BincangMuslimah.Com- Masyarakat Indonesia memiliki citra positif karena karakter dan budayanya yang ramah terhadap sesama. Hal ini dapat terlihat dari budaya senyum, salam, sapa yang melekat di diri orang Indonesia. Tidak terkecuali bagi umat Islam. Budaya salam bagi seorang Muslim bukan hanya budaya bangsa melainkan juga ajaran agama. Islam sebagai agama cinta mengajarkan untuk saling menghormati dan mendoakan yang di antara caranya ialah dengan mengucapkan salam.
Makna salam dalam Islam
Salam dalam Islam bukan hanya sekedar ucapan saat bertemu seseorang. Lebih dari itu, salam pada prinsipnya mengandung doa keselamatan kepada orang lain. Hal ini terlihat dari makna salam secara literatur bahasa Arab. Lafal salam (السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ) memiliki arti “keselamatan atasmu serta rahmat dan barokah dari Allah”. Bahkan di dalam redaksi lain. Lafal salam ditambah dengan kalimat وَمَغْفِرَتُهُ وَرِضْوَانُهُ yang berarti “(begitu pula) ampunan dan ridha Allah semoga dilimpahkan kepadamu”.
Sehingga dalam praktiknya, ketika seseorang mengucapkan salam sejatinya ia sedang mendoakan orang yang ia temui. Begitu pula sebaliknya, kewajiban menjawab salam membuat orang yang ditemui turut mendoakan orang yang mengucapkan salam. Sehingga tidak heran jika di dalam salat juga terselip lafal salam sebagai doa untuk mendapatkan keselamatan, rahmat dan barokah dari Allah sebagaimana hakikat sholat itu sendiri.
Dalam sebuah riwayat, pernah menjelaskan bahwa mengucapkan salam menjadi salah satu amalan yang paling baik di dalam Islam. Sebagaimana hadits dalam riwayat Imam Bukhori di dalam kitab Sunan al-Bukhori juz 8 halaman 52 Nomor 6236:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو: أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الإِسْلَامِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ ، وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ
“Dari Abdullah bin Umar, seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah saw, amalan apa yang paling baik di dalam Islam? Rasulullah saw bersabda, memberi makan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam baik kepada orang yang engkau kenal maupun tidak.”
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya salam dan akan mendapat banyak kebaikan pula mengucapkan salam.
Beberapa Ketentuan dalam Mengucapkan dan Menjawab Salam
Mengutip dari kitab Fath al-Mu’in bi Syarh Qurrah al-‘Ain karya Syekh Zainuddin al-Malibary, terdapat beberapa ketentuan dalam mengucapkan dan menjawab salam yang tersebar di dalam kitab tersebut. Beberapa ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:
- Hukum dari mengucapkan salam ketika bertemu seseorang adalah sunnah sedangkan menjawab salam tersebut hukumnya wajib. Akan tetapi ketika menjawab salam tersebut kepada orang banyak, maka kewajiban menjawab salam akan gugur ketika salah satu orang dari kelompok tersebut sudah menjawab salam.
- Ketika mengucap salam kepada orang yang sedang salat, maka orang tersebut sunah untuk menjawab salam dengan menggunakan tangan atau kepala dan menjawab salam setelah selesai salat. (halaman 146)
- Ketika mengucap salam kepada orang yang sedang bersin, maka orang tersebut sunah mengucap hamdalah terlebih dahulu kemudian menjawab salam setelahnya(halaman 152)
- Orang ang masuk masjid ketika sedang khutbah dimakruhkan untuk mengucapkan salam. Namun jika sudah terlanjur mengucapkan salam, maka salam tersebut tetap wajib untuk dijawab. (halaman 208)
- Disunnahkan untuk mengucap salam ketika ziarah kubur dengan lafal السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمِ مُؤْمِنِيْنَ وَاِنَّا اِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ atau di dalam redaksi lain mengucapkan salam dengan lafal السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَااَهْلَ الْقُبُوْرِ (halaman 229)
- Jawaban salam wajib bersambung dengan ucapan salam (halaman 596)
- Mengucapkan salam ketika bertemu dan berpisah dengan orang lain (halaman 596)
Demikianlah beberapa ketentuan dalam mengucapkan dan menjawab salam. Semoga kita bisa senantiasa menebarkan salam sebagai doa dan karakter yang ramah.