BincangMuslimah.Com – Hamzah Ya’qub menulis lima karakteristik akhlak (etika) Islam yang menurutnya dapat membedakannya dengan etika yang lain. Lima karakteristik akhlak dalam Islam yang dimaksud adalah: Pertama, akhlak (etika) Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk. Kedua, akhlak (etika) Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya perbuatan, didasarkan kepada ajaran Allah SWT, yaitu ajaran yang berasal dari al-Quran dan hadis.
Ketiga, akhlak (etika) Islam bersifat universal dan komprehensif serta dapat diterima oleh seluruh umat manusia di segala waktu dan tempat. Keempat, ajaran-ajarannya yang praktis dan tepat, cocok dengan fithrah (naluri) dan akal pikiran manusia (manusiawi), maka etika Islam dapat dijadikan pedoman oleh seluruh manusia. Kelima, akhlak (etika) Islam mengatur dan mengarahkan fithrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia di bawah pancaran sinar petunjuk Allah SWT. menuju keridlaan-Nya. Dengan melaksanakan etika Islam niscaya manusia akan selamat dari pikiran-pikiran dan perbuatan-perbuatan yang keliru dan menyesatkan.
Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang konsentrasinya lebih menitik beratkan pada sikap dan perilaku serta budi pekerti ajaran tasawuf itu sendiri. Tasawuf ini banyak dikembangkan oleh ulama-ulama salaf melalui metode-metode tertentu yang telah digariskan. Tasawuf bentuk ini berupaya untuk lebih memfokuskan kepada sebuah aturan akhlak dan etika yang berakhlak mulia serta menjauhi dan menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela di dalam diri para sufi atau dengan kata lain tasawuf akhlaqi adalah sebuah konsep ajaran sufisme yang berwawasan moral praktis dengan berdasarkan pada al-Qur‟an dan sunnah Nabi Muhammad SAW yang dijalankan dengan penuh konsisten seraya memperhatikan batasan-batasan dan ketentuan-ketentuan yang mengikutinya.
Tasawuf akhlaqi adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang dirumuskan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat yang bertujuan untuk mencapai kebahagian yang optimal, di mana manusia harus lebih dahulu mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri dan sifat Ilahiyah melalui pensucian jiwa raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral paripurna dan berakhlak mulia yang kemudian dalam tasawuf akhlaqi dikenal dengan metode: takhalli, tahalli dan tajalli.