Ikuti Kami

Kajian

Surah ‘Abasa: Islam Memandang Netral Penyandang Disabilitas

Surah Abasa: Islam Memandang Netral Penyandang Disabilitas
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com- Allah menciptakan setiap manusia sebagai makhluk yang paling sempurna di antara makhluk lain. Akan tetapi, memang terkadang ada manusia yang terlahir dalam keadaan kurang sempurna dalam hal fisik atau karena ujian hidup yang membuat manusia tersebut menjadi penyandang disabilitas.

Penyandang disabilitas ini kemudian dianggap sesama manusia sebagai manusia yang tidak sempurna sehingga terkadang mendapatkan perlakuan-perlakuan yang berbeda bahkan terkesan terjadinya deskriminasi. Padahal di dalam Islam sudah digambarkan bagaimana sikap dan toleransi sesama dalam menyikapi penyandang disabilitas. Salah satunya sebagaimana yang tergambar di dalam QS. Abasa.

Sehingga berikut akan dipaparkan penjelasan singkat tentang bagaimana toleransi Islam terhadap penyandang disabilitas yang tergambar di dalam tafsir surah Abasa.

Asbabun Nuzul Turunnya Surah ‘Abasa

Surah ‘Abasa merupakan surah ke-80 dalam urutan al-Quran yang terdiri dari 42 ayat yang termasuk ke dalam golongan surah Makkiyah. M. Hasbi ash-Shiddiqy di dalam bukunya “Ilmu-Ilmu al-Quran” halaman 85 menjelaskan bahwa latar belakang dari turunnya ayat ini adalah kisah seorang tunanetra bernama Abdullah bin Ummi Maktum, anak dari paman Khodijah. Beliau merupakan sahabat Rasulullah yang acap kali ditunjuk sebagai sesepuh di Madinah.

Kisah ini terjadi di Mekkah ketika Rasulullah sedang menyampaikan dakwahnya kepada para pembesar Quraisy, kemudian Abdullah bin Ummi Maktum ini datang menyela dakwah Rasulullah untuk diajarkan tentang wahyu Allah. Padahal saat itu Rasulullah sedang berdakwah serius kepada para pembesar Quraisy. Dengan harapan, ketika para pembesar Quraisy memeluk Islam, maka para pengikutnya pun juga turut memeluk dan menjadi pembela agama Islam.

Namun, karena selaan dari Abdullah ini saat Rasulullah berdakwah, Rasulullah pun akhirnya memperlihatkan raut muka masam dan berpaling dari Abdullah. Ketika terjadi kisah inilah Allah menurunkan surah ‘Abasa sebagai teguran kepada Rasulullah untuk tidak bersikap tidak acuh kepada Abdullah bin Unni Maktum. Karena memalingkan wajah dan bermuka masam bisa menimbukan perasaan tidak enak hati pada perasaan orang-orang fakir miskin. Padahal Allah mengutus Rasulullah untuk berdakwah dengan sikap yang ramah dan penuh cinta.

Baca Juga:  Poligami Bukanlah Ajaran yang Dibawa Islam?

Sikap Netral kepada Penyandang Disabilitas

Dalam surah ‘Abasa, meski latar belakang ayat ini bertepatan dengan kisah tertentu, akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa ada makna yang mendalam yang tersirat di dalam ayat tersebut khususnya sebagai sikap netral Islam kepada penyandang disabilitas. Hal ini sebagaimana yang tergambar di dalam surah ‘Abasa, khususnya ayat 1-10:

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ. أَن جَآءَهُ ٱلۡأَعۡمَىٰ. وَمَا يُدۡرِيكَ لَعَلَّهُۥ يَزَّكَّىٰٓ. أَوۡ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكۡرَىٰٓ. أَمَّا مَنِ ٱسۡتَغۡنَىٰ. فَأَنتَ لَهُۥ تَصَدَّىٰ. وَمَا عَلَيۡكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ. وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسۡعَىٰ. وَهُوَ يَخۡشَىٰ. فَأَنتَ عَنۡهُ تَلَهَّىٰ.

“Dia (Nabi Muhammad) berwajah masam dan berpaling. Karena seorang tunanetra (Abdullah bin Ummi Maktum) telah datang kepadanya. Tahukah engkau (Nabi Muhammad) boleh jadi dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa). atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran sehingga pengajaran itu bermanfaat baginya?. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (para pembesar Quraisy), engkau (Nabi Muhammad) memberi perhatian kepadanya. Padahal, tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman). Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedangkan dia takut (kepada Allah), malah engkau (Nabi Muhammad) abaikan.”

