Ikuti Kami

Kajian

Tipu Daya Perempuan dalam Surat Yusuf Ayat 28

Refleksi Al-Qur’an Surah Yusuf Ayat 51: Pelajaran Penting Dari Kisah Pengakuan Zulaikha
Freepik.com

BincangMuslimah.Com – Selama ini perempuan seringkali menerima stigma bahwa perempuan memiliki tipu daya yang besar. Ironisnya, stigma besarnya tipu daya perempuan kerap menjadi topik dalam ceramah-ceramah keagamaan populer. Sebagian penceramah bahkan mengutip secara eksplisit bahwa ungkapan tersebut merupakan firman Allah dalam al-Quran.

Namun, apabila dikaji secara kritis dan mendalam, interpretasi semacam ini dapat dikatakan tidak akurat. Lebih dari itu, pemahaman yang demikian berpotensi menyesatkan apabila penggunaannya sebagai legitimasi untuk menstigmatisasi perempuan sebagai sumber utama godaan. Bahkan menganggap lebih berbahaya daripada setan itu sendiri.

Pemaknaan yang tidak proporsional terhadap teks-teks keagamaan semacam ini dapat memperkuat bias gender dan mengaburkan pesan moral universal yang terkandung dalam al-Quran.

 

Pembahasan Ayat Tentang Tipu Daya Perempuan

Surat Yusuf ayat 28 sering berkaitan dengan pernyataan bahwa “tipu daya perempuan lebih besar daripada setan”. Tetapi perlu mengkaji pemahaman ini secara cermat, baik dari sisi konteks ayat, struktur bahasa Arabnya, maupun keseluruhan pesan dalam kisah Nabi Yusuf. Dalam Surat Yusuf ayat 28 Allah berfirman:

اِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيْمٌ

Sesungguhnya tipu daya kalian (perempuan) sangat besar

Surat Yusuf ayat 28 merupakan bagian dari kisah Nabi Yusuf dengan istri al-‘Aziz, yang dalam tradisi disebut sebagai Zulaikha. Ayat tersebut muncul dalam konteks peristiwa ketika Zulaikha berusaha menggoda Yusuf. Namun Yusuf menolak dan berusaha melarikan diri, hingga baju gamisnya terkoyak di bagian belakang.

Pernyataan “sesungguhnya tipu daya kalian besar” sering kali disalahpahami sebagai penegasan dari Allah terhadap karakter perempuan secara umum. Padahal jika menelusuri secara cermat, kalimat tersebut sebenarnya bukan merupakan firman langsung dari Allah. Melainkan ucapan dari seorang tokoh dalam cerita, yakni suami dari perempuan yang menggoda Nabi Yusuf.

Baca Juga:  Kenapa dalam Al-Qur'an Perempuan Jarang Disebut?

Dengan memahami bahwa pernyataan tersebut datang dari seorang tokoh manusia, bukan dari Allah, kita dapat melihat bahwa ayat ini mencerminkan pandangan pribadi dan reaksi emosional seseorang dalam menghadapi situasi tertentu, bukan sebagai prinsip yang bersifat umum atau mutlak.

Dalam konteks cerita, suami perempuan itu sedang menyampaikan rasa kecewa dan keterkejutannya atas kejadian yang menimpa rumah tangganya. Maka, ucapannya lebih tepat dipahami sebagai bagian dari dinamika cerita manusia yang kompleks.

Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara ucapan manusia yang dicatat dalam al-Quran dan kalimat-kalimat yang merupakan firman langsung dari Allah. Hal ini menjadi krusial agar kita tidak menarik kesimpulan yang keliru atau bahkan membentuk stereotip yang tidak adil berdasarkan asumsi yang salah. Kesadaran ini membantu dalam menempatkan setiap ayat sesuai dengan fungsi dan konteksnya, apakah sebagai pelajaran moral, catatan sejarah, atau wahyu.

 

Perbandingan Surat Yusuf Ayat 28 dengan Surat An-Nisa Ayat 76

Surat Yusuf ayat 28 sering berkaitan dengan Surat An-Nisa ayat 76, Allah menyatakan

اِنَّ كَيْدَ الشَّيْطٰنِ كَانَ ضَعِيْفًاۚ

Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.

