Lailatul qadar yang Allah sebutkan dalam surat al-Qadr adalah malam yang dinanti-nantikan setiap hamba Allah. Keutamaan dan ganjarannya lebih baik dari seribu bulan atau setara dengan 83 tahun. Beberapa ulama tafsir mencoba menggali makna dari surat al-Qadr yang menceritakan malam ini. Begitu juga beberapa ulama mencoba mencatat tanda-tanda malam lailatul qadar berdasarkan pengalaman mereka dan hadis-hadis Rasulullah.
Allah berfirman dalam surat al-Qadr:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disbeutkan, bahwa pada malam tersebut Allah menuliskan takdir makhluk-Nya dalam setahun penuh. Menentukan urusan kematian, kehidupan, keselamatan, bencana, kebahagiaan, kesedihan, kemuliaan dan kehinaan. Allah menentukan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Hal tersebut berdasarkan pada firman-Nya pada surat ad-Dukhan ayat 3-5:
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةٖ مُّبَٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ٣ فِيهَا يُفۡرَقُ كُلُّ أَمۡرٍ حَكِيمٍ ٤ أَمۡرٗا مِّنۡ عِندِنَآۚ إِنَّا كُنَّا مُرۡسِلِينَ ٥
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan (3) Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (4) (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul (5)
Imam Ibnu Katsir pun menyebutkan bahwa pada malam itu pula ibadah menjadi ibadah yang paling mulia, terlebih karena Allah menyebutkan:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Artinya: Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
Lalu, apa saja tanda-tanda yang dicatat oleh para ulama mengenai kedatangannya?
Mayoritas ulama menyebutkan bahwa 10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat memungkinkan akan datangnya malam ini. Ulama-ulama tersebut seperti ulama Mazhab Syafi’i, Mazhab Hanbali, sebagian ulama Mazhab Maliki, dan juga Ibnu Taimiyah. Mereka berpegang pada hadis Rasulullah dari Aisyah yang tercatat dalam Sahih al-Bukhari:
عن عائِشةَ رَضِيَ اللهُ عنها أنَّ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قال: تَحَرَّوْا ليلةَ القَدْرِ في الوِترِ مِنَ العَشرِ الأواخِرِ مِن رَمَضانَ
Artinya: Dari Aisyah R.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “carilah lailatul qadar di malam ganjil dari 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Meski waktu kedatangannya tak bisa dipastikan, kita bisa berupaya menemukannya dengan melihat tanda-tandanya. Di antaranya:
1. Matahari terbit tanpa memiliki sinar. Artinya, matahari terbit tanpa cahaya yang silau, tapi sejuk dan sedikit mendung. Berdasarkan hadis shahih:
عن أُبَيِّ بنِ كَعبٍ رَضِيَ اللهُ عنه أنَّه قال: أخبَرَنا رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم أنَّها تطلُعُ يومَئذٍ لا شُعاعَ لها
Artinya: Dari Abi bin Ka’b R.a sesungguhnya ia berkata, “Rasulullah Saw mengabarkan kepada kami bahwa matahari terbit pada hari itu (lailatul qadar) tanpa memiliki sinar. (HR. Tirmizi)
2. Udara dan angin begitu sejuk. Berdasarkan hadis Rasulullah dari Ibnu Abbas yang berstatus hasan:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ليلة القدر ليلة سمحة، طلقة، لا حارة ولا باردة، تصبح الشمس صبيحتها ضعيفة حمراء
Artinya: “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi).
3. Dalam Shahih Fiqh as-Sunnah wa Adillatuhu wa Taudhih Mazahib al-a`immah, karya Abu Malik bin Sayyid Salim, ulama kontemporer juga menyebutkan bahwa ketenangan batin dan tentramnya jiawa yang tak biasa juga menjadi tanda datangnya lailatul qadar.
4. Syekh Abu Malik pun mengatakan pemberitahuan lailatul qadar bisa lewat mimpi, seperti yang dialami oleh para sahabat.
Kepercayaan atau berita tentang sujudnya pepohonan atau anjing yang tidak menggonggong menurut penuturan Syekh Abu Malik adalah mitos dan penuh kebohongan. Begitu juga dengan informasi tentang kedatangannya yang tanpa dasar, baik Alquran maupun hadis. Demikian beberapa tanda datangnya lailatul qadar yang bisa kita jadikan pijakan untuk mengetahui kedatangannya. Semoga di sisa-sisa Ramadhan ini, kita sempat menemuinya dan mendapatkan keutamaannya. Aamiin.