Menurut Jamaluddin al-Qasimi di dalam kitab Mahasin al-ta’wil juz 9 halaman 406 ayat ini menjelaskan bagaimana Rasulullah memberikan sikap seperti bermuka masam karena pertimbangan beliau yang mengkhawatirkan kesempatan untuk mensyiarkan Islam lebih luas akan terlewatkan. Karena memberi dakwah kepada pembesar Quraisy adalah kesempatan emas yang bisa beliau gunakan untuk memperluas Islam. Akan tetapi nyatanya, di hadapan Allah, sahabat ini lebih memiliki keutamaan karena kebaikan dan ketakwaannya.

Penjelasan Surah

Hal ini menunjukkan bagaimana sikap netral Islam terhadap penyandang disabilitas yang mestinya tidak membeda-bedakan bahkan dengan orang yang memiliki power sekalipun. Karena di hadapan Allah yang membedakan hanya ketakwaan saja.

Baca Juga:  Bolehkah Menjauhi Ilmu karena Takut Mengamalkannya?

Semestinya hal ini pun juga berlaku di dalam kehidupan sosial. Bagaimana sesama manusia bisa menyikapi penyandang disabilitas sebagaimana manusia normal lainnya. Seperti tetap membuka peluang bagi mereka untuk berprestasi, berkarir, menyalurkan hobinya yang bermanfaat dan lain-lain.

Sehingga, tidak ada yang merasa mendapat diskriminasi. Karena Islam sendiri sejatinya sudah memberikan contoh bagaimana seharusnya seorang Muslim memiliki pandangan netral kepada penyandang disabilitas.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Alumnus Ponpes As'ad Jambi dan Mahad Ali Situbondo. Tertarik pada kajian perempuan dan keislaman.

Komentari

Komentari

Terbaru

Body Positivity dalam Al-Quran: Menerima dan Menghargai Tubuh Sebagai Amanah Allah Body Positivity dalam Al-Quran: Menerima dan Menghargai Tubuh Sebagai Amanah Allah

Body Positivity dalam Al-Quran: Menerima dan Menghargai Tubuh Sebagai Amanah Allah

Diari

Ayat tentang keluarga sakinah Anak Bisa Menjadi Fitnah bagi Orangtua Ayat tentang keluarga sakinah Anak Bisa Menjadi Fitnah bagi Orangtua

Konsep Sakinah Mawaddah Wa Rohmah menurut Dr. Nur Rofiah

Kajian

Surah At-Taubah ayat 36: Mengungkap Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Rajab Surah At-Taubah ayat 36: Mengungkap Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Rajab

Surah At-Taubah ayat 36: Mengungkap Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Rajab

Kajian

Memahami Pendidikan Seksualitas dalam Perspektif Islam Memahami Pendidikan Seksualitas dalam Perspektif Islam

Memahami Pendidikan Seksualitas dalam Perspektif Islam

Muslimah Talk

Mengenal “Islamic Family Law” Raffia Arshad: Hakim Inggris Pertama yang Berhijab

Muslimah Talk

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Kajian

peran tionghoa dalam menyebarkan islam peran tionghoa dalam menyebarkan islam

Imlek: Refleksi Peran Tionghoa dalam Menyebarkan Islam di Banten

Kajian

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis? Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Kajian

Trending

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Lima Keutamaan Asiyah Istri Firaun yang Disebut Dalam Hadis dan al-Qur’an

Kajian

Penyakit hati Penyakit hati

Hati-Hati, Ini Ciri Kalau Kamu Punya Penyakit Hati

Kajian

https://www.idntimes.com/ https://www.idntimes.com/

Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Memiliki Pasukan Armada Laut Terbesar di Nusantara

Muslimah Talk

Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal

Kajian

Zikir Ketika Angin Kencang

Ibadah

Mengenal Hamnah Binti Jahsy, Perawat Perempuan di Masa Rasul

Muslimah Talk

ummu salamah penyebutan perempuan ummu salamah penyebutan perempuan

Menelaah Tafsir Ummu Salamah: Menyambung Sanad Partisipasi Perempuan dalam Sejarah Tafsir al-Qur’an

Kajian

Sufi Perempuan Indonesia dalam Teks-teks Kuno  

Muslimah Talk

Connect