺎﻝَ : ﻫُﻮَ ﻗَﺎﺭِﺉٌ، ﻓَﻘَﺪْ ﻗِﻴﻞَ، ﺛُﻢَّ ﺃُﻣِﺮَ ﺑِﻪِ ﻓَﺴُﺤِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺃُﻟْﻘِﻲَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ

“…Dan seorang laki-laki yang belajar dan mengajarkan ilmu serta membaca Al-Qur’an, lalu ia didatangkan dan Allah mengingatkan ni’mat-ni’mat-Nya (kepadanya) dan dia pun mengenalnya. Allah berfirman, “apa yang kamu lakukan padanya?” ia berkata, “saya belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an demi Engkau”. Allah berfirman, “kamu berdusta, akan tetapi engkau belajar ilmu supaya dikatakan alim, dan engkau membaca Al Qur’an supaya dikatakan qari dan itu telah dikatakan”. Kemudian diperintahkan agar dia diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan kedalam api neraka…” (HR. Muslim, Ahmad, At-Turmudzi).

Menanamkan karakter ikhlas pada anak butuh kesabaran, di mana jiwa anak terkadang mudah terpengaruh hal-hal yang bisa merusak niat lurusnya. Pujian yang berlebihan terkadang membuat anak sombong dan merasa bangga dengan kemampuannya. Padahal prestasi dan kesuksesan tidak lain karena pertolongan Allah. Di sini peran penting orang tua dan pendidik agar fitrah dan fikrah (pemikiran) anak lurus dan tidak tertipu oleh kelebihan yang dimilikinya.

Perkara mengikhlaskan ilmu dan amal hanya untuk Allah, harus selalu dikokohkan seiring dengan bertambahnya kematangan psikologis serta spiritual anak.

Dan perkara yang harus dinasehatkan ke anak agar mampu ikhlas adalah adanya penanaman aqidah yang shahi­hah. Dengan pemantapan tauhid insyaallah cahaya ikhlas akan merasuk di hati anak seiring dengan intensifnya ia belajar ilmu agama dan kuatnya amal shalih yang dilakukannya.

Baca Juga:  Parenting Islami: Metode Nabi Muhammad dalam Mendidik Anak

Semua perlu proses, misalnya dengan ilmu yang dipelajarinya ia akan mampu menepis sikap sombong, dan menjalani ritual belajar dan beramal akan dipersembahkannya untuk Allah saja.

Sudah pasti, dalam  keteladanan orang tua dan pendidik dibutuhkan agar karakter ikhlas betul-betul dirasakan anak. Anak belajar dan beramal karena ia sendiri butuh semua ini. Sebisa mungkin hindari banyak kata-kata ancaman dan tumbuhkan perasaan cinta dalam melakukan suatu kebaikan. Kasih sayang dan kedekatan yang serasi dan harmonis dengan anak akan membantunya untuk bertahap memiliki karakter ikhlas.

Semoga bermanfaat.

Rekomendasi

Cara Mendidik Anak Islam Cara Mendidik Anak Islam

Enam Cara Mendidik Anak dalam Islam

maksud dari cahaya dua Parenting Islami maksud dari cahaya dua Parenting Islami

Parenting Islami: Bentuk Partisipasi Orang Tua kepada Anak

kesehatan reproduksi remaja kesehatan reproduksi remaja

Pentingnya Pola Pengasuhan yang Sadar Kesehatan Reproduksi Remaja

Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

Ditulis oleh

Santri Tahfidz Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuwangi Jawa Timur

Komentari

Komentari

Terbaru

yukabid perempuan nabi musa yukabid perempuan nabi musa

Yukabid, Sosok Perempuan di balik Kisah Nabi Musa

Khazanah

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Sekilas tentang Sholihah Wahid Hasyim, Ibunda Gusdur

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Beauty Previllege terobsesi kecantikan Beauty Previllege terobsesi kecantikan

Beauty Previllege akan Menjadi Masalah Ketika Terobsesi dengan Kecantikan

Diari

Perilaku Rendah Hati alquran Perilaku Rendah Hati alquran

Tiga Contoh Perilaku Rendah Hati yang Diajarkan dalam Alquran

Muslimah Daily

Langkah mengesahkan Pernikahan Siri Langkah mengesahkan Pernikahan Siri

Langkah Hukum Mengesahkan Pernikahan Siri

Kajian

Trending

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Connect