Narasi ini mengingatkan kita akan pentingnya memahami konteks dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran. Terutama ketika membandingkan dua ayat dari surat yang berbeda. Surat Yusuf Ayat 28 mencatat reaksi emosional seorang suami terhadap kejadian yang melibatkan istrinya dan Nabi Yusuf. Ucapan tersebut bersifat personal, tidak bertujuan sebagai pernyataan umum tentang perempuan.

Sebaliknya, Surat An-Nisa Ayat 76 berbicara cerita perjuangan antara pasukan Allah dan pasukan setan, yang menggambarkan dinamika spiritual antara kebenaran dan kebatilan. Kedua ayat ini memiliki ruang lingkup dan maksud yang sangat berbeda. Sehingga membandingkannya secara langsung tanpa mempertimbangkan konteks masing-masing dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami maksud dari pesan.

Baca Juga:  Hukum Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin

Kesalahan ini sering kali terjadi ketika seseorang mengutip bagian dari Al-Quran secara terpisah dari keseluruhan kisah atau tema besarnya, lalu mengaitkannya dengan ayat lain secara semena-mena.

Misalnya, menyimpulkan bahwa perempuan lebih berbahaya daripada setan. Hanya karena ayat di Surat Yusuf menyebutkan “tipu daya kalian besar” dan di Surat An-Nisa menyebutkan bahwa “tipu daya setan itu lemah”, merupakan bentuk penyimpangan tafsir.

Hal tersebut adalah perbandingan yang tidak adil dan tidak berdasar secara ilmiah dalam metodologi tafsir. Ucapan dalam Surat Yusuf bersifat naratif dan dikutip dari seorang tokoh manusia, sementara ayat dalam Surat An-Nisa disampaikan langsung oleh Allah.

Dalam Islam, baik laki-laki maupun perempuan memiliki potensi untuk berbuat baik atau buruk. Oleh karena itu, setiap bentuk tafsir harus dengan pendekatan ilmiah, adil dan proporsional, agar tidak mengaburkan nilai-nilai keadilan yang menjadi inti ajaran Islam.

Rekomendasi

Mahasiswa Magister Studi Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

10 Komentar

10 Comments

Komentari

Terbaru

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Fenomena Jasdor yang Menjamur, Bagaimana Hukumnya? Fenomena Jasdor yang Menjamur, Bagaimana Hukumnya?

Fenomena Jasdor yang Menjamur, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

Langkah mengesahkan Pernikahan Siri Langkah mengesahkan Pernikahan Siri

Langkah Hukum Mengesahkan Pernikahan Siri

Kajian

Namaku Perempuan: Film yang Mengubah Cerita Menjadi Sumber Pengetahuan Namaku Perempuan: Film yang Mengubah Cerita Menjadi Sumber Pengetahuan

Namaku Perempuan: Film yang Mengubah Cerita Menjadi Sumber Pengetahuan

Berita

Melindungi Anak dari Pelecehan: Pentingnya Mengenalkan Bagian Tubuh Pribadi Sejak Kecil Melindungi Anak dari Pelecehan: Pentingnya Mengenalkan Bagian Tubuh Pribadi Sejak Kecil

Melindungi Anak dari Pelecehan: Pentingnya Mengenalkan Bagian Tubuh Pribadi Sejak Kecil

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Nikah Siri : Pernikahan yang Sangat Rentan tapi Masih Sering Terjadi Nikah Siri : Pernikahan yang Sangat Rentan tapi Masih Sering Terjadi

Nikah Siri : Pernikahan yang Sangat Rentan tapi Masih Sering Terjadi

Kajian

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Trending

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Perempuan haid membaca tahlil Perempuan haid membaca tahlil

Hukum Perempuan Haid Membaca Tahlil

Kajian

ratu safiatuddin pemimpin perempuan ratu safiatuddin pemimpin perempuan

Ratumas Sina, Pahlawan Perempuan dari Jambi

Khazanah

Connect