Ikuti Kami

Khazanah

Benarkah Seorang Muslim Dilarang Bersahabat dengan Non Muslim?

muslim bersahabat non muslim
gettyimages.com

BincangMuslim.Com – Tengah viral di media sosial seorang pendakwah yang melarang seorang muslim bersahabat dekat dengan non muslim. Pasalnya, menurut penceramah itu, itu akan membuat kita membuat orang Islam terbiasa dengan tindakan kufur yang non  muslim lakukan.

Berikut teks ceramah yang ada dichanel YouTube Yufid.TV;

“Lama kelamaan, tatkala kita melihat perbuatan-perbuatan kekufuran dia kita jadi biasa. Tidak ada yang awalnya kita benci kita malah bisa jadi cinta sama dia, itu yang ditakutkan,”

Penceramah tersebut bernama Ustaz Dr. Syafiq Riza Basalamah. Ia menjelaskan Islam tidak melarang apabila ada umat Islam yang sekadar berteman biasa di lingkungan kampus dan berdagang, tetapi  dalam Islam menurutnya, sama sekali tidak diperbolehkan umat Islam berteman dekat apalagi bersahabat dengan non muslim.

Untuk memperkuat dalilnya, Ustadz Syafiq Basamalah mengutip teks hadis yang  berbunyi;  “laa tu sahib illa mukminan”.  (jangan bersahabat kecuali dengan muslim).  Hadis ini merupakan nasihat Nabi agar tak bersahabat dengan non muslim.

Persahabatan Nabi dan Non Muslim

Dalam sejarah, tercatat bahwa Rasulullah sudah membangun relasi dan persahabatan dengan non muslim. Menurut kitab Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin, karya dari Syekh Muhammad Al-Khudhari Bek diceritakan, Nabi juga bukan saja bersahabat dan bermitra tetapi saling mencintai dan berkasih sayang.  Ketika non muslim itu meninggal, Rasulullah memanjatkan doa agar tak diazab di alam akhirat.

Air mata Nabi menetes hebat. Lama juga menangis akibat kematian non muslim itu. Hancur hati Nabi sebab kematian orang terkasihnya itu. Meskipun non muslim, lelaki itu membantu perjuangan Nabi menegakkan agama Islam. Yang rela mati dan berdarah-darah demi misi keislaman Nabi berhasil.

Baca Juga:  Lelaki Membuat Perempuan Menangis, Bagaimana Pandangan Islam?

Siapakah lelaki yang dikasihi dan dicintai Nabi? Siapakah laki-laki yang bersahabat dekat dengan Nabi itu? Ia adalah Abu Thalib bin Abdul Muthalib, paman Nabi. Dalam sejarah, Abu Thalib termasuk orang yang pertama menemani perjuangan Nabi. Abu Thalib juga yang merawat Nabi sejak kecil.

Abu Thalib meninggal dalam keadaan belum memeluk Islam. Ia masih menganut kepercayaan kaum Quraish Mekah. Lantas apakah Nabi membencinya? Tak mau bersahabat dengannya? Tidak. Nabi begitu cinta dan kasih pada pamannya itu. Sekalipun ia seorang non muslim.

Pada kisah lain, ada juga persahabatan penuh cinta Nabi Muhammad dengan seorang Yahudi. Lebih dari itu, Yahudi tersebut rela mati berperang demi Nabi. Ia juga menyerahkan seluruh harta bendanya demi perjuangan Nabi.

Menurut Ibnu Ishaq dalam kitab Sirah Nabawiyah, bahwa sampai-sampai itu membuat Nabi memuji dan mengatakan, ““Mukhairiq adalah sebaik-baik orang Yahudi,”.  Yahudi tersebut bernama adalah Mukhairiq. Ia adalah pendeta yang memiliki pengetahuan luas terkait kitab Taurat. Di samping itu ia juga seorang hartawan yang kaya. Kebun kurma yang luas yang dimilikinya itu kemudian wasiatkan, jika kelak meninggal, maka itu untuk Nabi seluruhnya.

Relasi dan persahabatan hangat Nabi juga terbangun dengan seorang raja yang beragama Kristen. Raja Negus dari Habsyah—sekarang negara Ethiopia. Saat umat Islam mendapatkan kekerasan dan teror yang kejam dari suku Quraish Mekah, Nabi menyuruh kaum muslimin untuk hijrah dan mencari suaka politik pada Raja Negus.

Sejarawan Barat, Hugh Goddard dalam buku a History of Christian-Muslim Relation, menyebutkan bahwa Nabi Muhammad tak sungkan memuji kebaikan hati raja Kristen itu. “Di sana ada raja yang tidak pernah menzalimi siapapun,” begitu kata Rasulullah. Di samping itu, Raja Negus merupakan sosok pemimpin yang adil, arif, dan bijaksana. Sebab kepemimpinan yang cakap itu, Nabi menyuruh kaum muslimin untuk hijrah ke sana.

Baca Juga:  Cara Sahabat Memutuskan Hukum Pasca Wafat Nabi Muhammad

Pada saat hijrah pertama ini berjumlah sekitar 16 orang sahabat. Sedangkan hijrah  kedua ini, berjumlah 102 orang. Yang menarik, ikut beserta rombongan itu adalah keluarga Muhammad sendiri, bahkan darah dagingnya ia utus ke sana, di bawah kepemimpinan raja Kristen itu. Usman bin Affan dan Rakayyah, anak dan menantu Nabi.

Nabi tak mempermasalahkan latar belakang raja Negus. Nabi juga tak memandang agamanya yang Kristen. Padahal saat itu sahabat yang lain baru saja masuk Islam. Nabi tak khawatir iman mereka lekang sebab di bawah komando raja yang non muslim.

Yang lebih menarik dari itu, ketika raja Negus wafat, Nabi melakukan shalat ghaib. Untuk mengenang kebaikan hati raja berbudi luhur itu. Itulah shalat ghaib pertama dalam Islam.

Demikian kisah persahabatan Nabi dengan non muslim. Tentu masih banyak kisah kedekatan Nabi dengan para non muslim ini. Cinta dan kasih sayang Nabi pada kemanusiaan, itulah yang membuat Nabi tak membeda-bedakan manusia berdasarkan agamanya.

Rekomendasi

Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam

Meneladani Rasul Sebagai Suami kok Setengah-setengah?!

Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya

Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya

Bolehkah Non-Muslim Masuk ke Masjid?

kehidupan muhammad sebelum nabi kehidupan muhammad sebelum nabi

Meneladani Tata Cara Bertutur Kata Ala Rasulullah

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect