BincangMuslimah.Com – Dalam Musnad Abi Ya’la dikisahkan bahwa suatu hari Aisyah ra mengenang kisah romantisnya bersama Rasulullah “suatu kala aku datang pada Rasulullah dengan membawa makanan yang terdiri dari tepung, buah-buahan dan mentega. Aku memasaknya untuk Rasulullah saw. Saat itu Saudah ada di samping beliau sehingga aku berkata pada Saudah “(kalau berani) makanlah! Atau aku akan mengotori wajahmu!”
Ternyata Saudah enggan memakannya. Kemudian aku meletakkan tangan dan mengambil makanan itu untuk mengotori wajahnya. Rasulullah tertawa menyaksikan hal tersebut sambil meletakkan pahanya di tubuh Saudah. Lalu beliau ikut meletakkan tangannya ke makanan itu dan menyuruh Saudah mengotori wajahku. Lalu Saudah pun mengoleskan makanan itu ke wajahku.
Rasulullah tertawa melihat kejadian itu. tetapi tiba-tiba Umar Ibn Khattab lewat. Rasulullah saw mengira Umar akan masuk menjumpai beliau. Maka beliau berkata kepadaku dan Saudah “Berdirilah, basuhlah wajah kalian agar Umar tak melihat wajah kalian.” Maka aku pun segera berlari dari Umar untuk memenuhi perintah Rasulullah saw.
Kisah ini menunjukkan bahwa betapa romantisnya Rasul membercandai dua orang istrinya dengan sangat jenaka. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata kehidupan rumah tangga Nabi jauh dari kesan menyeramkan dan horor. Di dalamnya, banyak kita dapati kisah-kisah jenaka yang memang sangat diperlukan untuk kehangatan antar anggota keluarga.
Dalam Mu’jam al-Kabir karya at-Thabrani dikisahkan bahwa suatu hari Ruzainah, salah satu sahabat Rasul bercerita: “sesungguhnya Saudah pernah datang pada Aisyah dan Hafshah dalam keadaan cantik dan sudah berdandan. Maka Hafshah berkata pada Aisyah, “Tidak enak rasanya kalau nanti Rasulullah datang menjumpai kita dalam keadaan tidak rapi sementara Saudah telah berdandan cantik di samping kita. Bagaimana kalau kita rusak saja dandanannya itu.”
Lantas Hafshah berkata pada Saudah, “Wahai Saudah, si mata juling Dajjal telah datang.” Tentu saja Saudah kaget dan ketakutan. Sambil bingug ia berkata “Dimana aku harus bersembunyi?”Hafshah menjawab “Bagaimana jika engkau masuk ke dalam kemah”
Waktu itu, kemah mereka terbuat dari pelepah daun kurma. Di tempat itulah mereka biasa bersembunyi. Saudah bergegas untuk bersembunyi di dalam kemah tersebut. Kebetulan di kemah itu terdapat sebuah kuali yang penuh dengan sarang laba-laba.
Tak lama kemudian Rasulullah datang. Sedangkan Aisyah dan Hafshah masih tertawa melihat reaksi Saudah yang ketakutan. Karena tertawa sampai terpingkal-pingkal, Rasulullah pun bertanya “Apa yang membuat kalian berdua tertawa?”
Keduanya menunjuk ke arah kemah. Maka beliau menghampiri kemah tersebut dan mendapati Saudah berada di dalamnya ketakutan. Rasulullah kaget kemudian bertanya “Wahai Saudah, apa yang engkau lakukan di tempat seperti ini?” ia menjawab “Wahai Rasul, si mata juling Dajjal telah keluar”.
Rasulullah kemudian menjawab “Dia belum keluar sedikitpun sekalipun suatu saat ia pasti akan datang”. Kemudian Rasul mengeluarkan Saudah dari dalam kemah dan membersihkan debu serta laba-laba yang menempel di tubuhnya.
Lagi lagi, dari kisah ini kita dapati betapa hangatnya rumah tangga Nabi. Istri-istri Nabi yang saat itu berjumlah tidak sedikit berinteraksi dengan sangat baik meskipun dalam beberapa riwayat kita dapati kecemburuan antara satu dengan yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa sekalipun Rasulullah adalah seorang pemimpin yang tegas dan berwibawa, namun dalam rumah tangga, beliau adalah seorang suami yang penuh cinta dan kasih sayang. Wallahu A’lam bis Shawab…