BincangMuslimah.Com – Sikap rendah hati akan memudahkan individu untuk memaafkan orang lain yang telah menyakitinya. Orang yang memiliki sikap rendah hati atau tawadhu juga akan membuka diri terhadap berbagai hal.
Orang yang terbuka akan mau dan tak malu untuk mengakui bahwa ia mungkin pernah melakukan kesalahan pada orang lain. Sehingga menyebabkan orang lain bertindak tidak menyenangkan.
Pentingnya Sikap Rendah Hati
Sikap rendah hati akan membuat seseorang lebih mudah memahami masalah yang terjadi. Apabila bisa memahami masalah dengan sebaik-baiknya, maka memberikan maaf pun mudah untuk orang yang telah menyakiti.
Itulah mengapa penting sifat tawadhu oleh setiap individu, terutama individu yang memiliki banyak ilmu pengetahuan, seperti para pelajar, santri, dan mahasiswa.
Tawadhu individu mendapat sejumlah faktor, seperti religiusitas dan kecerdasan emosi. Religiositas adalah suatu keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorong berfikir, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Pengaruh Rendah Hati Pada Psikologi Individu
Dalam buku Psikologi Islami Solusi Islam Atas Problem-problem Psikologi (2011) karya Dr. Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso menuliskan tentang religiositas. Religiositas adalah tingkat keyakinan, pelaksanaan ibadah, perilaku keseharian, pengalaman, dan pengetahuan agama seseorang yang dimotivasi oleh kekuatan spiritual.
Kecerdasan emosi adalah faktor lain yang memengaruhi sikap rendah hati atau tawadhu. Kecerdasan emosi bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami emosi yang dirasakan.
Selain itu, tawadhu juga bisa bermakna sebagai kemampuan mengendalikan diri dan emosi, mempunyai daya tahan dalam menghadapi problematika.
Seseorang yang memiliki sikap rendah hati juga akan mampu menyemangati diri. Orang tersebut dapat memahami perasaan dan emosi orang lain, dan mampu membina hubungan yang baik dengan orang lain.
Individu yang memiliki kecerdasan emosi yang baik mampu untuk mengidentifikasi intensitas perasaan atau emosi. Tidak hanya pada diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.
Ada lima aspek dalam kecerdasan emosi yakni memahami emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, memahami emosi orang lain, dan membina hubungan sosial dengan orang lain.
Lantas apa hubungannya kecerdasan emosi dengan sikap tawadhu?
Hubungan antara keduanya adalah bahwa pemahaman seseorang akan diri menjadikan seseorang tidak bersikap angkuh atau sombong terhadap orang lain. Itulah mengapa semua orang mesti memiliki sikap rendah hati dalam diri.[]