BincangMuslimah.Com – Kata laut dalam Al-Quran, setidaknya terdapat sebanyak 32 ayat. Laut dalam ayat Al-Qur’an terdampar dalam pelbagai ayat dan surah. Yang semuanya membicarakan laut dalam pelbagai aspek; sains, teknologi, dan juga ekologinya. Berikut akan dijelaskan rahasia laut dalam Al-Quran.
Tak bisa dipungkiri, Allah telah menciptakan sistem ekosistem lingkungan hidup antar makhluk hidup. Hubungan ekosistem ini, yang merupakan hubungan timbal balik dan tak terpisahkan antar makhluk merupakan tanda kekuasaan Allah. Alam raya ini tak berjalan dengan sendirinya. Ada hukumnya, yang dikenal dengan hukum alam (devine law), yang juga mengandung kausalitas.
Begitu juga dengan laut. Allah dalam beberapa ayat Al-Qur’an menyinggung laut, yang ekosistemnya juga bisa dimanfaatkan oleh manusia. Allah SWT berfirman dalam surah al Maidah ayat 96:
أُحِلَّ لَكُمۡ صَيۡدُ ٱلۡبَحۡرِ وَطَعَامُهُۥ مَتَٰعًا لَّكُمۡ وَلِلسَّيَّارَةِ ۖ وَحُرِّمَ عَلَيۡكُمۡ صَيۡدُ ٱلۡبَرِّ مَا دُمۡتُمۡ حُرُمًا ۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِىٓ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ
“Dihalalkan bagi kamu hewan buruan laut dan makanan (yang berasal dari) laut sebagai kesenangan bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) hewan buruan darat selama kamu dalam keadaan ihram. Bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.“
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengatakan bahwa ayat ini, dibukakanlah seluas-luasnya tentang halalnya segala jenis binatang yang hidup di laut atau dalam air. Segala macam ikan. Disebut buruan laut, sebab pengail atau nelayan mencari ikan ke laut itu berburu juga namanya.
Pada sisi lain juga, ayat ini membuka pintu demikian luas bahwa segala jenis yang hidupnya bergantung pada laut, walaupun kadang-kadang ia bisa juga keluar sebentar-sebentar ke darat, halal dimakan. Misalnya kepiting, teripang, dan sebagainya. Demikian juga yang dalam pemakaian bahasa kita namai singa laut atau anjing laut, menjadi halal juga dimakan.
Sebab hidupnya di laut. Apalagi setelah disebutkan pula “dan makanannya”, menjadi lebih umumlah ia, tidak saja lagi yang berupa ikan, bahkan lumut laut pun dijadikan orang sebagai makanan (agar-agar).
Sementara itu ada juga ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam al Isra ayat 66, yang menjelaskan tentang laut yang diciptakan untuk manusia agar bisa mencari ikandan melayarkan kapal, hal itu sebagai karunia Allah. Pun Allah memudahkan hambanya sehingga dapat berlayar di atas lautan untuk keperluan hambanya untuk berniaga, dari suatu pulau ke pulau yang lain.
رَّبُّكُمُ ٱلَّذِى يُزۡجِى لَكُمُ ٱلۡفُلۡكَ فِى ٱلۡبَحۡرِ لِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ بِكُمۡ رَحِيمًا
“Tuhanmulah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu agar kamu mencari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang terhadapmu.”
Selanjutnya, alam Al-Qur’an Allah surah Al Jatsiyah ayat 12, Allah juga membicarakan laut fungsi laut untuk manusia. Ini senada dengan ayat di atas, yang menyediakan laut bagi tempat kapal-kapal untuk berlayar. Yang kapal itu bisa digunakan nelayan untuk mencari ikan. Juga bisa digunakan oleh para wisatawan untuk memandang keindahan laut ciptaan Allah.
ٱللَّهُ ٱلَّذِى سَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡبَحۡرَ لِتَجۡرِىَ ٱلۡفُلۡكُ فِيهِ بِأَمۡرِهِۦ وَلِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
“Allahlah yang telah menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.”
Itulah di antara keindahan rahasia laut dalam Al-Qur’an yang begitu mengagumkan untuk diteliti ummat manusia. Ini menjadikan laut sebagai obyek penelitian yang tak kunjung usai. Negara yang mampu memanfaatkan sumber daya lautannya akan menjadi negara maju dan sejahtera.
Tulisan ini pernah diterbitkan di Bincangsyariah.Com
4 Comments