Ikuti Kami

Tak Berkategori

Adakah Perbedaan antara Nabi dan Rasul?

Perbedaan antara Nabi dan Rasul
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Salah satu rukun iman adalah mengimani adanya utusan Allah yang disebut dalam Alquran sebagai rasul. Seringkali penyebutan berupa nabi atau rasul yang kebanyakan orang keduanya adalah sama, terutama dalam tugasnya. Sebenarnya, adakah perbedaan antara tugas nabi dan rasul?

Ada perbedaan di kalangan ulama mengenai hal ini. Sebagian berpendapat tidak ada perbedaan antara keduanya, sedangkan sebagian lainnya menganggap bahwa ada perbedaan antara keduanya. Informasi yang seringkali kita terima mengenai perbedaan keduanya adalah sama-sama mendapatkan wahyu, akan tetapi perbedaannya pada perintah menyampaikan kepada manusia atau tidak. Rasul diperintahkan untuk menyampaikan kepada manusia, sedangkan nabi tidak.

Imam al-Khattabi dalam A’lam al-Hadis, sebuah kitab yang menjadi syarah (penjelas) Shahih Bukhari menyebutkan (1/298),

والفرق بين النبي والرسول: أن النبي هو المنبوء المُنبأ المخبر، فعيل بمعنى مفعل ، والرسول هو المأمور بتبليغ ما نبئ وأخبر به ، فكل رسول نبي ، وليس كل نبي رسولا

Perbedaan antara nabi dan rasul adalah, bahwa seorang nabi adalah seseorang yang menerima berita atau kabar atau informasi, kata nabi mengikuti wazan “fa’iilun” yang bermakna “muf’al” (isim maf’ul/objek). Sedangkan rasul adalah seseorang yang diperintah untuk menyampaikan apa yang diberitakan kepadanya. Maka setiap rasul adalah nabi, sedangkan tidak setiap nabi adalah rasul.

Begitu juga senada dengan perkataan Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari yang mengutip perkataan Imam al-Qurthubi,

فَإِنَّ النُّبُوَّةَ مِنَ النَّبَأِ وَهُوَ الْخَبَرُ ، فَالنَّبِيُّ فِي الْعُرْفِ: هُوَ الْمُنَبَّأُ مِنْ جِهَةِ اللَّهِ بِأَمْرٍ يَقْتَضِي تَكْلِيفًا ، وَإِنْ أُمِرَ بِتَبْلِيغِهِ إِلَى غَيْرِهِ فَهُوَ رَسُولٌ ، وَإِلَّا فَهُوَ نَبِيٌّ غَيْرُ رَسُولٍ ؛ وَعَلَى هَذَا فَكُلُّ رَسُولٍ نَبِيٌّ ، بِلَا عَكْسٍ ، فَإِنَّ النَّبِيَّ وَالرَّسُولَ اشْتَرَكَا فِي أَمْرٍ عَامٍّ ، وَهُوَ النَّبَأُ ، وَافْتَرَقَا فِيالرِّسَالَةِ ، فَإِذَا قُلْتَ: فُلَانٌ رَسُولٌ ، تَضَمَّنَ أَنَّهُ نَبِيٌّ رَسُولٌ . وَإِذَا قُلْتَ : فُلَانٌ نَبِيٌّ لَمْ يَسْتَلْزِمْ أَنَّهُ رَسُول

Baca Juga:  Ancaman bagi Orang yang Tidak Cebok Setelah Buang Air Kecil

Sesungguhnya lafaz “nubuwwah” (kenabian) berasal dari kata “an-naba`” yang berarti berita. Maka nabi, menurut makna yang sudah maklum adalah seseorang yang mendapatkan kabar dari Allah berupa perkara syariat. Sedangkan jika diperintahkan untuk menyampaikan kepada orang lain maka ia disebut rasul, jika tidak maka itu disebut nabi saja bukan rasul. Atas dasar ini, berarti setiap rasul adalah nabi dan tidak sebaliknya. Nabi dan rasul memiliki kesamaan berupa mendapatkan informasi (wahyu) dari Allah, perbedaannya ada pada tugas menyampaikan. Jika kamu mengatakan, “Fulan adalah seorang Rasul maka itu berarti ia juga seorang nabi.” Dan jika engkau mengatakan, “fulan adalah seorang nabi maka itu bukan berarti ia seorang rasul.

