Ikuti Kami

Muslimah Talk

Na’ilah Hasyim Sabri, Mufassir Perempuan Asal Palestina

kmamesir.org

BincangMuslimah.Com- Na’ilah Hasyim Sabri merupakan salah satu mufassir perempuan terkemuka di abad ke-21 yang berasal dari Negeri al-Quds, Palestina. Lahir pada 21 Mei 1944 di daerah Qalqiliyya, bagian utara Tebing Barat dan bagian barat Nablus, Palestina, ia memiliki panggilan kunyah, Ummu ‘Ammar dan julukan ad-Da’iyyah al-Maqdisiyyah (pendakwah dari Baitul Maqdis). Syaikhah Na’ilah telah menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap studi agama dan tafsir sejak usia muda.

Perjalanan Intelektual

Na’ilah Hasyim tumbuh di dalam keluarga yang sangat mencintai ilmu, dakwah, dan perjuangan. Ayahnya, Syekh Hasyim Sabri merupakan mufti dan imam Masjid ‘Umar al-Khattab, serta menjadi pengajar studi Islam di dua lembaga pendidikan, yaitu al-Murabithin dan al-Sa’diyya. Adapun ibunya bernama Syaikhah Shalih Sabri, beliau selalu memberikan tarbiyah kepada Na’ilah agar menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia.

Di samping itu Na’ilah juga berguru kepada kakeknya, Syekh Musthafa Sabri dalam fikih mazhab Hanbali, ilmu Alquran, dan ilmu Nahwu. Dalam ilmu tauhid, ia belajar kepada pamannya, syekh Salah ad-Din Hasan Sabri. Oleh karena itu, tidak heran jika sejak masih usia dini, Na’ilah telah mulai belajar ilmu dasar agama dan menghafalkan Alquran dengan bimbingan keluarga dan sanak saudaranya.

Nailah menempuh pendidikannya di Madrasah Banat Qalqiliyyah sampai tahun 1957/1958 M. Kemudian pada tahun 1962 M, ia menyelesaikan pendidikan tingkat ats-Tsanawi al-‘Ammah di madrasah al-‘Aishiyyah, bandar Nablus. Setelah itu, Nailah tidak melanjutkan pendidikan secara formal ke jenjang yang lebih tinggi.

Ia menikah pada tahun 1965, di mana itu menjadi perjalanan selanjutnya dalam menuntut ilmu secara non-formal. Karena ia dinikahkan dengan sepupunya, seorang khatib di masjid al-Aqsa dan mantan mufti al-Quds, bernama Dr. Ikrimah Said Abdullah Sabri. Pengalaman pendidikannya dan tarbiyah tersebut membekali dia dengan pengetahuan yang luas tentang teks-teks klasik dan metodologi tafsir modern.

Baca Juga:  Posisi Mufassir Perempuan dalam Perkembangan Kajian Tafsir Al-Qur’an

Kontribusi dalam Keilmuan

Kepakarannya dalam bidang ilmu-ilmu keislaman, membuat Na’ilah banyak mendapat permintaan oleh berbagai pihak agar bersedia ikut berkontribusi dalam pengembangan ilmu keislaman di beberapa organisasi atau komunitas ilmiah. Di antaranya adalah dalam Jam’iyyah Nisa` al-Islam di al-Quds, Jam’iyyah al-Hilal al-Ahmar, Ittihad al-Jam’iyyah al-Nisa`iyyah al-Tathawwu’iyyah, dan Ittihad al-Kuttab al-Falasthiniyyin.

Selain itu ia juga aktif mengajar ilmu tafsir dan fikih perempuan di Masjid Al-Aqsa selama 12 tahun. Tidak hanya itu, sejak tahun 1990, Na’ilah telah aktif keliling dunia untuk dakwah dan memberikan kuliah agama. Khususnya tafsir Alquran di beberapa tempat komunitas muslim yang tersebar lintas negara, seperti Brazil, Romania, Afrika, Italia, India, Korea, Amerika, Inggris, Swiss, Turki, Prancis, Denmark, Spanyol, dan masih banyak negara lainnya.

