Ikuti Kami

Kajian

Kota Bukhara: Gudang Pengetahuan Islam yang Dibakar Pasukan Jengis Khan

BincangMuslimah.Com – Ada sebuah kota penting dalam jejak sejarah Islam yang tak pantas untuk dilupakan. Sebuah kota yang terletak di sebelah barat Uzbekistan, Asia Tengah. Kota yang dikenal dengan sebutan Wara’ an-Nahr (daerah yang bertengger di sepanjang sungai Jihun). Kota tersebut adalah Bukhara, yang secara bahasa memiliki makna lautan ilmu. Kota Bukhara menjadi pusat ilmu, budaya, dan agama. Yang demikian tak lain karena letak geografisnya yang terbilang strategis, yaitu berada di jalur sutera. Sehingga banyak pedagang dari berbagai bangsa bertemu di Bukhara.

Ali Akbar Dekhoda yang merupakan salah seorang sastrawan Iran menyebut Bukhara sebagai gudang pengetahuan. Begitupun dengan Jalaluddin Rumi yang mengungkapkan dalam puisinya “Bukhara sumber pengetahuan. Oh Bukhara pemilik pengetahuan”, sebuah ungkapan yang menggambarkan betapa kagumnya Rumi hingga menyanjungnya secara khusus.

Sebelum tentara Islam datang membawa dakwah, Bukhara adalah pusat pemujaan Anahita yang menganut agama Zoroaster yang menyembah api. Namun keadaan tersebut berubah ketika Ubaidillah bin Ziyad mampu menaklukkan Bukhara pada tahun 671 M.

Ketika Bukhara menjadi sentra perdagangan, disitulah Bukhara semakin banyak dikenal orang. Sehingga pada era keemasan Dinasti Samanid, Bukhara menjadi kota lautan ilmu dan pusat intelektual Islam. Saat itu, di kota Bukhara mulai bermunculan madrasah-madrasah yang mengajarkan ilmu pengetahuan.

Saat itulah Dinasti Samanid mulai memperbaiki sistem pendidikan umum. Di setiap perkampungan didirikan sebuah sekolah. Keluarga yang kaya-raya mendidikkan putera-puterinya dengan sistem home schooling atau sekolah di rumah. Anak yang berusia enam tahun mulai mendapat pendidikan dasar selama enam tahun. Setelah itu, anak-anak di Bukhara bisa melanjutkan studinya ke madrasah. Pendidikan di madrasah dilalui dalam tiga tingkatan, masing-masing selama tujuh tahun. Keseluruhan pendidikan di madrasah harus ditempuh selama 21 tahun.

Baca Juga:  Bolehkah Melaksanakan Ibadah Haji Menggunakan Uang Haram?

Para siswa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, mulai ilmu agama, aritmatika, jurisprudensi, logika, musik, serta puisi. Geliat pendidikan di Bukhara itu telah membawa pengaruh yang positif dalam penyebaran dan penggunaan bahasa Persia dan Uzbek. Tak heran, kemampuan penduduk Bukhara dalam menulis, menguasai ilmu pengetahuan serta keterampilan berkembang pesat. Di tanah Bukahara pun kemudian lahir sederet ulama dan ilmuwan Muslim termasyhur.

Contoh deretan ulama dan ilmuwan Islam yang lahir dari kota Bukhara adalah Imam Bukhari dan Ibnu Sina. Kedua tokoh tersebut menunjukkan bahwa Bukhara memiliki pengaruh besar pada era keemasannya, sehingga mampu melahirkan orang hebat yang berkontribusi banyak dalam dunia ilmu keislaman dan pengetahuan lainnya.

Namun pada tahun 1220 Bukhara jatuh ke tangan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Jengis Khan. Saat itulah Bukhara dibantai, dan segala bentuk madrasah, masjid, dan bangunan penting lainnya dibakar. Pancaran kemajuan peradaban ilmu dan kota lautan ilmu mulai redup, bahkan salah satu penyair melukiskan Bukhara dengan “ka am lam taghna bil amsi” : yang seolah-olah tak ada apa-apa sebelumnya. Sejak itulah Bukhara sudah tak lagi memegang peranan penting dalam kehidupan, budaya, dan keilmuwan.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Penulis adalah kandidat magister pengkajian Islam dalam bidang pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan aktif di Komunitas Jaringan Gusdurian Depok.

Komentari

Komentari

Terbaru

Islam kebebasan syeikh mutawalli Islam kebebasan syeikh mutawalli

Antara Islam dan Kebebasan Menurut Syeikh Mutawalli al-Sya’rawi

Kajian

korban kdrt dapat perlindungan korban kdrt dapat perlindungan

Di Zaman Rasulullah, Korban KDRT yang Melapor Langsung Dapat Perlindungan

Kajian

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Ngaji al-Hikam: Jika Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Kajian

rasulullah melarang ali poligami rasulullah melarang ali poligami

Kala Rasulullah Melarang Ali bin Abi Thalib untuk Poligami

Khazanah

puasa syawal kurang enam puasa syawal kurang enam

Puasa Syawal Tapi Kurang dari Enam Hari, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

orang tua beda agama orang tua beda agama

Bagaimana Sikap Kita Jika Orang Tua Beda Agama?

Khazanah

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Connect