Sedangkan kalangan ulama yang mengatakan bahwa tiada perbedaan antara keduanya juga memiliki dalilnya masing-masing. Salah satunya adalah Syekh as-Syinqithi seorang ulama berkebagsaan Arab Saudi menjelaskan dalam kitabnya, Adhwa` al-Bayan. Beliau berhujjah pada surat al-Hajjj ayat 52 yang berbunyi,

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ وَّلَا نَبِيٍّ اِلَّآ اِذَا تَمَنّٰىٓ اَلْقَى الشَّيْطٰنُ فِيْٓ اُمْنِيَّتِهٖۚ فَيَنْسَخُ اللّٰهُ مَا يُلْقِى الشَّيْطٰنُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ۙ

Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul dan tidak (pula) seorang nabi sebelum engkau (Muhammad), mela-inkan apabila dia mempunyai suatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa yang dimasukkan setan itu, dan Allah akan menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana,

Pada ayat ini, Syekh as-Syinqithi menjelaskan bahwa penjelasan tentang perbedaan keduanya yang menyebutkan memiliki perbedaan tugas dalam menyampaikan adalah perkataan yang tidak berdasar. Pasalnya, dalam ayat ini, keduanya sama-sama disebutkan yang menunjukkan memiliki tugas yang sama untuk menyampaikan, meskipun ada beberapa perbedaan.

Baca Juga:  Apakah Sopir Bus antar Provinsi Termasuk Musafir?

Ulama yang berpendapat bahwa keduanya sama-sama memiliki tugas menyampaikan kepada manusia menjelaskan, bahwa perbedaan keduanya hanya pada risalah yang dibawa. Adapun rasul membawa risalah kepada umat yang mendustakan ajaran tauhid dan membawa risalah sendiri kepada umat yang baru, sedangkan nabi hanya meneruskan tugas rasul sebelumnya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyyah dalam kitab “an-Nubuwwat” (2/714),

فالنبي هو الذي ينبئه الله ، وهو يُنبئ بما أنبأ الله به ؛ فإن أُرسل مع ذلك إلى من خالف أمر الله،  ليبلغه رسالة من الله إليه ؛ فهو رسول

Seorang nabi adalah sosok yang mendapatkan berita dari Allah dan mengabarkan apa yang diberitakan oleh Allah kepadanya. Jika ia diperintahkan untuk menyampaikannya pada kaum yang menentang ajaran Allah maka ia adalah rasul.

Maka Nuh adalah seorang rasul karena ia diperintahkan untuk berdakwah pada kaum yang mendustakan Allah, sedangkan Syits dan Idris adalah seorang nabi. Maka bisa dipahami bahwa seorang nabi adalah menyampaikan wahyu Allah pada kaum yang sudah beriman atau yang sudah mengenal ajaran tauhid dari rasul sebelumnya, sedangkan rasul menyampaikan wahyu kepada umat yang belum mengetahui kebenaran. Wallahu a’lam.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Ngaji al-Hikam: Jika Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Kajian

rasulullah melarang ali poligami rasulullah melarang ali poligami

Kala Rasulullah Melarang Ali bin Abi Thalib untuk Poligami

Khazanah

puasa syawal kurang enam puasa syawal kurang enam

Puasa Syawal Tapi Kurang dari Enam Hari, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

orang tua beda agama orang tua beda agama

Bagaimana Sikap Kita Jika Orang Tua Beda Agama?

Khazanah

Nyi Hadjar Dewantara pendidikan Nyi Hadjar Dewantara pendidikan

Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Khazanah

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Kajian

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Connect