Sejak saat itulah, kemudian Na’ilah mulai dikenal sebagai daiyyah internasional dan mendapat julukan al-Da’iyyah al-Maqdisiyyah. Dalam beberapa kesempatan, hampir setiap menjelang bulan Ramadan, Na’ilah akan mendapatkan banyak undangan untuk mengisi “Madrasah Ramadan” di banyak negeri Timur Tengah seperti kesultanan Oman, Bahrain, Kuwait, Qatar, Maroko, Libya, Yaman, Arab Saudi, dan Mesir. Bahkan, Na’ilah juga pernah melakukan safari dakwah ke negera-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Tidak hanya berdakwah secara langsung, Syaikhah Na’ilah juga beberapa kali mendapat tawaran beberapa stasiun televisi dan radio untuk memberikan kuliah agama di dunia maya. Misalnya ia menjadi pembicara dalam topik “Min Hady al-Qur’an al-Karim” selama 10 tahun dalam siaran radio Yordania. Selain itu ia juga pernah mengisi dakwah keislaman di radio London, radio suara Amerika, dan radio kota Riyadh.

Bukti kecintaannya yang begitu tinggi terhadap Alquran membuahkan semangat dalam dirinya untuk mengabdikan diri untuk mengajar Alquran selama 20 tahun. Kemauannya untuk mengambil peran, khususnya dalam dakwah islam ialah sebagai bentuk perjuangan atas tanah Palestina yang dijajah oleh zionis Israel. Ia bercita-cita bahwa seluruh umat muslim agar tidak jauh dari berpegang pada Alquran dan mengimplementasikannya dalam kehidupan.

Baca Juga:  Serial Merajut Dendam: Pentingnya Mengenalkan Kesetaraan Sejak Kecil

Karya dan Publikasi

Al- Mubshir li Nur al-Quran, merupakan salah satu karya fenomenal dari Syaikhah Na’ilah. Kitab tafsir Alquran dengan 11 jilid tersebut terbit secara bertahap mulai tahun 1997-2003. Dengan karya monumental ini, ia mendapat pengakuan sebagai perempuan pertama yang rampung menuliskan tafsir Alquran 30 juz secara lengkap. Di mana sebelumnya, beberapa muslimah juga tercatat pernah menafsirkan Alquran, namun tidak secara keseluruhan.

Sebelum menulis kitab tafsirnya, sejak kecil Syaikhah Na’ilah telah rutin mengirimkan tulisan ke berbagai majalah dan koran lokal di Palestina. Tidak kurang dari ratusan tulisan telah dia terbitkan, mulai dari artikel ringan di majalah, koran, atau media lainnya, maupun dalam bentuk buku. Melalui karya-karyanya itu, ia berkomitmen untuk menghadirkan ilmu keislaman khususnya tafsir yang inklusif dan adaptif. Dia sering membahas isu-isu kontemporer seperti keadilan sosial dan etika dalam perspektif Alquran.

Seperti salah satunya, ia pernah melakukan pendekatan yang memfokuskan kajian tafsirnya pada realita masyarakat, khususnya tentang kebijakan pendudukan yang menyengsarakan para pemuda di bumi Palestina. Dalam surah Al-Ahzab ayat 33, mengenai larangan bagi umat Islam berperilaku seperti orang-orang Jahiliyah, Syaikhah Nailah menyebutkan bahwa perilaku tersebut dapat mengacam Masjidil al-Aqsa.

Dari Syaikhah Na’ilah Hasyim Sabri, seorang intelektual dan mufassir perempuan asal Palestina di Zaman Modern ini, umat Islam khususnya kaum muslimah dapat mengambil inspirasi dan pelajaran. Bahwa keteladanannya mengajak kita semua untuk terus belajar dan memperdalam agama Islam, sehingga kita dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Dengan mengingat jejak langkah beliau, menjadi sebuah ajakan untuk kita menjadikan Alquran sebagai bagian penting dalam hidup kita, baik dalam konteks spiritual maupun sosial.[]

Rekomendasi

Nushrat al-Amin Nushrat al-Amin

Sayyidah Nushrat al-Amin: Mufassir Perempuan Pertama dengan Karya 30 Juz

zainab al-ghazali zainab al-ghazali

Zainab Al-Ghazali; Mufassir Perempuan Pelopor Feminisme Islam

Hannan Lahham: Mufassir Perempuan Ayat Kekerasan

Aisyah Bintusy Syathi; Mufassir Perempuan dari Mesir Aisyah Bintusy Syathi; Mufassir Perempuan dari Mesir

Aisyah Bintusy Syathi; Mufassir Perempuan dari Mesir

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

5 Komentar

5 Comments

Komentari

Terbaru

Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Surah al-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Muslimah Daily

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Ibadah

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect