BincangMuslimah.Com – Hari Jumat adalah hari yang penuh dengan kesunnahan. Di antaranya memperbanyak membaca shalawat, membaca surat al-Kahfi, bersedekah, dan ibadah ritual lainnya. Selain itu, terdapat kesunnahan mandi pada hari Jumat. Namun apakah mandi Jumat hanya sunnah bagi yang melaksanakan shalat Jumat?
Kesunnahan mandi Jumat tercantum dalam hadis Nabi dari riwayat sahabat Abu Sa’id al-Khudry,
غُسْلُ يَوْمِ الجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ
Artinya: Mandi Jum’at itu wajib atas setiap orang yang telah baligh.” (HR. Bukhari no. 879 dan Muslim no. 846)
Dalam kitab Fiqh al-Islam wa Adillatuhu karya Syekh Wahbah Zuhaili, bahwa kalimat wajib ini mengarah pada makna sunnah muakkad, bukan wajib mutlak. Hal itu berdasarkan penjelasan dari hadis lain,
وعن سَمُرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم: مَنْ تَوَضَّأَ يَوْمَ الجُمُعَةِ فبِها وَنِعْمَتْ وَمَن اغْتَسَلَ فَالغُسْلُ أفْضَلُ. رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: حديث حسن
Artinya: Dari Samurah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa berwudhu’ pada hari Jum’at, maka dengan keringanan itu -bolehlah dilakukan dan tanpa mandi- dan itupun sudah baik. Tetapi barangsiapa yang mandi, maka mandi itu adalah lebih utama.” Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan.
Juga terdapat dukungan dari hadis lain yaitu, hadis dari Aisyah,
عن عائشة رضي الله عنها قالت: (كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يغتسل مِن أربع: من الجنابة، ويوم الجمعة، ومن الحجامة، ومِن غسل الميت)؛ رواه أبو داود، وصححه ابن خزيمة
Artinya: dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah (biasanya) melakukan mandi karena empat keadaan: mandi janabah, mandi Jumat, mandi setelah bekam, dan memandikan mayit.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaemah).
Adapun kesunnahan mandi Jumat bagi beberapa ulama mazhab seperti mazhab Hanafi dan Maliki adalah hanya bagi yang melaksanakan shalat Jumat. Sedangkan selain ulama kedua mazhab tersebut, mandi sunnah di hari Jumat berlaku untuk siapapun.
Kesunnahan mandi Jumat dimulai sejak terbitanya matahari sampai matahari bergeser ke barat. Ulama mazhab Maliki mensyaratkan ketersambungan waktu dari mandi menuju masjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Jadi, mandi Jumat dianggap bilamana seseorang mandi lalu setelah itu langsung menuju masjid. Hal tersebut berdasarkan sebuah hadis yang berbunyi, “sesiapa yang hendak mendatangi shalat Jumat maka mandilah.”
Berdasarkan ijma’ para ulama, mandi Jumat tidak dianggap sunnah jika dilaksanakan setelah shalat Jumat. Wallahu a’lam.