BincangMuslimah.Com – Setiap dari kita pasti pernah terjebak dalam sebuah momen yang membuat hati resah dan tidak tenang. Begitu juga Rasulullah pernah mengalaminya. Namun, ada doa yang dibaca oleh Rasulullah saat beliau merasa resah. Berikut doanya,
عن أبي بكرة – رضي الله عنه- أن رسول الله -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-قال: ” دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ: اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ “
Artinya: Dari sahabat Abu Bakrah Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Doa saat resah: Allahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ila nafsii tharfata ‘ainin ashlih lii sya-nii kullahu laa ilaaha illaa anta. “Wahai Allah, Rahmat-Mu aku harapkan, maka janganlah sandarkan aku kepada diriku walau sekejap mata, perbaikilah keadaanku seluruhnya, tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Engkau.” (HR. Abu Daud)
Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam Nasa’i dalam Sunan Kubra dan Ibnu Hibban. Ia juga menilainya shahih dan Imam Al-Albani menilainya hasan.
Frasa wala takilni ila nafsi dalam hadis tersebut maksudnya adalah mewakilkan sesuatu kepada seseorang yang tidak memiliki kuasa akan hal tersebut. Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengatakan artinya adalah memercayakan urusan hamba-Nya pada dirinya sendiri, yang artinya Allah berpaling darinya. Beliau mengqiyaskan makna wakala dalam hadis ini dengan frasa wakala dalam hadis berikut
عن عبد الرحمن بن سمرة قال: قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا عبد الرحمن لا تسأل الإمارة فإنك إن أعطيتها عن مسألة وكلت إليها، وإن أعطيتها عن غير مسألة أعنت عليها
Artinya: Dari sahabat Abdurrahman bin Samurah, Rasululullah Saw berkata kepadaku: “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kepemimpinan. Jika diserahkan kepadamu karena permintaanmu niscaya akan dibebankan kepadamu, jika engkau diberi tanpa memintanya niscaya engkau akan ditolong.” (HR. Bukhari & Muslim)
Sementara makna la takilni ila nafsi tharfata ‘aini, menurut Imam al-Munawi dalam Faidh al-Qadir maknanya adalah menyerah akan urusan hamba-Nya dan meninggalkannya dalam sekejak mata, yaitu secepat menggerakkan kelopak mata.
Doa yang Rasulullah ucapkan kala resah tersebut juga sunnah diucapkan pada pagi dan sore hari. Sebab Rasulullah juga pernah mewasiatkan doa tersebut kepada putri kesayangannya, Sayyidah Fatimah Az-Zahrah. Dalam sebuah riwayat Anas bin Malik menyebutkan
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لفاطمة رضي الله عنها: ما يمنعك أن تسمعي ما أوصيك به أن تقولي إذا أصبحت وإذا أمسيت: يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث، أصلح لي شأني كله ولا تكلني إلى نفسي طرفة عين
Rasulullah Saw bersabda kepada Fatimah Ra, “Apa yang menghalangimu untuk mendengar apa yang aku wasiatkan kepadamu? Hendaknya saat berada di pagi dan sore hari engkau mengucapkan, ‘Wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata’ .”
Demikian penjelasan mengenai doa yang dibaca oleh Rasulullah saat resah, semoga bermanfaat. Wallahu’alam.